[1] Di Suatu Pagi

10K 1K 110
                                    

Pagi yang damai di sebuah kontrakan kecil di salah satu sudut Jakarta, seorang perempuan masih terlelap dalam tidur cantiknya. Wajahnya terlihat tenang seakan dia sedang berlabuh dalam mimpi yang indah, namun kedamaiannya segera terusik ketika suara tangisan anak kecil pecah membuat sang puan mengernyitkan dahi sambil mengerjap-ngerjapkan kedua matanya.

Dia termenung di posisi yang sama. Lalu saat sadar bahwa suara tangisan itu berasal dari luar kamarnya, kedua matanya langsung terbuka lebar.

Tunggu!

Anak kecil?

Azura seketika bangun dan melompat turun dari tempat tidurnya, membuat kepalanya jadi sedikit pusing.

"Suara siapa itu?" tanya Azura heran terlebih dia hanya tinggal sendiri di rumah kontrakannya.

Dengan tampang penasaran Azura keluar dari kamarnya dan terkejut begitu melihat bocah laki-laki yang sedang menangis sambil mengotak-atik remote televisinya, karena benda itu tak kunjung menyala.

"Anjir anak siapa ini?" Azura mendekati bocah itu dan langsung merebut remote dari genggaman si bocah.

"Mommy aku mau nonton TV!" kata bocah itu sambil mengelap ingusnya dengan punggung tangan kanannya.

Azura memandangnya dengan ekspresi jijik lalu tak lama ekspresinya berubah galak. "Mommy? Lo kata gue emak lo!" Azura langsung berkacak pinggang. "Eh bocah, lo siapa dan kenapa lo bisa ada di rumah gue?"

"Ih Mommy kenapa? Ngelindur ya?"

"Anjir malah dikatain ngelindur. Seriusan woy, lo siapa?" tanya Azura dengan tampak super galaknya, tapi bocah itu tidak terlihat takut sama sekali.

"Ya anak mommy lah gimana sih!" kata si bocah dengan sangat menyebalkannya.

"Anak apaan orang gue masih SMA dan gak pernah ngadopsi anak apalagi bikin anak!" Azura mulai sebal.

"Mommy kenapa sih aneh banget!" Bocah itu menatap Azura heran. Tatapan khas anak kecil yang kebingungan.

"Stop manggil gue Mommy, udah sana ah pergi dari rumah gue! Ganggu tidur gue aja!" Azura menyeret bocah itu keluar dari rumah kontrakannya.

"Huwaa Mommy kenapa ngusir aku?" Bocah tadi sontak kembali menangis.

"Syut syut berisik anjir entar didenger tetangga bisa gawat!" Azura menutup mulut bocah itu dan tak lama kemudian ia menjerit karena si bocah menggigit tangannya.

"Sialan ni bocah, sakit anjir." Azura melotot sambil mengibas-ngibaskan tangannya yang tadi digigit.

"Aku mau nonton spongebob!" Dengan lancangnya si bocah kembali masuk dan duduk manis di atas sofa kecil.

"Etdah kaga sopan bener tu bocah!" Azura pun ikut masuk kembali. Kali ini dia langsung menjewer telinga bocah malang itu yang seketika membuatnya merintih kesakitan.

"Aw Mommy sakit!"

"Bodo! Gue bakalan ngejewer telinga lo terus kalau lo gak mau pergi. Lagian orang tua lo pasti nyariin, entar kalau dia ngeliat lo ada di sini bisa-bisa gue disangka udah nyulik lo lagi."

Azura berniat untuk menyeret kembali si bocah, tapi ponselnya yang kebetulan ia letakan di dekat televisi itu tiba-tiba saja berbunyi.

"Tumben cepet ngangkat teleponnya? Udah bangun dari tadi ya?" ujar si penelepon sesaat setelah Azura menempelkan ponselnya pada telinga kirinya.

"Iya dong," jawab Azura. Tangan lainnya sibuk menyumpal mulut bocah tadi agar tidak membuat suara sedikit pun.

"Yaudah aku otw ke rumah kamu sekarang ya. Nanti kita sarapan bareng di kantin!"

Aozora [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang