Dua Orang Asing

874 11 0
                                    

Kau hadir, menelusup pelan-pelan.
Dengan mata berbinar penuh kekaguman.

Untuk waktu yang lama, kau berjuang menaklukan aku yang memang tak lagi mudah jatuh, cinta.
Memberi kepercayaan, bahwa setiap hati punya kasih yang berbeda dari semua masa lalu.

Kau lucu, aku suka. Dulu, aku pernah mengagumi seseorang sebanyak yang kau miliki. Aku menyimpan kenangan itu cukup rapi.

Perlahan kemudian. Satu, dua, tiga, lalu sejuta.
Kau berhasil menyita banyak peran hati, per-hati-an.
Santun, menuntun, pada cinta yang dulu sempat aku harap bisa dimiliki, lama.

Ada kalanya.
Kau membuat kepergian jadi terasa amat menyesakkan.
Aku sedewasa ini, dan kau sempurna menjadikan aku sekanak-kanak sekarang.

Aku hilang, bukan tak sedang mau dikenang
Aku pergi, bukan berarti tidak ingin dicari.

Menanti di sini tanpa melihatmu segera kembali, membuat aku sepi sendiri.

Nanti, suatu senja di masa depan kita akan berjumpa di putaran masa yang sama.
Saling menatap, sebagai dua orang asing.
Yang (pernah) amat saling mengenal.

Aku, ingin memanjatkan do'a yang baik. Pada hati yang sempat spesial, dan masih akan  istimewa.
Biar aku saja yang kecewa, karena garis waktu yang tak pernah berhasil menghapus jejakmu. Dan kau, harus terus, bahagia.

Puisi Tanpa DiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang