Sinar matahari menyelinap masuk dari sela-sela tirai dan mulai menerangi kamar. Mereka berdua masih terlelap dengan Kendall yang memunggungi Harry dan tangan Harry yang melingkar di sekitar pinggang dan perut Kendall.
Sedikit bergumam ditidurnya, disertai dengan dahinya yang mengenyit, Kendall tampak sedikit bergerak tidak nyaman. Dan secara tiba-tiba Kendall membuka matanya dan bergerak dengan cepat menuju kamar mandi, sambil menutupi mulutnya dengan sebelah tangan.
Harry yang merasakan pergerakkan tiba-tiba di dekatnya, mulai membuka matanya sambil mengerjapkannya beberapa kali. Melihat Kendall yang masuk ke kamar mandi dengan begitu cepat membuatnya mengernyit.
"Ken, ada apa?" Tanya nya, dan mulailah trendengar suara dari kamar mandi. Mendengar itu, membuatnya dengan cepat menyusul Kendall.
"Kendall, kau baik-baik saja?" Tanya nya, yang sudah masuk ke dalam kamar mandi, dan melihat Kendall dengan posisi tubuh membungkuk di wastafel, berusaha untuk mengeluarkan isi perutnya.
"Pergilah, Harry. Ini menjijikkan untuk dilihat." Ucapnya, yang tak lama kembali berusaha untuk mengeluarkan isi perutnya.
Harry pun bergerak mendekati Kendall dan membantunya memegangi rambutnya, dan juga sedikit memijat bagian tengkuknya. Selama beberapa saat Kendall terus berusaha untuk mengeluarkan isi perutnya karena dia merasa begitu mual. Dan Harry juga masih terus berada di dekatnya. Menyalakan kran air, Kendall mulai sedikit membasuh sekitar mulutnya dan juga wajahnya beberapa kali.
"Merasa lebih baik?" Tanya Harry, dan Kendall hanya menganggukkan kepalanya itu, sambil mengeringkan wajahnya dengan handuk.
Dan setelah itu, Harry membawa Kendall untuk duduk di pinggir tempat tidur. Mengambil segelas air dari atas nakas, Harry pun memberikannya kepada Kendall, lalu ikut duduk di sampingnya.
"Kau ingin ke rumah sakit?"
"Tidak perlu. Aku hanya mual, bukan sesuatu yang parah."
"Kau yakin?" Tanya Harry lagi, dengan jari tangannya yang menyelipkan beberapa helai rambut Kendall ke belakang telinga.
"Iya Harry. Kau tidak perlu khawatir." Balas Kendall, seraya tersenyum ke arahnya. Menghela nafasnya, Harry pun balas tersenyum ke arahnya.
"Baiklah. Tapi jika nanti kau kembali merasa mual, kita harus segera ke rumah sakit. Ok?" Ucap Harry, dan Kendall hanya mengangguk masih disertai dengan senyuman di wajahnya.
Harry pun memeluk tubuh Kendall dari samping dan mengecup pelipis Kendall cukup lama, seraya mengelus kepalanya dengan lembut. Kendall yang merasa nyaman dengan hal itu, membuatnya memejamkan matanya.
**
"Kau yakin ingin menemaniku?" Tanya Kendall, ketika mereka berdua melangkah turun dari mobil untuk menuju Grand Palais. Harry yang berjalan di samping Kendall hanya menganggukkan kepalanya, tanda kalau dia yakin. "Kau yakin tidak akan merasa bosan?"
"Tentu tidak, karena aku yakin di dalam nanti akan ada banyak model cantik yang membuatku tidak merasa bosan."
"Ish, kau ini." Respon Kendall, sambil mengalihkan pandangannya dari Harry. Harry pun tersenyum cukup lebar saat ini, ketika melihat respon Kendall.
"Tentang, sayang. Aku hanya bercanda. For me, you're the most beautiful." Ucap Harry, dengan sedikit mencubit pipi Kendall.
"Whatever." Ucapnya, bersikap pura-pura tidak peduli.
"I'm serious, Ken. Please, don't be mad at me." Ucap Harry, yang kemudian memberhentikan langkah Kendall dengan mengarahkan tubuhnya agar saling berhadapan. Melihat ekspresi Harry yang terlihat seperti anak kecil yang ingin menangis karena meminta permen, membuat Kendall terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionBisa bertemu dengan seorang pria seperti Harry adalah suatu hal yang tidak diinginkan oleh Kendall. Pertemuan pertamanya dengan Harry yang tidak berkesan baik, membuat Kendall menolak mentah-mentah untuk tidak akan mau lagi bertemu dengan pria itu...