04

897 101 8
                                    

Jungkook SP

Aku mematung di depan pintu kamar 6031 ini sambil menghela nafas, menyadari tubuhku yang masih terjebak di raga yeoja center IOI ini. Aku pun menempelkan kartu dan membuka pintu itu sepelan mungkin, meminimalisir suara sekecil apapun. 

Hening ... setelah aku pastikan aman, ku langkahkan kakiku memasuki kamar. Mataku langsung tertuju pada tas ransel hitam di atas meja. Setelah  menemukan tas hitam yang akan kubawa itu, aku melangkahkan kakiku perlahan, berusaha untuk tidak membangunkan dua yeoja yang masih berada di alam mimpi.

Dua langkah lagi tersisa sampai dapat meraih tas itu. Kedua bola mataku terus menuju ke benda hitam itu tanpa menoleh sedikitpun kepada dua yeoja yang pulas dengan posisi tidak karuan. 

Ketika berhasil mengambil tas itu, mataku tertuju pada jaket hitam yang dipinjam Somi. Ya, jaket kesayanganku. Akupun buru-buru meraihnya untuk mempersingkat waktu. Namun, Bruk! suara benda jatuh dari dekat tempat menaruh jaket tadi. Aku pun membeku ketika menoleh ke sumber suara yang memanggil nama Somi.

"Somi kau mau kemana lagi? ke kamar Chaeyeon kah?" tanya gadis mungil itu setengah sadar.

Aku hanya berdeham, meng-ia-kan.

"Araso, tutup lagi pintunya," pintanya kembali tidur.

Aku setengah berlari keluar dari kamar itu. Setelah pintu tertutup, aku menghela nafas menjernihkan pikiranku dari pemandangan tadi. Pemandangan dua yeoja dengan piyama pendek dengan kain yang tidak menutup beberapa bagian tubuh mereka dengan sempurna. Pyuh... aku mengusap keringat di dahiku. Bagaimana pun juga, aku ini seorang namja. 

Aku mengendap-endap di lorong lantai tiga hotel ini menuju kamarku sendiri, koreksi, kamar somi yang sedang berada dalam tubuhku. Hoodie jaket hitam aku kenakan untuk menutupi kepalaku dan menunduk serendah mungkin agar tidak ada yang mengenaliku. 

Tak lama aku tiba di kamar 3007. Aku mulai menghubungi Somi, namun tak ada respon. Kepanikan mulai menghantui ketika aku lihat seorang laki-laki paruh baya berjalan mendekat. Aku rasa dia sedikit melirik penampilanku dari kejauhan. 

'Gawat, bagaimana kalau aku disangka penyusup dengan pakaian seperti ini! Jeon Somi cepat buka!' rutukku dalam hati.

Ketika tinggal beberapa langkah lagi laki-laki itu mendekat, pintu terbuka dan aku langsung menyeruduk masuk menabrak tubuh somi yang masih terbungkus kimono mandi putih. 

"Ya kenapa lama sekali...," kalimatku terhenti melihat penampilannya.

"Mian Oppa, tadi aku sedang mandi," ucapnya sambil nyengir kemudian kembali mengeringkan rambut pendeknya dengan handuk kecil.

Mataku terus mengamati tubuhnya dan selalu berhenti di bagian yang sama. 

'Bagaimana bisa dia setenang itu, aku sampai berulang kali berpikir untuk mandi dengan tubuh seperti ini' ujarku dalam hati.

"Oppa, mana yang harus kupakai?" tanyanya kemudian. Secepat kilat aku membuka koper dan mengeluarkan beberapa helai baju: kaos putih, jeans biru, dan black under... You know lah.

"Gomawo, mandi sana. But don't mess up with my body, ok!" ancamnya dengan ekspresi yang tidak mengancam.

"Oh! geure..." balasku setenang mungkin, berusaha menyembunyikan detak jantung yang terus berpacu tanpa menunjukkan tanda-tanda melambat.

***

Jemariku dengan gemetar mulai membuka satu persatu kancing piyama yang kukenakan. Air shower kubiarkan mengalir untuk menyembunyikan kegugupanku. Dengan susah payah aku berhasil menanggalkan semua kain yang membalut tubuhku. Aku terus memejamkan mata tanpa menoleh cermin yang tepat berada di belakangku. Tanganku meraba sekitar untuk menemukan cairan pembersih tubuh dan rambutku. 

Ketika cairan wangi itu berhasil berada di tanganku, aku membenamkan tubuhku di bawah shower. Jari-jariku mulai membersihkan helai-helai rambut panjang kemudian turun ke bagian leher dan terhenti. Aku membuka mataku dan menelan ludah berkali-kali. Ku coba pejamkan lagi, namun imajinasiku semakin liar. Aku menyerah dan membuka kedua pupilku. Pandanganku fokuskan ke depan dengan menggerakan tanganku diiringi detak jantung yang tidak karuan.

***

Somi SP

Aku menatap kain hitam di depanku. Lama aku terdiam menatap pakaian yang sudah seharusnya aku pakai dari beberapa menit yang lalu. 

'Ottoke, appaaa... mandi saja aku tidak berani melihatnya...' teriakku dalam hati.

'Ok, Somi, kamu bisa!' menyemangati diriku sendiri.

Aku raih pakaian itu dan berusaha memakainya secepat mungkin tanpa membuka mata. Ketika mencoba menutup jeans dengan cepat. Aku meringis, ya bagian bawah tubuhku tersangkut. Aku mencoba memperbaikinya dan Aw! 'Yaah, jadi namja itu himdeuro...'

Jungkook SP

Aku terbelalak melihat namja yang tengah berdiri di ambang pintu kamar mandi. Dia langsung menutup kelopakku dengan penutup mata.

"Apa yang kau lakukan, somi-ah?"

"Calm down oppa! Aku hanya ingin memakaikan baju pada tubuhku sendiri!" ujarnya diikuti dengan gerakan yang mendukung ucapannya. 

Aku hanya pasrah menerima semua tindakannya. Sejujurnya aku merasa lega karena tindakannya mengurangi sedikir beban mental yang sudah bertumpuk sejak kejadian di bawah shower tadi.

"Jam berapa sekarang?" ucapku tiba-tiba.

"Jam 7.30. kenapa?" tanya dia polos sambil membuka penutup mata di kepalaku.

"Palli. Kau, bukan aku, harus kembali ke kamar jam 8. Aku lupa tadi Yoojung bilang begitu," 

"Ya! kenapa kau baru bilang!" teriaknya, kemudian kami pun bergegas menuju rooftop dimana semua kejadian absurd ini berawal.

Part 4 done!

Keep voment juseyooo ^^



Switch On (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang