Somi SP
"Ya somi-ah *odisoo!" teriak Yoojung dari layar video call hpku.
"Macet Eonni," rengekku.
"Som, mian, kita ga bisa tunggu lg, kita udah mau take off. Manager udah beli e-tiket baru buatmu. Nanti dia kirim ke mail," kata nayoung.
"Tungguin dong Eon, please, 1 jam lagi aku sampe ko," pintaku memelas.
"Mian som, udah ga bisa, kalau nunggu, berarti harus beli tiket baru buat kita semua ma staff juga," jelas Chungha.
"Araso, Eon, See U there," ucapku lirih sambil menutupnya.
"Aku berangkat sendiri, hiks, Oppa temenin ya," pintaku kepada manajer dari JYP yang umurnya dua kali lipat denganku.
"Mian som, ga bisa, Oppa ada kerjaan lain udah ini. Pasti ada staff dari YMC yang nemenin km. Ini kan diurus mereka."
"Ne oppa," jawabku lemah.
***
Aku merutuki diriku sendiri. Aku hampir menangis ketika tahu aku benar-benar harus sendiri berangkat ke sana. 'Gila! Tau gitu aku paksa Oppa ikuuut!' teriakku salam hati.
Akhirnya aku masuki pesawat dengan nafas tersengal, beberapa orang memperhatikanku namun aku mengacuhkannya. Mataku terfokus mencari nomor yang sama dengan tiket yang ku pegang sampai akhirnya aku melihat Namjoon, salah satu member BTS, tertidur pulas dengan kursi kosong di sebelahnya.
'Daebak, BTS!' gumamku dalam hati. Ya BTS, BB yang di stan habis-habisan sama Yoojung. Akupun mengecek nomornya ternyata berbeda. Kursiku berada tepat di belakang kursi kosong itu. Ada dua orang *namja yang cekikikan melihat layar HP di sana. Entah video apa yang mereka lihat, tak ada suara pula karena mereka mengunakan earphone.
Mataku kembali terbelalak menyadari mereka adalah Jimin dan Jungkook. Walaupun awalnya ragu, aku memberanikan diri memberi salam lebih dulu.
"Anyeonghaseyo seonbenim, yeogi ... kursiku kan?"
"Ne anyeonghaseyo, ya kamu duduk di sini, aku duduk di depan ko" jawab Jimin terperanjat sambil berpindah ke kursi depan.
Jungkook hanya terdiam. Akupun tidak mempedulikannya dan melepas ranselku. Tiba-tiba dia meraih tasku dan membantuku memasukannya ke bagasi. 'Oh, dia baik juga,' ucapku dalam hati.
"Banggapseumnida seonbenim," ucapku mencoba mencairkan suasana, namun dia hanya tersenyum.
'What?! Can he say something?! It's so awkward!' gumamku dalam hati.
Akhirnya HP menjadi alih perhatianku. Namun beberapa menit kemudian dia akhirnya mengeluarkan beberapa patah kata.
"Jeogi... kau ga akan ganti airport fashion mu ini?"
"Ah matta!" sahutku. Sebenarnya ini pakaian yang aku pakai saat jadi MC di The Show tadi, belum sempat ganti karena mengejar waktu yang tak terkejar pula akhirnya.
Setelah mengobrak-abrik tas, ternyata tidak ada baju sehelai pun. Semuanya disiapkan di koper oleh staff yang telah terbang duluan. 'Bagus somi' gumamku sambil kembali duduk lemas.
"Wae geure?" tanya namja di sebalahku.
"Aku lupa bawa baju ganti," jawabku.
"Pakai ini, supaya ga terlalu dingin," ujarnya sambil meletakan jaket, menutupi bagian bawah tubuhku.
"Gomawo, oppa, eh, seonbenim!"
"Gwaencana, just call me oppa," ucapnya sambil tersenyum.
'Wow, such a gentleman,' ucapku dalam hati.
"Geure, call me somi too, Op-Pa," balasku dengan senyuman lebar, sengaja dengan menekan kata oppa untuk mencairkan suasana. Dia membalas senyumanku. Aw!
"Kamu kenapa sendiri?" tanyanya.
Akupun menjelaskan panjang lebar disertai ekspresi kekecewaan. Dia mendengarkan dengan seksama, sesekali mengangguk, dan ... tersenyum. Entah kenapa, padahal menurutku tidak ada hal yang lucu dalam ceritaku, menyedihkan lebih tepatnya, ah.. mungkin aku terlihat konyol. But I don't care^^
Tak terasa waktu satu jam pun telah berlalu, kami sudah mengobrol berbagai hal seputar dunia per-idol-an. Dia berbagi pengalaman bagaimana memulai debut di usia belia dan menjadi maknae di groupnya. Rasa canggung berangsur memudar di antara kami.
'*Mochin oppa, mungkin dia bisa menjadi oppaku seperti jackson dan yugyeom' pikirku sambil menatap kedua bola mata jungkook yang mengedip beberapa saat untuk membasahi retinanya. Selang beberapa lama, mataku mulai lelah dan kami kehabisan bahan obrolan. (*cool)
"Matamu sepertinya lelah, ayo kita tidur saja, masih ada waktu dua jam lagi,"ujarnya.
"Ne, oppa," jawabku yang tidak lama mengatupkan kedua pupil ini.
***
Jungkook SP
Gadis itu sudah tertidur pulas. Senyumanku merekah ketika mengamati wajahnya dengan make up minimalis. 'Ya, dia begitu cantik dengan bulu mata tebal, hidung yang tinggi, serta bibir yang ... oke jungkook sadarlah' gumamku sambil menampar pelan pipi kananku.
Kepala yeoja itu berputar-putar sampai akhirnya mendarat manis di bahu kiriku. Aku membatu tak tahu harus berbuat apa. Mataku berlari-lari berharap kedua hyung di depanku menoleh, tapi nihil dan akupun menyerah. Wangi aroma sampo rambutnya membuatku mendaratkan wajahku di kepalanya dan mengecup rambutnya. Aku pun terperanjat setelah menyadari apa yang kuperbuat, 'Jeon Jungkook *micosoo!' rutukku dalam hati. (*crazy)
Aku pun terjaga sepanjang perjalanan. Tiba-tiba somi merangkul lengan kiriku dengan erat.
"Dingin," gumamnya dalam tidur.
'Damn, memang ACnya begitu dingin, namun bagian kiri tubuhku membara. *Appaa, ottokeee?!' teriakku dalam hati. (*Ayah, gimana ini?!)
***
Penulis SP
Lelaki yang duduk di depan somi terkekeh tak bersuara. Dia menikmati setiap ekspresi wajah kookie kesayangannya. HP-nya secara diam-diam merekam video percakapan mereka.
'Wow, jeon jungkook. Sekarang udah jadi man bukan boy lg. Neo Jugoso!' pikirnya sambil terus menahan tawa.
Biar appropiate, umur somi di sini 18 korean age n jungkook 20 korean age ya.
masih belum muncul konfliknya, semoga ga bosen ^^'
Vote n komen kalau suka, makasi^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Switch On (Tamat)
Fanfiction{12 Feb '17 -- 11 Apr '18} Isi: • Intro: BTS n IOI • Chap: 1-56 (Tamat) • Outro: I-VII (last) • Bonus Chapter Rating R (+) 😅 Sinopsis: Dua maknae dari boyband n girlband korea yang lagi naik daun ini mengalami kejadian yang tak terduga ketika MAMA...