Outro IV

388 40 7
                                    

Jungkook SP

Yeoja di sebelahku masih tetap memejamkan matanya, aku pun terus menggenggam tangannya. Sebenarnya aku agak kaget ketika Somi memintaku memegang tangannya, kaget senang tepatnya, senang jangan-jangan dia juga menyukaiku.

Kenapa "juga", karena aku menyukainya dari dulu, dari jaman dia masih di sixteen. Semua hyungku tidak tahu awalnya, ralat, maksudku awalnya hanya satu hyungku yang tahu, kalian pasti bisa menebaknya. Dia Hyung yang merekamku dan Somi di pesawat. Ya, dia si cebol Jimin.

Kenapa Jimin bisa tahu? Ya, karena aku curhat padanya. Bodoh memang, tapi mau gimana lagi, dia lebih berpengalaman dalam urusan ini, katanya dia punya banyak teman yeoja dan pernah beberapa kali pacaran sebelum debut.

Sebenarnya aku ragu, itu fiktif atau nyata, karena dia ga punya buktinya. Dia bilang pas putus dihapus semua fotonya karena mantan2nya itu selingkuh atau ga tahan LDR.

Kenapa jimin, tidak yg lain, ga tahu juga sih, enak aja kalau curhat sama Hyung satu ini. Semenjak masih traniee dia yang paling dekat denganku karena kita suka PP Seoul-Busan bareng.

Tentu aku juga dekat dengan hyungku yang lain, geundeu, aku sudah dekat dengannya lebih dulu, dari aku jaman SMP yang lumayan pendiam. Jimin juga penasihat yang baik dan pendengar setia. Walaupun kadang dia menyebalkan karena sering menggodaku.

Ya berkat Si bantet comel ini juga Hyung-hyungku yang lain juga tahu karena dia posting video aku somi di pesawat itu. Jadinya membuat Hyung2ku memborbardir diriku dengan pertanyaan, ya jadi kepaksa jujur.

Ketika mereka tanya kenapa aku menyukainya, entahlah suka aja gitu, kalau dibilang karena fisik, oke itu bisa jadi nilai plus, geundeu aku lebih suka ke personality nya yang baik, aktif, humoris, easy going, dan apa adanya. Ga jaim2 ni anak kayak tadi tuh nyanyi Attack Bangtan dengan koreo gilanya.

Terus dia mendekati yeoja idealku. Kami juga banyak kesamaan, jadi menurutku akan asik kalau temenan sama dia, hmmm kalau bisa lebih sih, hehehe

Pernah sih, nyoba minta dikenalin secara ga langsung sama Somi ke si Yugyeom, sampai-sampai aku nekat masuk ke gedung JYP. Modusnya pengen lihat2 aja, untung Si Yugyeom percaya. Tapi sayang Sominya ga ada. Pas tahu dia satu sekolah apalagi satu ekskul, senang banget tadinya. Tapi ya tetep susah ngajak ngobrol karena sekalinya aku masuk sekolah jadi kayak fansign aja.

Lama larut dalam pikiranku sendiri, tak kusadari butiran salju pun turun dengan sangat deras. Untunglah sekarang aku sudah sampai di lokasi, namun aku masih belum tahu yang mana rumah Somi.

Kualihkan pandanganku ke yeoja di sebelahku. Mataku terbelalak ketika kulihat air mata Somi mulai meluncur indah di pipi merah mudanya.

"Somi?! Irona! Jinja Gwaenchana?" ucapku sambil mengguncangkan tubuhnya.

Perlahan bola mata coklatnya terbuka. Pupilnya sedikit memerah. Dia hanya terdiam dan menatapku dalam. Ah jantungku, walaupun lagi nangis, kecantikan tetap ga luntur.

"Kepalamu tambah pusingkah?" tanyaku khawatir sambil deg-degan.

Dia hanya menggeleng, Lalu dengan tangan gemetar (*semoga dia ga nyadar bahwa ini tulus setengah modus), aku menghapus air mata di pipinya.

'Duh, pipinya halus banget, jadi pengen nyubit, terus... Aish, plak! Sadar Jeon Jungkook!' ucapku pada diri sendiri.

"Aniya, aku hanya mimpi buruk..."

Aku pun tersenyum lega. Lega karena bisa tahan buat ga nyubit pipi meronanya.

"Wah jangan-jangan karena aku memegang tanganmu" candaku garing mencoba menghiburnya.

Switch On (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang