Chapter 27

1.9K 207 39
                                    

Pagi hari menjelang, Kendall yang sudah rapih dengan pakaian kantornya sedang sibuk menyiapkan sarapan untuknya dan juga Harry. Mengangkat dua telur mata sapi dan juga bacon dari atas pan, lalu dia meletakkannya di atas dua buah roti gandum panggang. Selesai, dia langsung membawanya menuju meja makan yang juga sudah terdapat dua buah cangkir berisi teh hangat, yang berada di kedua sisi meja makan yang berbeda.

Sementara itu, Harry yang juga sudah rapih dengan setelan jas nya mulai melangkah turun untuk menuju ruang makan. Memasuki ruang makan, matanya langsung tertuju pada Kendall yang sudah duduk manis dibangku meja makan sambil menyantap sarapannya. Dan hal itu pun membuat dia mengembangkan senyum.

"Morning, Ken." Ucapnya, yang membuat Kendall menoleh.

"Morning. Duduklah, sudah aku siapkan sarapan untukmu."

"Hmm...kelihatannya enak." Ucap Harry, yang mulai mendudukkan dirinya pada bangku yang ada di sebrang Kendall.

"Hanya sebuah roti panggang, masih kalah enaknya dari masakkanmu." Ucapnya, dan kembali memasukkan potongan kecil roti panggang ke dalam mulutnya.

"Jadi, kau memuji masakkanku?" Tanya Harry, sambil memotong roti panggang miliknya tanpa menatap Kendall.

"Aku memang selalu memuji masakkanmu kan? Setiap kali kau memasak dan menanyakan apakah masakkanmu enak atau tidak, aku pasti selalu menjawab enak, kan."

"Tapi kau tidak pernah memujiku." Perkataan yang Harry lontarkan membuat Kendall seketika terdiam. Gugup dengan detak jantung yang tidak beraturan sedang melanda Kendall saat ini. Dia pun tidak berani menatap balik Harry yang sedang menatap lurus ke arahnya. "Sudahlah, lupakan ucapanku yang tadi. Tidak usah kau pikirkan." Mendengarnya, membuat Kendall secara perlahan mulai menatap ke arahnya yang saat ini sedang tersenyum simpul. Kendall pun balik tersenyum simpul.

Setelah itu mereka kembali melanjutkan sarapan mereka dengan keheningan. Dan suasana terasa sedikit aneh di antara mereka saat ini.

"Bodoh. Apa yang sebenarnya kau katakan tadi, Harry? Bagaimana jika dia tersinggung dengan ucapanmu?" Batinnya bersuara. Dan perasaan menyesal mulai melandanya. Berhenti sesaat dari aktivitasnya, dia sedikit melirik ke arah Kendall untuk melihat ekspresi wanita yang ada di hadapannya itu.

Drrtt...drrtt...drrtt...

Suara getaran ponsel milik Kendall yang berada di atas meja langsung memecahkan keheningan yang terjadi di antara mereka. Dan membuat Harry langsung menatap benda pipih itu. Mengambilnya, Kendall mengernyit ketika melihat ada pangilan masuk dari unknown number.

"Angkatlah, Ken. Jangan buat orang yang menelfonmu menunggu." Ucap Harry, yang membuat Kendall menoleh dan setelah itu dia baru mengangkatnya.

"Halo?"

"Halo Kendall, ini aku Lily."

"Oh, iya Lily, ada apa?"

"Sebelumnya maaf menelfonmu pagi-pagi begini."

"Tidak masalah. Jadi, ada apa?"

"Hmm...begini, apa hari ini aku dan kekasihku bisa menemuimu di boutique mu? Aku ingin kau merancangkan setelan jas untuk kekasihku, Jordan, untuk acara pertunangan kami nanti. Apakah bisa?" Tanya Lily, dan seketika Kendall terdiam dengan ekspresi wajahnya yang juga ikut berubah.

"Bagaimana ini?" Ucapnya dalam hati, berusaha untuk berpikir.

Harry yang sedari tadi menatap Kendall, sedikit mengernyitkan dahinya itu ketika melihat perubahan ekspersi Kendall saat ini.

"Halo? Kendall? Kau masih di sana?" Ucap Lily dari sebrang sana, yang membuat Kendall segera tersadar.

"Hmm...ya?"

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang