"Tiara, kamu tahu?"
"Gak tahu."
"Sini tak kasih tahu, mau?"
"Mau."
"Sekarang, akunya udah gak mau ngasih tahu."
"Kasih tahu dong." Tiara narik-narik kaos Dana dengan tarikan manja. Karna kalau narik angkot jadi jauh.
"Iya. Boleh."
"Apa?"
"Tidak ada puisi yang jelek." kata Dana pendek.
"Kenapa?" Tiara bertanya, ia suka bertanya.
"Setiap puisi memiliki keindahannya masing-masing. Tapi," Dana diam.
"Tapi. . . . .?" Tiara tidak sabar.
"Tapi setiap keindahan puisi, tidak bisa mengalahkan keindahanmu."
"Ih gombal." Tiara malu.
"Semenjak aku jatuh cinta, kamu cantik. Dan selalu akan cantik." Dana melanjutkan.
"Sun jangan?" Tiara nanya serius.
Dana diam lagi.
"Jangaaan, banyak yang baca." "Hahahaha."
"Hehehehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Tanpa Diksi
PuisiAku jatuh cinta pada sedikit hati. Maka saat mencintai, aku mencurahkan begitu banyak rasa. Tentu, aku tidak terima saat yang lain lebih menarik perhatianmu. Ketika cemburu seperti itu, izinkan aku marah. Aku berjanji, akan jadi pemarah yang terus b...