Melangkah masuk, aku segera berjalan menuju sofa dan menjatuhkan tubuhku di sana. Menghela nafas panjang, aku mulai melepaskan topi yang memang sejak pergi tadi aku kenakan, dan melempar itu ke atas meja. Mengedarkan pandanganku, aku baru menyadari kondisi rumah yang sangat sepi. Kemana Kendall?
Bangkit dari posisiku, aku berniat untuk mencarinya. Melangkah menuju lantai dua, aku mulai mencari keberadaannya di kamarnya. Tapi ternyata dia tidak ada di sana. Memutar tumit, aku mulai sedikit mengintip ke dalam kamarku. Tapi dia tidak ada di sana juga. Kembali memutar tumitku, aku mulai melangkah menuju ruang kerjaku. Dan lagi-lagi dia juga tidak ada di sana.
Seketika aku mulai merasa khawatir dan juga panik. Kemana dia pergi? Tidak mungkinkan dia pergi untuk menemui Jordan? Ok, ya memang sikapku ini mulai berlebihan. Tapi sungguh, aku tidak rela dia pergi menemui pria brengsek semacam Jordan itu.
Kembali menuju lantai bawah, kakiku mulai membawaku untuk menuju dapur. Melewati ruang makan, pandangan mataku mulai menangkap punggung seorang wanita dengan rambut sebahu yang dibiarkan terurai, sedang duduk di pinggir kolam renang. Menghela nafasku panjang, aku berjalan menuju halaman belakang untuk menghampirinya.
"Good day, Mrs. Styles." Ucapku, dan sempat membuat Kendall sedikit terlonjak kaget, tapi secara perlahan dia pun menoleh ke arahku.
"Kau sudah kembali rupanya." Ucapnya, dengan disertai senyuman dan juga matanya yang sedikit menyipit karena silaunya cahaya matahari saat ini. Aku pun hanya tersenyum dan mulai mendudukkan diriku tepat di sampingnya.
Dan setelah itu kami hanya saling terdiam dengan pandangan kami mengarah lurus ke depan. Menoleh, aku menatap wajah Kendall yang kelihatan begitu teduh dan menyejukkan disiang hari yang terik ini.
Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa Jordan dengan teganya pergi meninggalkan wanita secantik Kendall. Jika aku jadi dia, aku tidak akan pernah mau melakukan tindakkan bodoh seperti itu. Puas menatap wajah teduhnya, aku pun mulai mengalihkan pandanganku darinya.
"Ada yang sedang kau pikirkan?" Tanyaku, membuat Kendall dengan cepat menoleh.
"Hmm...tidak." Balasnya, yang kemudian sedikit menundukkan kepalanya itu.
Mengetahui jika Kendall sedang menutupi sesuatu dariku, aku pun kembali menghela nafasku. Dan terpikirkan olehku untuk menanyakan soal hal itu kepadanya secara langsung. "Ken, maukah kau jujur kepadaku mengenai suatu hal?" Tanyaku lagi, seraya menoleh ke arahnya yang masih menunduk. Dan saat ini bisa aku lihat jika tubuhnya sedikit menegang.
Mendongak dia pun mulai menatapku. "Hmm...soal apa?" Tanya nya, dengan sedikit ragu.
"Hubungan kau dengan Jordan." Ucapku, dan lagi-lagi Kendall tampak menegang.
"Hmm...i-itu..." Dia terdiam, kemudian dia mengalihkan pandangannya dariku dan menghela nafasnya cukup panjang sebelum kembali bicara. "Jordan itu kekasihku. Tapi itu dulu. Sekarang hubunganku dengannya sudah berakhir. Aku pun sudah memelupakannya dari hidupku. Dan jika aku disuruh memilih antara dirimu dan dia, tentu aku akan lebih memilih dirimu daripada pria brengsek seperti dia, yang bisanya hanya menyakiti hati wanita." Ujarnya, dan entah kenapa aku sedikit terkekeh ketika mendengar ucapannya itu.
"Kenapa? Ada sesuatu yang menurutmu lucu?" Tanya nya, yang kembali menoleh ke arahku. Aku pun hanya mengidikkan bahuku. Membuat dia sedikit berdecak kesal. "Dasar menyebalkan." Gumamnya dan kembali mengalihkan pandangannya dariku. "Dan akhirnya kau mengetahuinya juga." Ucapnya lagi, tanpa menoleh ke arahku.
"Jadi selama ini kau berusaha untuk menutupinya dariku?"
"Ya─tidak, bukan maksudku untuk menutupinya darimu. Tapi waktunya hanya belum tepat." Balasnya, yang kemudian kembali menundukkan kepalanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionBisa bertemu dengan seorang pria seperti Harry adalah suatu hal yang tidak diinginkan oleh Kendall. Pertemuan pertamanya dengan Harry yang tidak berkesan baik, membuat Kendall menolak mentah-mentah untuk tidak akan mau lagi bertemu dengan pria itu...