Melangkah turun dari dalam mobilnya, Kendall mulai berjalan memasuki sebuah gedung berlantai delapan yang merupakan boutique pakaian miliknya, sekaligus kantor tempat dia bekerja. Melangkah masuk, Kendall langsung disapa dengan cukup ramah oleh beberapa karyawannya, dan dia pun balik menyapa mereka dengan cukup ramah disertai dengan senyuman. Keluar dari lift, dia mulai berjalan menyusuri koridor di lantai tempat ruangannya berada. Dan kembali, dia disapa dengan cukup ramah oleh beberapa karyawannya yang berada di sana.
"Morning Ms." Ucap Julie seraya bangkit dari duduknya, ketika melihat Kendall mulai ingin memasuki ruangannya. Dan Kendall yang kembali mendengar Julie memanggilnya dengan sebutan itu langsung menghentikan langkahnya dan mulai menoleh ke arahnya.
"Julie, remember..." ucap Kendall, yang bermaksud mengoreksi ucapannya itu kepadanya.
"I'm sorry. Morning Kendall." Ucapnya lagi, dan setelah itu Kendall langsung mengulas senyuman.
"Morning Julie." Balas Kendall, yang kemudian mulai melangkah masuk ke dalam ruangannya dan diikuti oleh Julie di belakangnya.
"Jadi, apa aku memiliki agenda lain selain meeting hari ini?" Tanya Kendall seraya mulai meletakkan tasnya ke atas meja, dan mulai menatap Julie yang sedang berdiri tidak jauh darinya seraya melihat sebuah buku catatan kecil di tangannya.
"Ya, ada...Kendall..." ucapnya, yang tampak masih merasa kurang nyaman ketika memanggil atasannya itu hanya dengan menyebutkan namanya tanpa menggunakan embel-embel apapun.
"Apa itu?"
"Anda memiliki jadwal makan siang dengan klien baru kita, yaitu CEO dari Styles inc." Ucap Julie, seraya mulai menatap Kendall yang saat ini tampak menatapnya dengan sedikit mengernyitkan dahi.
"Oh iya, aku ingat. Untuk membicarakan soal beberapa design yang dia minta waktu itu, bukan?" Tanya Kendall, dan Julie pun tampak menganggukkan kepalanya itu.
"Ok, apa hanya itu?" Lanjutnya lagi, dan Julie pun tampak melihat sesaat ke arah buku catatan kecil yang ada di tangannya.
"Hmm...ya, hanya itu untuk hari ini." jawab Julie, seraya kembali menatap atasannya itu.
"Baiklah, terima kasih Julie. Sekarang kau bisa kembali ke tempatmu."
"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu." Ucapnya, seraya sedikit menundukkan kepalanya ke arah Kendall dan setelah itu dia mulai melangkah keluar dari dalam ruangan.
Sedikit menghela nafasnya, Kendall mulai mengambil sebuah gelas yang terbuat dari stainless steel, yang berisi kopi yang sudah dia buat sebelum dia berangkat tadi. Sedikit menenggak isinya, Kendall mulai melangkah menuju salah satu jendela yang berada di ruangannya, dan mulai menatap ke arah pemandangan kota New York yang kelihatan sangat sibuk hari ini.
Kembali menenggak kopinya, dia lagi-lagi menghela nafasnya itu tapi kali ini dengan satu tarikan nafas yang cukup panjang, dan setelah itu dia mulai menghembuskan nafasnya secara perlahan.
Drrtt...drrtt...drrtt...
Mendengar suara dari getaran ponselnya, Kendall pun mulai membalik badannya dan mulai melangkah menuju mejanya untuk mengambil ponselnya yang berada di dalam tas. Melihat nama Gigi yang tertera di layar ponselnya saat ini, membuat Kendall langsung mengangkatnya.
"Halo Gigi, ada apa kau menelfon ku?"
"Halo Kendall. Aku hanya masih merasa bingung soal kejadian semalam. Sebenarnya apa yang pria itu lakukan kepadamu sehingga kau menamparnya?" Ucap Gigi, dan seketika Kendall langsung menggenggam gelas yang masih berada di tangannya dengan cukup kuat ketika dia kembali mengingat kejadian semalam.
"Sudah aku bilang, Gigi, 'pria hidung belang' itu bersikap kurang ajar kepadaku." Ucap Kendall dengan penuh emosi.
"Bersikap kurang ajar bagaimana?"
"Dengan seenaknya dia memegang pinggangku. Hal itu yang membuatku memberikan tamparan di pipinya, yang memang pantas dia dapatkan karena perilakunya itu."
"Tapi dia tidak melakukan hal lain lagi kepadamu, bukan?"
"Untungnya dia tidak melakukan hal yang lebih dari itu. Dan bisakah kita tidak membicarakan soal hal itu lagi?" Ucap Kendall, dan Gigi pun terdengar menghela nafasnya cukup panjang dari sebrang sana.
"Baiklah. Ya sudah, kalau begitu aku tutup telfonnya, ya? Aku ada meeting dengan agensi ku, bye Kendall."
"Bye Gigi." Dan sambungan pun mulai terputus.
Meletakkan ponselnya ke atas meja. Kendall pun mulai mendudukkan dirinya di bangku kerjanya seraya mulai menyandarkan bahunya pada sandaran kursi. Kembali sedikit mengingat bagaimana saat pria itu membisikkan kata-kata di telinganya, serta perilakunya yang menjijikkan, membuat dia kembali menggenggam gelas yang berada di tangannya dengan cukup kuat.
"Pria kurang ajar. Aku tidak akan pernah mau kembali ke tempat terkutuk itu dan tidak akan pernah mau untuk bertemu dengan pria seperti dia lagi. Tidak, dan tidak akan pernah."
**
Berjalan keluar dari ruang meeting, Julie dengan cepat langsung melangkah tepat di samping Kendall dan mulai sedikit menyamai langkah atasannya itu.
"Hmm...Kendall, ini saatnya anda makan siang dengan Mr. Styles CEO dari Styles inc."
"Baiklah. Dan berikan itu kepadaku." Ucap Kendall, seraya mulai mengambil alih tas dan juga beberapa dokumen yang berada di tangan Julie.
"Tapi Kendall, itu..."
"Tidak masalah, kau berat bukan membawanya sejak tadi? Jadi, biar aku yang bawa ini sekarang."
"Biar saya bantu dengan membawa sebagian dokumen itu." Ucap Julie, seraya kembali mengambil alih beberapa dokumen yang berada di tangan Kendall.
"Baiklah, terserah kau saja." Ucap Kendall, dengan sedikit menghela nafasnya. Dan Julie hanya tampak tersenyum kecil.
Mereka berdua pun mulai melangkah menuju lobby utama, di mana mobil Kendall sudah menunggu.
**
Mulai memasuki salah satu restoran yang cukup ternama di kota New York, Kendall dan juga Julie langsung di sambut oleh seorang pelayan pria, dan mereka langsung dituntun untuk menuju salah satu meja yang ada di sana, di mana sudah terdapat seseorang yang sedang duduk memunggungi mereka.
Sedikit membungkuk, pelayan pria itu pun mulai meninggalkan Kendall dan juga Julie di dekat meja itu. Sedikit melangkah ke depan untuk menatap seorang pria yang sedang duduk di bangku itu, seketika Kendall terkejut ketika melihat wajah pria yang dia temui saat ini.
"Pria ini..." dan ingatan akan kejadian semalam kembali terulang di kepalanya saat ini.
Masih terus menatap ke arah pria yang ada di hadapannya, tak lama pun pria itu mulai bangkit dari duduknya, seraya mulai mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Kendall. "Hello, I'm Harry, nice to meet you." Ucapnya, seraya menunjukkan senyumannya itu. Dan dengan diselimuti rasa keterkejutan sekaligus tidak percaya, Kendall masih saja terdiam di posisinya.
"Apa aku tidak salah menemui orang? Dia adalah klien baruku? "
***
Hi again! Dan akhirnya Kendall ketemu lagi sama Harry haha...
Sorry ya, kalo masih banyak typo nya. Thank you so much for reading, and don't forget to leave your vomment here...see ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionBisa bertemu dengan seorang pria seperti Harry adalah suatu hal yang tidak diinginkan oleh Kendall. Pertemuan pertamanya dengan Harry yang tidak berkesan baik, membuat Kendall menolak mentah-mentah untuk tidak akan mau lagi bertemu dengan pria itu...