Duduk berdua pada bangku santai yang ada di balkon kamar Kendall ditemani angin malam yang berhembus mengelus setiap inci kulit mereka dan juga menerbangkan tiap helai rambut mereka. Tapi nampaknya dinginnya angin yang berhembus malam ini tidak membuat mereka ingin beranjak pergi masuk ke dalam untuk menghangatkan diri. Dengan posisi mereka yang saling berdekatan dan sebuah selimut tebal yang menyelimuti tubuh mereka, sepertinya sudah menciptakan suatu kehangatan tersendiri bagi mereka berdua.
"Ken, lihat. Bahkan mereka mengambil foto kita saat berciuman." Ucap Harry, ketika melihat salah satu berita online.
Ya, memang saat ini mereka sedang mengecek beberapa berita online. Mengingat kejadian tadi siang bisa saja diabadikan oleh paparazzi secara diam-diam. Dan benar saja, berita mereka sudah tersebar luas saat ini. Bahkan foto Kendall yang mencium Harry langsung menjadi trending topic dihampir seluruh media online.
"What the...bagaimana mereka bisa melakukan hal itu? Itu melanggar privacy namanya." Ucap Kendall, memperotes.
"Kau sendiri yang menciumku di depan publik, Ken. Kenapa sekarang kau yang memprotes?"
"Itu aku lakukan untuk membuatmu menjadi lebih tenang. Bukan bermaksud untuk mengumbar kemesraan di depan umum."
"Hmm...sepertinya aku harus lebih sering berkelahi dan meledakkan emosiku agar aku bisa terus mendapatkan ciuman darimu?"
"Itu adalah pemikiran paling bodoh dan konyol yang pernah aku dengar. Dan tanpa kau berkelahipun, aku akan menciummu." Ucap Kendall, membuat Harry sedikit tersenyum miring.
"Really?"
"Yeah."
"So, kiss me now?"
"Hmm...not now." Balas Kendall, membuat Harry menghela nafasnya.
"Liar." Gumam Harry, tapi masih bisa didengar dengan jelas oleh Kendall.
"I'm not a liar. Tentu aku akan menciummu, tapi nanti bukan sekarang."
"Yeah, whatever." Ucap Harry acuh, dan mengalihkan pandangannya itu dari Kendall. Dan kali ini Kendall yang menghela nafasnya.
"Oh, you're so childish." Dengan begitu Kendall bergerak untuk mencium pipi Harry. "Done. You just got what you want."
"But, I want you to kiss me right here." Ucap Harry, seraya menoleh dan menunjuk bibirnya. Kendall pun menurtinya dengan mengecup bibir Harry singkat.
"Done."
"A bit longer." Kembali mengehal nafasnya, Kendall pun kembali mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Harry dengan waktu yang cukup lama.
Setelah beberapa lama, mereka pun melepaskan tautan bibir mereka dan saling tatap satu sama lain. Harry mulai tersenyum puas saat ini. Dan itu membuat Kendall terkekeh ketika melihatnya. Mengalihkan pandangan satu sama lain, pandangan mereka mulai kembali mengarah ke layar laptop. Dan Harry mulai merangkul bahu Kendall agar lebih mendekat kearahnya, dan juga mengarahkan kepala Kendall agar bersandar di bahunya.
"Apa si pria bodoh itu masih menghubungimu dan memintamu untuk bertemu?" Tanya Harry, membuat Kendall mengernyitkan dahi dan sedikit mendongakkan kepala.
"Jordan maksudmu?"
"Ya, siapa lagi pria bodoh di dunia ini selain dia." Balas Harry, membuat Kendall sedikit terkekeh geli. Dan Harry pun menoleh dengan mengernyit. "Is there something funny Mrs. Styles?"
"Tidak. Hanya saja, kenapa kau bisa menyebut dia bodoh? Asal kau tau, dia itu mahasiswa terpintar dan terbaik di kampus dulu."
"Ya, terus saja membelanya. Tapi, apakah dia bisa memimpin sebuah perusahaan besar diumur yang masih terbilang muda seperti diriku? Hm?" Ucap Harry, yang membuat Kendall sedikit memutar matanya dengan disertai sedikit kekehan. "Answer me, Mrs. Styles. Or I will kiss your hot lips right now." Ucap Harry, yang secara perlahan mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Kendall.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionBisa bertemu dengan seorang pria seperti Harry adalah suatu hal yang tidak diinginkan oleh Kendall. Pertemuan pertamanya dengan Harry yang tidak berkesan baik, membuat Kendall menolak mentah-mentah untuk tidak akan mau lagi bertemu dengan pria itu...