Hening, itulah suasana yang tergambar di sekitar mereka saat ini. Harry dan Kendall hanya menyantap pancake yang Kendall buat untuk sarapan mereka berdua. Hari ini weekend jadi mereka bisa sarapan bersama, tidak seperti hari sebelumnya. Memasukkan potongan kecil pancake ke dalam mulutnya, Kendall melirik ke arah Harry yang juga sedang memakan pancakenya itu. Mengetahui ada yang sedang menatapnya, membuat Harry segera menatap Kendall. Tertangkap basah sedang menatapnya, dengan cepat Kendall mengalihkan pandangannya itu. Dan Harry pun terkekeh ketika melihatnya.
"Aku tampan, bukan begitu?" Ucap Harry, yang kemudian membuat Kendall menoleh dan tergelak.
"Ya, jika dilihat dari atas patung Liberty."
"Tapi intinya aku tetap tampan, kan?"
"Whatever." Balas Kendall, kembali mengalihkan pandangannya itu. Dan senyuman lebar mulai tersungging di wajah Harry saat ini.
Kembali dalam suasana hening, mereka berdua kembali menyantap pancake masing-masing.
"Ohya, semalam kelihatannya kau mengobrol banyak dengan Mrs. Collins. Apa saja yang kalian bicarakan?" Tanya Harry, menyesap secangkir teh hangat miliknya.
"Itu perbincangan wanita, jadi kau tidak boleh tau." Balas Kendall tanpa menoleh.
"Oh, always like that." Gumam Harry, yang membuat Kendall meliriknya dan sedikit berdehem.
"Ehemm...jika kau ingin tau, kami hanya membicarakan soal putrinya yang sangat mengagumi hasil rancanganku dan dia memintaku untuk men-design sebuah dress untuk dikenakan putrinya, untuk pertunangannya nanti. Dan hari ini aku akan bertemu dengan putrinya." Ucap Kendall, yang akhirnya menceritakan apa saja yang kemarin malam dia bicarakan dengan Mrs. Collins.
Tersenyum miring, Harry merasa kalau caranya tadi cukup ampuh untuk membuat Kendall bicara.
"Why are you smiling like that?" Tanya Kendall, dengan keningnya yang berkerut.
"No, nothing." Balas Harry, masih dengan senyuman miring di wajahnya.
"Dasar aneh. Lebih baik tadi aku tidak usah memberitahukannya kepadamu." Gumam Kendall.
"Terserah apa katamu, Ken. Dan seharusnya kau berterimakasih kepadaku karena jika kemarin malam aku tidak mengajakmu, mungkin kau tidak akan mendapatkan klien baru. Benar kan?" Ucap Harry, dan Kendall pun terkekeh.
"Baiklah, terimakasih Mr. Styles." Balas Kendall, yang membuat Harry langsung tersenyum sangat lebar dan memunculkan dimples nya. Entah kenapa hal itu membuat Kendall tertular untuk ikut tersenyum lebar.
Melihat Kendall yang juga ikut tersenyum lebar, perasaan senang pun muncul di dalam diri Harry. Akhirnya dia berhasil membuat Kendall merasa bahagia berada di dekatnya. Dan ini adalah kedua kalinya dia melihat Kendall yang berbeda ketika berada di dekatnya.
"Hmm...mana kunci mobilmu? Biar aku yang mengambil mobilmu itu." Mendengarnya, membuat Kendall terdiam sesaat berusaha untuk mengingat sesuatu.
"Ohya! Aku lupa kalau kunci mobilku ada di apartement. Sudah, biar aku saja yang mengambilnya nanti, sekalian aku berangkat ke boutique." Balas Kendall, yang kemudian menyesap secangkir teh miliknya.
"No. Biar aku saja yang mengambilnya. Kau berangkat dengan mobil yang ada di garasi. Jadi, mana kunci apartement mu?" Ucap Harry, yang membuat Kendall menatapnya dengan sebelah alisnya yang terangkat naik.
"Kenapa kau sangat ingin mengambil mobilku?" Tanya Kendall dengan penuh selidik.
"Sebagai seorang suami yang baik, aku hanya ingin membantu istriku." Balas Harry. Dan Kendall masih saja menatapnya penuh selidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionBisa bertemu dengan seorang pria seperti Harry adalah suatu hal yang tidak diinginkan oleh Kendall. Pertemuan pertamanya dengan Harry yang tidak berkesan baik, membuat Kendall menolak mentah-mentah untuk tidak akan mau lagi bertemu dengan pria itu...