11

623 81 4
                                    

Jungkook sebaga Somi SP

"YAA! Apa yang kau lakukan?!" teriak namja di bawahku.

Aku tidak memperdulikannya dan terus menatap kedua bola matanya tajam. 

"Diamlah..." ucapku pelan.

Dia pun pasrah dan membalas tatapanku dengan mulut yang dimajukan. Aku pun melanjutkan hitunganku dalam hati.

6..7..8..9..10..

"Mwoya? Tidak ada yang terjadi," ucapku pelan dan membantingkan tubuhku di sebelah namja itu. 

"Apa yang kau lakukan cookie? Kenapa kau bisa ada di sini? Ah... maaf tidak menjawab teleponmu..." ujar namja itu sambil berbalik ke arahku.

Aku hanya tersenyum simpul dan menaruh telapak tanganku di dahinya.

"Gwaenchana, nanti aku cerita. Aku lapar, Som. Belum makan dari pagi. Oia, tubuhku tidak apa-apa kan?"

"Jangan khawatir, tubuhmu kuat sekali cookie! Aku sudah tidak merasa sakit sekarang! Lihatlah urat-urat ototmu yang menonjolkan ini!" balasnya sambil mengulurkan kedua lengannya ke arahku.

"Juga choco abs-mu ini!" senyumnya nakal sambil mengangkat kaos putih yang ia gunakan.

"Andwe! Kau tidak malu melakukannya? kau ini seorang yeoja!" sergahku sambil menurunkan kembali baju yang dipakai.

"Aku sudah terbiasa melihat appa-ku telanjang dada di rumah. Dia juga punya yang seperti ini!" bangga sambil menepuk perutnya pelan.

Aku hanya menggelengkan kepala melihat dia berpose dengan mengangkat kedua tangan menirukan Kang Hodong, mantan olahragawan sirreum yang sekarang menjadi MC terkenal di Korea. Senyum nakalnya terus melebar seperti meyakinkanku kalau dia baik-baik saja.

 'Yeoja ini, dia tidak biasa...' gumamku dalam hati.

***

"Kau tidak perlu masak untukku. Lagipula kau juga sedang sakit," ucapku yang duduk tak jauh dari namja yang sedang bergelut dengan peralatan dapur.

"Aku sudah sehat. Percayalah padaku! Salahmu sendiri kenapa tidak makan dari pagi. Kau harus menjaga tubuhku baik-baik, cookie-ah."

Ok, melihat tingkah konyolnya tadi, kurasa dia baik-baik saja...

Tak lama kemudian, hidangan bibimbap lengkap dengan side dish-nya sudah tersedia.

"Wow, kau pintar masak juga somsom!" ujarku sambil melahap hidangan itu.

"Geurom! Aku ini paling jago masak di I.O.I," balasnya sambil menjentikkan kedua jarinya dan mengedipkan sebelah mata dengan memberi backsound dari mulutnya.

"So, ceritakan padaku apa yang terjadi cookie," tambahnya setelah aku selesai melahap semua makanan dan membersihkan kembali peralatan makannya.

Kejadian di Hongkong sampai kedatanganku ku perusahaan Nyamyung tadi mulai kucerita. Dia menyimaknya dengan saksama, sesekali matanya menyiratkan rasa bersalah karena tidak bisa membantuku. Dia terus mengucapkan miane di sela-sela penuturanku.

"Gwen-cha-na! Ini bukan salahmu," balasku sambil mengeluarkan ponsel dan FD mini dari tas, kemudian menghubungkannya ke televisi yang ada di depan kami,

"Coba kamu dengar penjelasan waiter itu! Aku tidak mengerti apa yang dia katakan! Aku hanya dengar dia bilang woman dan out," gerutuku kesal.

"Hahaha ok dokey cookie!"

Matanya terpejam, telinganya dipasang untuk mendengarkan rekaman itu dengan saksama. Tanpa sadar aku terus mengamati namja di sebelahku ini. Aku pun tenggelam dalam pikiranku sendiri.

'Sepertinya aku sudah terbiasa dengannya. Rasa gugup yang selalu aku rasakan ketika berada di dekat seorang yeoja menghilang jika bersamanya. Wow! Ini pertama kalinya aku merasa nyaman berada di perempuan. Gelisah dan frustasi yang tadi ku rasa juga menghilang. Hmm, mungkin karena aku sudah terbiasa dengan tubuhnya... Atau karena sekarang wujudnya seorang namja... Ah, atau mungkin aku... ' 

Tiba-tiba lamunanku buyar oleh suaranya yang sudah tak asing di telingaku.

"Cookie, waiter itu berkata kalau kita seperti mabuk dan tak sadarkan diri setelah meminum minuman yang kita pesan. Ketika dia hendak menolong kita, seorang wanita menghampirinya. Wanita itu seperti orang korea juga berumur pertengahan 30 tahun. Wanita kulit kuning langsat dan rambut pendek itu, berkata mengenal kita. Dia dan kedua temannya berjanji membawa kembali ke kamar. Waiter itu percaya karena mereka bukan orang sembarang. Mereka tamu kelas VVIP yang sering menginap di hotel itu."

"Ck, siapapun mereka, harusnya waiter itu menghubungi hyungku atau temanmu..." ucapku lirih.

"Gimana lagi, mereka itu V-V-I-P! Jadi apa kau bertemu dengan wanita itu di gedung Nyamnyung?" tanyanya.

"Tidak, resepsionis berkata dia sedang tugas di luar negeri dan akan menghubungiku. Ah matta! Kau harus melihat video yang diberikan resepsionis itu.." jawabku sambil menekan tombol play. 

Seorang lelaki paruh bayu berkacamata dengan pakaian rapi serba putih muncul di layar LED TV . Dia mirip sekali dengan MC Cangcorang, pembawa acara nomor satu di Korea Selatan.

"Mwoya?! Bukankah itu Yoo Jaesuk-nim??" ucap somsom terperangah memasang raut muka yang sama denganku ketika melihat video itu pertama kali.


Part 11 done

Weekend, mansae!!!

Semoga tidak bosen dengan ff ini yang terus bertambah misterius ^^'

Pengingat saja, cookie itu sebutan buat jungkook yang ada di tubuh somi,

nah, somsom sebutan buat somi di tubuh jungkook. 

Biar ga pusing, karena author pun kadang pusing ^^'

See Ya in part 12





Switch On (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang