Chapter 43

1.6K 163 15
                                    

"Harry? Dia bukan orang yang seperti itu. Ya, memang, ketika aku pertamakali bertemu dengan Harry, dia terlihat seperti seorang bajingan. Tapi, apa yang Barbara katakan itu tidak benar." Kendall masih belum bisa berhenti memikirkan soal yang Barbara ceritakan kepadanya.

Sejak tadi dia sudah berusaha untuk mengabaikan apa yang Barbara ceritakan dan berusaha untuk fokus dengan pekerjaannya, tapi tetap saja semua hal itu kembali terngiang di kepalanya. Dan Julie sampai beberapa kali memangil namanya berulang-ulang untuk menyadarkan dirinya dari lamunannya.

"Ken? Kendall? Kendall?" Dan ini sudah menjadi yang ke empat kalinya.

"Iya? Oh god, maafkan aku Julie." Balas Kendall, dengan mengusap wajahnya kasar.

"Kendall, kau baik-baik saja? Sepertinya kau sedang banyak pikiran?" Tanya Julie, dan Kendall menggelengkan kepalanya itu.

"Tidak, aku tidak apa-apa. Jadi, apa yang ingin kau katakan tadi?"

"Aku hanya ingin bertanya, apa kau ingin aku ambilkan minum? Aku lihat botol air yang ada di tanganmu sudah kosong." Balasnya, membuat Kendall sedikit tersenyum.

"Terimakasih, Julie. Tapi tidak perlu, aku bisa mengambilnya nanti."

"Baiklah kalau begitu." Balas Julie, dengan disertai senyuman.

Saat ini, mereka berdua masih berada di Grand Palais, lebih tepatnya di sebuah ruangan di mana terdapat beberapa bangku, meja rias, dan juga pakaian-pakaian yang menggantung di tempatnya, di sudut ruangan. Dan Kendall kelihatan mulai mengecek kelengkapan dari setiap pakaian untuk fashion show nya dua hari lagi.

Drrtt...drrtt...drrtt...

Merasakan ada getaran dari ponselnya yang berada di dalam sling bag nya, Kendall segera merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya itu. Melihat nama Harry yang tertera di layar ponselnya, entah kenapa membuat Kendall hanya terdiam menatapnya. Setelah beberapa saat, dengan sedikit menghela nafasnya, akhirnya Kendall menggeser tombol hijau dan mengarahkan ponselnya ketelinga.

"Halo?"

"Hey, Ken. Kau masih di sana?"

"Ya." Balas Kendall, dan terdapat jeda beberapa saat di antara mereka.

"Ken, kau baik-baik saja? Kelihatannya kau tidak beremangat?" Tanya Harry, kembali membuka pembicaraan di antara mereka.

"Yeah, I'm good. Aku hanya....entahlah." Balas Kendall, sambil berjalan menuju salah satu bangku yang berada di dekatnya.

"Kau yakin? Just tell me, Kendall."

"Yeah, I'm good, Harry. Kau tidak perlu khawatir." Balas Kendall, membuat Harry menghela nafasnya cukup panjang dari sebrang sana.

"Ya sudah kalau begitu. Ohya, aku akan ke Grand Palais. Apa kau ingin memesan sesuatu?"

"Untuk apa kau ke sini? Memangnya pertemuanmu sudah selesai?"

"Tentu saja untuk menemanimu. Dan ya, pertemuanku sudah selesai. Dan siapa tau, dengan adanya aku di sampingmu nanti mood mu bisa jadi lebih baik?" Mendengar ucapan Harry itu, membuat Kendall sedikit terkekeh.

"Ya sudah, terserah kau saja."

"Jadi kau ingin memesan sesuatu atau tidak?"

"Hmm...aku rasa tidak."

"Baiklah. Tunggu aku di sana, ok? Aku pastikan dalam tiga puluh menit aku sudah sampai. I'll drive very fast, like Vin Diesel in Fast and Furious." Ucappan Harry berhasil membuat Kendall terkekeh geli.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang