Di perjalanan pulang, Kendall tampak fokus menyetir sementara Sky yang duduk di bangku belakang sedang asik dengan boneka teddy bear coklat yang baru saja dibelikan oleh Harry tadi. Melirik dari arah kaca spion tengah, Kendall mengembangkan senyuman di wajahnya ketika melihat Sky.
"Kau suka boneka barumu?" Tanya Kendall, Sky tampak menganggukkan kepalanya cepat sambil menatap Kendall yang duduk di kursi pengemudi. Dan senyuman di wajah Kendall masih terus mengembang karena melihat respon Sky itu.
"Uncle Harry baik ya, Mom." Ujar Sky, membuat Kendall sedikit memudarkan senyumannya itu. Tapi tak lama dia kembali berusaha untuk tersenyum lebar. "Hmm...Mom?"
"Ya." Balas kendall, seraya menoleh sesaat ke arah Sky.
"Hmmm...apakah Dad juga baik, sama seperti uncle Harry?" Pertanyaan Sky itu membuat Kendall terdiam.
"Hmm..."
"Mom?"
"Hmm...ya, Dad juga orang yang baik sama seperti uncle Harry." Balas Kendall, lalu melirik Sky dari arah spion tengah untuk melihat ekspresi putri kecilnya itu, yang saat ini tampak mengangguk-nganggukkan kepalanya itu.
"Coba Dad ada di sini, pasti hari ini akan lebih menyenangkan." Lagi-lagi Kendall terdiam setelah mendengar ucapan Sky tadi. Dan kali ini hatinya terenyuh karena mendengarnya.
"Oh Sky, maafkan Mom, sayang." Ucapnya di dalam hati, sambil kembali melirik sesaat ke arah Sky.
Menghela nafasnya cukup panjang, pikirannya saat ini mulai bermain soal pembicaraan yang sempat dia lakukan bersama dengan Harry di mall tadi. Ya, pembicaraan seputar hal yang kemarin sempat mereka berbua bicarakan. Dan sebenarnya pembicaraannya dengan Harry tadi masih belum menemukan titik terang karena Kendall yang masih belum bisa untuk memaafkan Harry, lebih tepatnya hatinya yang masih belum bisa menerima Harry kembali ke sisinya.
Selain itu pikirannya juga mulai bermain soal perkataan Sky tadi. Memikirkan hal itu membuat persaannya lama-lama tak tega membiarkan Sky yang terus seperti itu. Dan saat ini dia mulai beralih untuk memikirkan keputusan yang harus dia ambil serta memikirkan juga bagaimana cara mengatakan yang sejujurnya kepada Sky.
**
Malam hari tiba. Dengan hanya penerangan dari sinar bulan yang masuk ke dalam kamarnya, Harry berbaring di atas tempat tidurnya, dengan kedua tangannya yang dia lipat ke belakang kepalanya. Dengan posisi seperti itu, dia hanya terdiam menatap lurus ke arah langit-langit kamarnya seraya memikirkan Kendall yang masih belum bisa memaafkan dirinya. Sedari tadi dia tidak bisa berhenti memikirkan akan pembicaraannya dengan Kendall siang tadi.
Menghela nafasnya panjang, setelah itu dia mulai memejamkan matanya berusaha untuk menenangkan pikirannya itu. Walaupun sepertinya hal itu agak sulit untuk dia lakukan karena selain pikirannya, perasaannya juga tidak bisa tenang dari rasa khawatir kalau Kendall tidak akan pernah mau memaafkan dirinya.
Drrtt...drrtt...drrtt...
Mendengar suara getaran dari ponselnya yang berada di atas nakas, membuat Harry, tanpa membuka matanya mulai meraba-raba nakas untuk mencari letak ponselnya. Menemukannya, dia baru membuka matanya untuk melihat layar ponselnya itu. Dan seketika dia mengernyit karena ada satu panggilan masuk dari unknown number. Ponselnya terus saja bergetar karena Harry yang masih terdiam menatap ponselnya dan belum berniat untuk mengangkat telfon itu. Tak lama, ponselnya pun berhenti begetar. Masih dengan mengernyit, Harry terus menatap layar ponselnya sambil berusaha mencari tau nomor siapa itu sebenarnya.
Drrtt...drrtt...drrtt...
Dan secara tiba-tiba ponselnya kembali begertar dengan nomor yang sama tertera di layar ponselnya itu. Dengan kening yang semakin berkerut disertai dengan rasa penasaran, akhirnya Harry menggeser tombol hijau dan mengarahkan ponselnya ke telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionBisa bertemu dengan seorang pria seperti Harry adalah suatu hal yang tidak diinginkan oleh Kendall. Pertemuan pertamanya dengan Harry yang tidak berkesan baik, membuat Kendall menolak mentah-mentah untuk tidak akan mau lagi bertemu dengan pria itu...