Cinta tak membutuhkan madu untuk membuatnya semakin manis.. Karena manisnya cinta, bisa hadir kapan saja.
Di sela waktu dunia yang membuat duniamu terlihat sibuk, kemudian kehadirannya menjadikan kesibukanmu nampak mengesankan.
Atau dunia yang terkadang nampak melelahkan, namun perhatiannya yang sederhana terasa begitu mengobati..
Satu memang terasa tak cukup. Kalau bisa, setiap lelaki memang berkeinginan memiliki semua wanita di dunia. Tapi, sepertinya hidup bukan saja menyoal hitungan angka.
Satu istri saja, cukup satu istri. Satu istri saja cukup untuk menghantarkanmu menuju surga. Meski aku dan kau sama-sama tahu, dengan kemampuan yang kita miliki, kapanpun kita bisa membahagiakan lebih dari satu wanita.
Tapi, tanggung jawab selalu tidak mudah kawan. Menjawab memang soal lisan, namun menanggung, ini adalah soal kelapangan hati.
Selama Tuhan membenci diduakan, apalagi makhluk ciptaanNya? Rumus jantan, tak dihitung dari jumlah *n* wanita yang kau miliki. Jantan adalah perihal bagaimana kita menjadi *bapak* yang cakap *mapakne* anak. Jadi *suami* yang *mengayomi* istri.
Oh ya, bukan hanya istri, tapi juga keluarganya. Karena semenjak kita meminang, aku dan kamu adalah juga menjadi bagian keluarga mertua.
Ah sepertinya tanggung jawabnya terasa sangat besar ya,? Begitulah, Tuhan menunjukkan kebesaranNya. Lewat tangan kecilmu, Tuhan mempercayakan tanggung jawab yang besar. Demi satu tujuan, untuk menjadikan makhlukNya sebagai manusia yg *ngerti.* #saya pribadi lebih suka origami drpd poligami.. 😁😁

KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Tanpa Diksi
Thơ caAku jatuh cinta pada sedikit hati. Maka saat mencintai, aku mencurahkan begitu banyak rasa. Tentu, aku tidak terima saat yang lain lebih menarik perhatianmu. Ketika cemburu seperti itu, izinkan aku marah. Aku berjanji, akan jadi pemarah yang terus b...