37

482 58 0
                                    

Jungkook SP

Kini aku dan Somi berada di dalam mobil sedan hitam di belakang jok dengan supir paruh baya itu. Kami dalam perjalanan menuju sekolah SOPA.

"Ajushi, kalau boleh tahu, siapa namamu?" tanyaku.

"Ji Seokjin, aku sering disebut Wang Ko (Big Nose), hahaha"

"Hahaha bisa aja, tapi jinja, ajushi ganteng lo, mudanya pasti lebih ganteng dong. Hihihi, geundeu apa ajushi sudah lama kerja di Nyamnyung Corp?" tanya Somi.

"Ganteng! Gomawoo, hohoho, lama kerja di sini lumayan lah, dari dulu sejak pertama berdirinya perusahaan ini" jawabnya sambil tersenyum ramah.

"Woow, bukan lumayan, tapi lamaa sekali!" takjubku.

Seokjin hanya terkekeh.

"Apa kau selalu jadi supir selama ini?" tanyaku.

"Eoh, karena aku hanya lulusan SMA saja. Tapi aku bukan sembarang supir loh. Aku bahkan pernah menjadi supir pribadi pemilik perusahaan ini."

"Daebak! Siapa pemilik perusahaan ini? Aku dengar orangnya sangat misterius" antusias Somi.

"Majja! Dia tidak pernah menerima wawancara. Jangankan foto, nama dan wajah pun tak ada tahu."

"Hah?! Waeyo?" heranku.

"Aku juga ga tahu. Seluruh karyawan di sini memanggilnya X-nim. Dia selalu berpakaian serba hitam meski di dalam mobil. Wajahnya pun selalu di tutupi masker dan topi hitam."

"Heol, daebak. Biasanya CEO-CEO perusahaan kan suka nongol sana sini." ucap Somi.

"X-nim memang unik, hahaha" tawa Seokjin.

'X-nim.. apa dia juga ikut campur dalam penelitian ini...?' tanyaku dalam hati.

Tak berapa lama, gerbang SOPA yang masih sepi telah menyambut kami.

"Gomawo, ajushi!" ucap kami setelah turun dari mobil sedan itu.

"Gwaenchana, ini memang tugasku. Sampai bertemu lagi, senang bisa kenalan dengan kalian"

"Ne, hati-hati di jalan ajushi!"

Somi SP

Kami pun melambaikan tangan sampai mobil itu menghilang d belokan. Untungnya sekolah masih sepi, jadi tak ada yang melihatku dan jungkook keluar dari mobil yang sama, kalau tidak bisa heboh satu sekolah.

Jungkook tiba-tiba menggenggam pergelangan tangan kananku dan menuntunku masuk ke halaman sekolah.

'Wait, kenapa Kookie megang tanganku? Kenapa aku jadi deg degan gini sih! Aish, kurasa pipiku memanas...' gumamku dalam hati.

Kami berjalan melewati pohon-pohon berbunga merah muda yang menggugurkan kelopaknya. Ko berasa tokoh utama di drama romantis korea ya...

Pluk,

Salah satu kelopak merah muda itu jatuh di bahu namja bunny ini. Refleks tanganku gerak sendiri ngambil kelopak itu, membuat jungkook berhenti tiba-tiba.

Bak gerakan slow motion, jungkook memalingkan wajah handsome-nya ke arahku. Entah mataku lelah ato gimana, berasa ada efek glowing keluar dari namja itu ketika mata bertemu.

Deg!

Jantungku semakin berdebar tak beraturan, debaran yang terasa asing, aku sendiri tak bisa menafsirkannya. Perlahan kudengar suara memanggil namaku.

"Som, Somi?" tanya jungkook.

"O, oh, waeyo?"

"Yee, malah balik nanya, justru aku nanya kamu kenapa tepuk bahuku?

Switch On (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang