St. Patrick's Cathedral, salah satu gereja terkemuka di kawasan Manhattan, sekaligus salah satu landmark dari kota New York kelihatan berbeda di pagi hari ini. Beberapa orang yang mengenakan jas maupun gaun kelihatan cukup sibuk berjalan sana-sini untuk mengecek beberapa hal. Ya, ini adalah harinya. Hari di mana pernikahan Kendall dan Harry akan dilaksanakan. Dan di tempat yang berlainan, tidak jauh dari gereja itu, seorang perempuan sedang duduk tenang di sebuah bangku, dengan seorang penata rias yang sedang mendan-danni wajahnya agar kelihatan semakin cantik.
Memoleskan lipstik berwarna nude pada bibirnya sebagai langkah terakhir, penata rias itu pun tersenyum melihat wajah Kendall yang sudah semakin cantik.
"Kau kelihatan sangat cantik, Kendall. Aku jadi iri melihatnya." Ucap penata rias itu, membuat Kendall memberikan senyuman manisnya itu.
"Thanks, Jane." Ucap Kendall. Dan Jane, yang merupakan penata rias sekaligus hairstylist yang biasa melayani Kris jika ada acara tertentu, dan juga sudah cukup akrab dengan Kendall, balas tersenyum ke arahnya, sambil membereskan peralatan makeup miliknya.
"Ya sudah, kalau begitu aku tinggalkan kau di sini tidak apa kan?" Tanya Jane, dan Kendall hanya menganggukkan kepalanya itu. "Baiklah kalau begitu. Happy wedding for you and Harry." Ucapnya dengan sedikit meremas bahu terbuka Kendall. Dan setelah itu dia mulai melangkah pergi, meninggalkan Kendall sendiri di ruangan itu.
Menghela nafasnya panjang, Kendall mulai menatap pantulan dirinya di cermin. Dia sudah kelihatan sangat cantik walau hanya dengan makeup natural. Dan rambutnya pun sudah ditata dengan rapih, dengan sebuah mahkota kecil yang menghiasi rambutnya.
Kembali menghela nafasnya panjang, Kendall pun berusaha untuk tersenyum, untuk menyemangati dirinya sendiri. Seperti yang kalian tau, dia sama sekali belum siap untuk melakukan pernikahan ini. Tapi demi melihat orang tuanya bahagia, dia mau melakukan hal ini. Dan dia merasa, bahwa ini lah jalan hidupnya, jadi dia harus siap dan menerimanya.
Tok...tok...tok...
"Ken?"
Mendengar suara ketukan pintu bersamaan dengan suara seseorang, membuatnya segara menoleh ke sumber suara.
"Masuklah, pintunya tidak dikunci." Pintu pun terbuka, yang kemudian menunjukkan Kylie, Gigi dan juga Gemma dari baliknya.
"Oh my god, Kenny. Ini benar-benar kau?" Ucap Kylie, yang merasa sedikit terkejut ketika melihat Kendall. Begitupun dengan Gemma dan Gigi yang berdiri di samping kanan dan kirinya.
"Kenapa kalian begitu terkejut ketika melihatku?"
"Kau kelihatan sangat cantik, Ken. Kami sampai pangling melihatnya." Ucap Gigi, yang diberi anggukkan oleh Gemma dan juga Kylie.
"Iya, Kendall. Kau benar-benar kelihatan sangat cantik. Kau itu seperti seorang putri dari negeri dongeng." Ujar Gemma, menambahkan.
"Itu terlalu berlebihan." Balas Kendall, dengan disertai sedikit kekehan.
"Kami serius mengakatan hal itu, Kenny. Dan sama sepertimu yang kelihatan sangat cantik, Harry juga kelihatan sangat tampan. Dan aku tidak bisa membayangkan ketika kalian berdua berdiri berdampingan nanti. Kalian berdua pasti akan kelihatan seperti seorang pangeran dan juga putri. Betapa serasinya kalian berdua." Ucap Kylie, seraya menyatukan kedua tangannya di dada dengan kepalanya yang sedikit dimiringkan, seperti sedang membayangkan apa yang dia ucapkan. Kendall, Gigi dan Gemma pun sedikit terkekeh ketika melihatnya.
"Hmm...permisi nona-nona, bisa aku bicara sebentar dengan pengantin wanita yang sudah kelihatan sangat cantik itu?" Mendengar suara Bruce dari arah pintu, membuat mereka semua segera menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionBisa bertemu dengan seorang pria seperti Harry adalah suatu hal yang tidak diinginkan oleh Kendall. Pertemuan pertamanya dengan Harry yang tidak berkesan baik, membuat Kendall menolak mentah-mentah untuk tidak akan mau lagi bertemu dengan pria itu...