01

1.5K 123 18
                                    

Jungkook SP

"Somi-ah, *ireona, kita sudah sampai," bisikku pelan di telinganya. (*bangun)

Gadis itu terbangun sambil meregangkan kedua tangannya. Matanya masih terlihat sayu dan bibirnya dia gerakkan ke depan. 

"Oppa, boleh aku pinjam jaketnya? Kau tahu bajuku ini agak ...," ucapnya sambil tersenyum kaku. Aku pun hanya mengangguk sambil menggerakkan kedua alisku.

"Gomawo," ucapnya sambil tersenyum manis sekali. Ah... detak jantungku...

Namjoon yang sedari tadi tertidur akhirnya terbangun. Jimin pun menyuruhnya membalikkan badan ke arahku.

"Jungkoo ...," katanya tertahan melihat yeoja di sebelahku.

"Jeon Somi, machi?" lanjutnya terbelalak. Yeoja itu tersenyum mengangguk dan membalasnya dengan salam.

"Ya, Jeon Jungkook. Kenapa kau tidak membangunkanku dari tadi!" ujarnya sambil menepuk kepalaku pelan. Aku hanya tersenyum dan menjelaskan apa yang terjadi.

***

Somi SP

Kalau kata peribahasa bagai mendapat durian runtuh artinya .... aku pun tidak tau, yang pasti bukan kepalaku ketiban duri durian ya^^

Ya, bagaimana tidak, jantungku berdegup tidak senormal biasanya. Aku tidak tahu harus bersyukur atau mengumpat karena aku berada di dalam mobil menuju hotel bersama 7 oppa ini plus manager mereka yang tak kalah tampan plus supir tentunya. Aku membeku diapit oleh Jungkook dan Taehyun di bagian paling belakang mobil hitam ini. 

"Somi-ah, banggawo, let's be friend!" ucap Taehyung sambil menjabat tanganku. Senyuman tersungging di bibirku sambil meng-ia-kan ucapannya. Oppa yang lainnya mun berkata sama dengannya. Sedikit lega menghampiriku, karena sebetulnya aku takut menciptakan atmosfer yang canggung. Rumor yang beredar mereka itu BB yang sulit didekati. Namun aku kira itu memang sekedar rumor belaka. Ya, they have nice personality.

Tangan laki-laki bernama Taehyung, yang menurut Doyeon paling tampan se-BTS itu, masih menggenggam tanganku. Heol ...

"Ya Taehyung-ah, hati-hati, nanti muscle pig membantingmu lagi," ucap Hoseok ketika melihat tangan Taehyung masih menjabat tanganku.

"*Aniya, bias jungkook itu Chungha!" timbal Yoongi menggoda Jungkook. (*Bukan)

"YA Hyuung!" protes Jungkook. Aku hanya tersenyum simpul sambil melepaskan genggaman tangan Taehyung.

"Somi, siapa bias mu di BTS?" tanya Jin tiba-tiba.

"Aku suka kalian semua, kalian semua punya charm yang berbeda-beda dan menarik buatku *geunde ...," jawab Somi. (*tapi)

"Geunde ..." ucap 7 oppa itu bersamaan yang berhasil membuatku tertawa.

"I most respect Namjoon Oppa, I love your swaaag," ucapku sambil menirukan gaya Unpretty Rapstar.

"Yo Somi, kamu bias oppa juga. boing boing boing!" balas Namjoon ala Show Me The Money dan membuat mereka semua tertawa.

Tawaku pecah ketika melihat tingkah mereka yang sekarang menirukan gerakan lagu Pick Me yang diputar di mobil tersebut. Aku pun tidak kalah menirukan gerakan Blood Sweat n Tears ketika track lagu itu dimainkan. 

"Ne pitam numul ..." nyanyiku sambil sedikit melebih-lebihkannya. Tawa mereka pun pecah dan tepuk tangan dari berbagai sudut mengapresiasi gerakanku.  Mereka mulai bernyanyi denganku dengan sedikit hyper. Hahaha. This is so fun

Tak lama kemudian kamipun sampai di hotel. "Neomu gomawo, Oppa! Neomu Jemiso!" ucapku sambil memamerkan gigi putihku.

"Gwaenchana somi-ah, lets do our best for tonight. IOI fighting!" ucap Jin.

"BTS fighting!" ujarku kemudian berbalik mencari tempat para Eonni berada. Aku tidak mendengar bisikan Jimin kepada Jungkook, "Ya, kau tidak akan membelai dan mengecup rambutnya LAGI?" 

Mata Jungkook melotot seakan mau keluar kemudian mengejar Jimin yang sudah lari duluan, "Hyuuuung, kau melihatnyaaa!" 

"Ne, aku bahkan punya videonya!"

***

Sinar matahari mulai menyelinap ke dalam gorden kamar hotel dan berhasil menyinari sebagian wajahku yang terbangun dari tidur pulas itu. Aku mulai membuka mata perlahan.

'Ah, aku masih tak percaya kami mendapatkan award Best New Female Artist di ajang pernghargaan tadi malam' pikirku dalam hati. Ku gerakkan tubuhku sampai mengenai sebongkah tubuh yang tertutupi selimut di sebelahku. Aku sedikit heran karena seingatku kasur kami double  bukan single king size seperti ini.

"Ya Yoojung Eonni, Irona!" ucapku dengan aegyo sambil menyingkirkan selimut putih itu.

Betapa terkejutnya aku melihat sosok tersebut bukan Yoojung. Kulitnya putih merona, matanya yang tertutup dihiasi bulu-bulu halus yang letik. Bibir merahnya sedikit terbuka. Nafasnya teratur menandakan dia masih tertidur pulas. Aku menyingkapkan rambut dark brown panjang yang menutupi sebagian wajahnya untuk memastikan.

"Deg, benar, dia ... aku," gumamku pelan. Aku pun menjauh dari tempat tidur tersebut.

'Mwo? Apa aku sudah mati?' pikirku dalam hati.

***

Yee beres juga! Mulai ni muncul konfliknya.

Makasi yg udah vote n komen.

Keep voment ya ^^

Switch On (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang