"Jean gue boleh minta tolong?" tanya Dion pada temannya anak kelas sebelah.
"Apaan?" Dion kemudian membisikan sesuatu padanya. Azura hanya bisa mengernyit penasaran.
"Oh oke oke siap."
"Kamu minta tolong apa?" tanya Azura ketika Jean sudah berlalu menuju panggung di depan sana, tapi Dion tak menjawab. Cowok itu malah tersenyum tipis kemudian pergi menyusul Jean.
Beberapa menit kemudian Azura molongo melihat sosok Dion sudah berdiri di atas panggung. Riuh tepuk tangan langsung menyambutnya.
"Selamat malam teman-teman," sapa Dion dengan stand mic di depannya.
Setelah sapaannya dijawab ia mengulas senyum lalu mengedarkan pandangannya ke setiap sudut aula.
"Tiga tahun yang lalu kita dikumpulin di sini waktu penerimaan siswa baru dan sekarang kita kembali kumpul di sini untuk merayakan malam perpisahan." Sorakan kembali terdengar begitu Dion menyelesaikan ucapannya.
Azura sama sekali tidak tahu kalau Dion akan mengisi acara malam ini. Cowok itu tidak bilang apa-apa padanya.
"Banyak kenangan tentang kita di sekolah ini dan gue jamin kalian gak bakal lupa. Kata orang masa SMA itu adalah masa yang paling indah, setuju?"
"SETUJU!!!" Banyak dari teman-temannya berteriak menjawab pertanyaan Dion. Dia memang terkenal dikalangan teman seangkatannya.
"Sebagian dari kita mungkin ada yang menikmati, ada yang nggak, ada yang selama ini cuma jadi bayangan aja, ada yang populer dan juga mungkin ada yang menganggap semua ini biasa aja." Mereka mengangguk setuju.
"Tapi meski begitu gue mau kalian mengenang kebersamaan kita selama ini dengan senyum bahagia. Tiga tahun kita di sini bukan sesuatu yang sia-sia."
"Gue gak pinter merangkai kata, gue gak jago bikin puisi yang bisa bikin kalian nangis kejer waktu ngedengernya. Gue berdiri di sini bukan sebagai perwakilan angakatan kita, karena itu tugasnya ketua osis bukan gue." Teman-temannya tertawa.
"Gue berdiri di sini cuma mau nyumbangin beberapa lagu yang semoga bisa ngehibur kalian."
Kali ini teman-temannya berteriak lebih antusias. Tidak sabar mendengar suara Dion yang memang bagus dan layak didengar orang banyak.
Dengan petikan gitar Jean sebagai pengiring, Dion mulai bernyanyi membawakan lagu Nostalgia SMA milik Paramitha Rusady.
Semuanya tenggelam dalam suara merdu Dion. Beberapa yang tahu lagunya ikut bernyanyi. Sebagian hanya menikmati sambil melambai-lambaikan kedua tangannya di atas.
Sementara Azura hanya diam mematung menyaksikan kekasihnya bernyanyi dengan penuh perasaan. Satu persatu kenangan mulai bermunculan di benaknya.
Tentang Dion,
Tentang Nafwa,
Tentang Langit.
Dari awal mereka bertemu lalu menjadi akrab sampai masing-masing terlibat cinta lokasi. Sebagian besar masa SMA Azura dihabiskan bersama mereka.
Tiap Minggu sepertinya ada saja acara kumpul bareng. Entah untuk mengerjakan tugas, double date atau cuma ngumpul biasa sambil ngobrol-ngobrol gak jelas. Azura mendadak merindukan semua itu.
Ia hampir saja meneteskan air mata ketika Dion mengakhiri lagunya diiringi tepuk tangan meriah dari teman-temannya. Ternyata sesederhana itu kebahagiaannya selama ini.
"Untuk lagu kedua sekaligus lagu terakhir gue sebagai siswa SMA gue mau temen-temen gue juga ikut di sini nyanyi bareng gue."
Tatapan Dion dan Azura bertemu, cowok itu lantas tersenyum kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aozora [END]
Teen FictionApa yang akan kau lakukan jika tiba-tiba ada dua anak kecil yang mengaku sebagai anakmu di masa depan? Terkejut? Tentu saja kau akan terkejut. Begitu pun dengan Azura yang tak pernah menyangka genre dalam hidupnya akan bertambah. Terlebih laki-laki...