36

430 52 0
                                    

Somi SP

Mataku terbelalak ketika bibir Jungkook tidak mendarat di bibir tapi pipi kiriku. Aku pun menoleh sehingga hidung mancung kami kembali beradu. Kedua alis ku angkat, pertanda heran dengan apa yang Jungkook lakukan.

Dia hanya tersenyum kecil dan mengigit bibir bagian bawahnya. Aish...

"Neo yeppeo.. cantik.." bisiknya di telingaku.

Duaaar! Dag dig dug n-kali. 

Jantungku sepertinya mau meledak mendengar kata-kata itu. Meskipun aku sering mendengarnya dari orang lain. Tapi ketika kata-kata itu keluar dari mulut namja bunny ini, terasa sangat berbeda, seperti menimbulkan efek makna yang lebih spesial.

Bibirnya kini mulai menjelajah dari telinga menuju daerah leher dan collarbone-ku. Akal-ku ingin menyuruhnya berhenti, namun naluri tubuhku berkata lain. Tanganku malah mencengkram erat leher dan kepalanya. Tubuhku seperti menikmati setiap sentuhan bibir yang namja yang ini berikan.

Tangan kanan namja berotot ini sepertinya tertular virus byuntae tanganku. Jari-jemarinya mulai masuk dan bergerak liar di bawah kaus putih kebesaran yang kukenakan. Mwo?!

Bukannya mendorong namja byuntae ini, aku malah mempererat cengkramanku. Kugigit bibir bawah agar suara anehku tidak keluar. Namun satu gerakan jari dan  bibirnya membuat usahaku gagal.

"Ah~~ Ups!" aku langsung menutup mulut, kaget dengan suara aneh yang berasal dari pita suaraku sendiri.

Jungkook pun sepertinya kaget juga dan segera menghentikan aktivitasnya. Dia langsung menampar pipinya sendiri. 

"Jusungeyo, mmm, ini sudah lebih dari 10 menit... sepertinya kalian sudah melakukan kiss itu lebih dari tujuh kali... bisakah kalian melaporkan apa yang terjadi pada kami sekarang?" tanya namja di balik speaker itu membuat kami tersipu.

'Selama itukah kami melakukannya...' gumamku dalam hati.

Jungkook pun membuka setengah selimut yang menutupi tubuh kami. Kami pun duduk dan bersandar ke bagian belakang kasur.

"Apa kalian sudah selesai?" tanya namja lagi.

Aku dan Jungkook hanya menganggukkan kepala dan kembali menunduk.

"Apa kalian sudah kembali ke tubuh masing-masing?" tanya Eonni peneliti.

"Ne.." jawabku singkat sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhku dan hanya menyisakan kepala saja.

"Apa yang terjadi?" tanya Eonni kembali.

"Setiap kali selesai skinship itu, kami terus bertukar tubuh." jawab Jungkook.

"Baiklah, gomawo atas kerja sama kalian. Silakan kalau mau istirahat dan makan. Kamar mandi ada di pojok kiri ruangan." ucap Eonni.

"Sekarang jam 06.00 pagi. Seragam baru untuk kalian sudah kami siapkan. Kalau kalian mau sekolah, kami akan antar." tambah namja di sebelah Eonni.

"Beri kami waktu 1 jam untuk siap-siap. Kami ingin ke sekolah saja" pintaku.

"Geureu, take your time. Kalau kalian siap, tekan saja tombol merah di pintu keluar ruangan."

Jungkook SP

Kami sudah selesai mandi dan  berseragam SOPA rapi.  Sekarang sedang menyantap hidangan tadi yang disiapkan. Hening, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutku dan Somi. Mataku mencoba melirik Somi, namun pandangan yeoja itu masih fokus pada makanannya.

"Som..." ucapku memecah keheningan.

"Eo?" tanyanya menoleh ke arahku sekilas lalu kembali fokus kepada makanannya.

"Jeongmal, jinja mianhe..."

"Wae?" tanyanya tanpa menoleh padaku.

"Tadi aku lepas kontrol..."

"Oh, gwaenchana.."

"ANGWAENCHANA!" tanpa sadar aku menaikkan suaraku dan membuatnya pandangan Somi langsung fokus ke arahku.

"Aku sudah memperingatkanmu. Sebesar apapun kau percaya padaku, aku ini tetap seorang namja! Kau harusnya menghentikanku! Berteriak! Mendorongku! Memukul, menghajar dan menendangku!"

Somi terdiam.

"Apa kau akan melakukan hal yang sama jika namja lain melakukan hal itu?"

Somi menggelengkan kepalanya, namun masih tidak mengeluarkan sepatah katapun. Sadar suaraku terlalu keras, aku pun pindah duduk di sampingnya.

"Maaf aku teriak padamu. Aku hanya takut melakukan hal yang lebih jauh padamu. Wae? Kenapa kau tidak menghentikanku?" tanyaku dengan nada melunak.

"Molla..."

"Wae molla?"

"Molla, aku ga tahu... Otakku menyuruhku menghentikanmu, tapi tubuhku tidak mengikuti peritahku dan berbuat semaunya sendiri.." rona merah kini menghiasi kedua pipinya.. Ha... neomu sarangsurowo...

"Mwo? Jinja?" tanyaku, senang mendengar pengakuan Somi.

Somi menganggukkan kepalanya.

"Wae? Bukannya kau menyukaiku sama seperti hyungku yang lain?"

"Nan molla, aku ga ngerti, pusing mikirnya juga. Aku baru baru pertama kali ngerasain hal kayak gini..."

Sesungging senyuman merekah di wajahku. Mungkin saja ini pertanda lampu hijau kalau Somi juga mempunyai perasaan yang sama padaku... Who knows...

"Gwaenchana, jangan dipaksain. Nanti kau akan ngerti sendiri." tambahku sambil memegang telapak tangannya.

'Ketika Somi sadar akan perasaannya sendiri, saat itu pula aku akan kembali menyatakan perasaanku.' janjiku dalam hati.

"Kajja! Kau sudah selesai makannya kan. Kita ke sekolah sebelum siswa-siswa lain datang."

"Eo, kajja!"

Kami pun berjalan menuju pintu keluar dan menekan tombol merahnya. Ketika pintu terbuka, seorang namja paruh baya dengan pakaian jas hitam sudah menunggu kami. 

"Perkenalkan, saya sopir yang akan mengantar kalian ke sekolah." ucapnya ramah.

Aku pun tersenyum dan menarik tangan Somi untuk keluar dari ruangan ini.

"Tunggu!" ucap Somi.

"Wae?"

"Aku mau pamitan dulu."

Somi pun berlari kembali ke tengah ruangan. Dia memutar-mutar kepalanya mencari sesuatu, namun sepertinya gagal.

"Eonni, oppa peneliti! Kalian masih di sini?"

tak ada jawaban.

"Kalau kalian denger ini. Aku hanya ingin  ucapin makasiii banyak. Jangan nyerah! Aku tunggu kabar baik dari kalian ya. Hwaiting!" ucapnya dengan aegyo yang natural.

'Semakin hari, yeoja ini semakin... aish, kalau saja aku bisa menembakmu sekarang...' gumamku dalam hati.

TBC

Gomawo udh baca and voment

Maaf, update chapter hari ini agak-agak... 😅😅😅

See Ya next update!

Switch On (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang