Setelah selesai makan malam dan membereskan beberapa peralatan makan, Kendall segera bergegas menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Melangkah menuju kamar mandi, dia mulai menggosok gigi nya dan membersihkan mukanya. Mengambil handuk yang berada di dekat wastfel, Kendall mulai menyeka mukanya yang basah sambil melangkah untuk keluar dari dalam kamar mandi. Dan secara tiba-tiba tubuhnya tersentak kaget, ketika melihat Harry sedang merebahkah tubuhnya di atas tempat tibur.
"What are you doing here?" Tanya Kendall, dengan keningnya yang berkerut.
"Istirahat." Balas Harry santai, dengan matanya yang tertutup.
Kendall yang melihat hal itu langsung mendengus kesal. Melangkahkan kakinya menuju tempat tidur, dengan sedikit kasar Kendall menarik tangan Harry agar pria itu menyingkir dari tempat tidur.
"Hey, Ken, apa yang kau lakukan?" Tanya Harry, yang mulai membuka matanya dan menatap Kendall dengan mengernyitkan dahinya itu.
"Menyingkirkanmu dari tempat tidur." Balas Kendall, masih dengan susah payah menarik tangan Harry.
"Tapi aku ingin istirahat, Ken. Kenapa kau tega mengusirku?" Ucap Harry, yang kemudian membuat Kendall berhenti dengan nafasnya yang tersengal-sengal.
"Yeah, I know. But sorry, this is not your room. This is my room. Barangmu sudah aku pindahkan ke kamar sebelah, jadi kau istirahat di sana." Ucap Kendall, yang kemudian membuat Harry menatapnya tidak percaya.
"Bagaimana bisa begitu? Kita ini sudah resmi menjadi suami istri, bagaimana bisa kita tidur terpisah?"
"Tentu saja bisa. Jadi, sekarang lebih baik kau keluar dari kamar ini, jika memang kau adalah seseorang yang menghargai aku sebagai perempuan." Ucap Kendall, yang membuat Harry terdiam.
Harry adalah seseorang yang memang sangat menghargai perempuan. Apalagi jika sudah menyangkut soal perasaan seorang perempuan, dia tidak akan pernah mau menghancurkan perasaan seorang perempuan yang ada di dekatnya. Menurutnya perempuan adalah makhluk yang spesial yang tidak seharusnya untuk disakiti.
Menghela nafasnya cukup panjang, Harry bangkit dari posisinya. Tapi dia kembali terdiam ketika melihat tangan Kendall yang masih memegang tangannya. "Bagaimana bisa aku pergi jika tanganku masih kau pegang seperti itu." Ucap Harry, disertai dengan senyuman miringnya itu. Dan Kendall yang menyadari hal itu dengan cepat melepaskan tangannya itu.
"Sekarang cepat kau keluar dari kamar ini." Ucap Kendall lagi, dan dengan menghela nafasnya cukup panjang, Harry bangkit dari tempat tidur.
Berdiri terdiam menghadap Kendall dengan pandangan lurus ke arahnya, secara perlahan Harry mendekatkan wajahnya itu dengan wajah Kendall. Dan secara perlahan juga Kendall menjauhkan wajahnya itu.
"Jika dia melakukan sesuatu yang aneh, aku tidak akan segan untuk segera menampar wajahnya itu." Ucap Kendall di dalam hatinya, sambil mulai bersikap waspada. Melihat wajah Kendall yang kelihatan cukup waspada, membuat Harry secara tiba-tiba tertawa. Melihat hal itu, membuat Kendall menatapnya dengan mengernyitkan dahi. Sadar kalau ternyata dia sedang dikerjai, dengan cepat dia mendorong tubuh Harry menjauh darinya. "Dasar pria menyebalkan." Ucapnya dengan cukup kesal. Dan Harry masih saja terus tertawa dengan cukup puas.
"Stop laughing, or I will kick your ass outta here." Ucap Kendall lagi, masih dengan penuh kekesalan.
"Baiklah, Kendall Nicole Jenner. Oh, atau lebih tepatnya Kendall Nicole Jenner Styles, aku akan keluar dari kamar ini. Good night and sleep tight." Ucapnya, dengan tawanya yang sudah mereda. Dan kembali dia mengelus puncak kepala Kendall dengan sedikit mengacak rambutnya. Merasa sedikit risih dengan hal itu, membuat Kendall segera menepis tangan Harry dari puncak kepalanya. "Baiklah, aku pergi. Tidur yang nyenyak, Ken." Dan setelah itu Harry melangkah keluar dari dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanficBisa bertemu dengan seorang pria seperti Harry adalah suatu hal yang tidak diinginkan oleh Kendall. Pertemuan pertamanya dengan Harry yang tidak berkesan baik, membuat Kendall menolak mentah-mentah untuk tidak akan mau lagi bertemu dengan pria itu...