Setiap kehebatan, ada yang memicu.
Dunia dan seisinya dibangun atas ikatan kosmis.
Hanya saja, masa selalu punya kuasa untuk menghadirkan momen tepat itu. Momen ketika engkau diijinkan untuk bertemu tulang rusuk dalam titik koordinat yang sama. Sekilas menatap, kemudian saling jatuh cinta.
Cinta yang sengaja dihadirkan penuh tanggung jawab, yang kemudian melahirkan banyak harapan baru. Kita bisa menyebutnya buah cinta, atau, orang lain lebih suka mengatakan sebagai buah hati.
Atas segala karunia waktu di masa itu.
Semua wujud syukur sudah pasti menajdi milikNya.
Tentu, tidak ada yang benar-benar mati, karena setiap DNA yang diturunkan ke buah hati, adalah nikmat jariyah yang amat melimpah.
Setiap awal selalu memiliki akhir.
Setiap kematian adalah kelahiran baru.
Dan sesuatu yang disangka jauh adalah hal yang paling dekat.
Lalu, nikmat Tuhan manakah yang sia-sia?
- Danasmara
1 Desember 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Tanpa Diksi
PuisiAku jatuh cinta pada sedikit hati. Maka saat mencintai, aku mencurahkan begitu banyak rasa. Tentu, aku tidak terima saat yang lain lebih menarik perhatianmu. Ketika cemburu seperti itu, izinkan aku marah. Aku berjanji, akan jadi pemarah yang terus b...