Fourty Two

13.1K 1.4K 1.3K
                                    

"I want, but i cann't

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I want, but i cann't."
- Kafka Alta Legnard.

"Please..... Stay."
- Caroline Rilly Matthew

Cinta tidak bisa dilihat, cinta itu dirasakan oleh hati dan cinta itu ketulusan. Bukan hanya menerima tapi memberi. Menerima apapun yang akan terjadi di masa sekarang atau masa depan dan memberi apa yang mereka butuhkan.

Mencintai hatinya berarti cinta itu akan abadi di hati.


Tubuh ini bukan milik kita. Tubuh ini akan kembali pada dia, sang pencipta.

♢♢♢♢

Ketika Kafka pingsan, Ardan langsung memanggil perawat untuk mendapat bantuan. Mereka bertiga membantu memindahkan tubuh Kafka ke atas kasur dorong. Setelah itu, mereka langsung membawa Kafka ke ruang gawat darurat. Pikiran mereka sudah dipenuhi pikiran negatif.

"Kapan Kafka pingsan? Tadi setelah kecelakaan dia ngapain aja? Kenapa dia nggak langsung dibawa ke rumah sakit? Kafka ada nunjukkin keanehan ditubuhnya? Kalian ada ngeliha...."

"Rick, mereka enggak bisa jawab." Adlan memotong ucapan Ricky, karena Ricky terus saja bertanya tanpa memberikan kesempatan ke mereka untuk menjawab.

"Anak lo didalam lagi sekarat! Gue har...."

"Gue mau Dokter lain yang nangani Kafka." Lagi-lagi Adlan memotong ucapan Ricky dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Ricky untuk memperingati petugas medis yang lainnya untuk tidak membiarkan Ricky menyentuh Kafka saat kondisinya tidak stabil.

"Kafka pingsan lima menit yang lalu. Setelah kecelakaan dia langsung kesini tapi dia enggak mau langsung periksa. Dia mau nyelesain urusannya dulu dan tadi Aldi sempat lihat, waktu dimobil, ada erangan pelan Kafka." Aldi baru bisa fokus menjawab semua pertanyaan Ricky.

Ricky menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, mencoba mengurangi emosinya, "Kalian tahu apa yang bisa terjadi ke Kafka karena ini?!"

Eva berusaha untuk menenangkan dirinya dan mencoba berpikir positif mengenai keadaan Kafka, "Udah Rick, kamu marah-marah disini nggak akan ada yang berubah."

Saat itu Adlan kembali ke tempat mereka menunggu, "Dokter belum keluar?"

Ricky menggeleng, ia benar-benar khawatir. Ia ingin memeriksa Kafka sendiri, sayangnya Adlan sudah memperingatinya berulang kali untuk tidak menyentuh Kafka sedikit pun. Padahal ia sudah berusaha untuk meredekan emosinya.

Seorang Dokter keluar dari ruang gawat darurat, "Orang tuanya Kafka?"

"Ya, ada apa?" tanya Adlan.

YuanfenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang