Langit, Azura, Alya, Kalan dan Dion akhirnya pergi ke sebuah taman hiburan yang menyajikan banyak wahana permainan.
Alya dan Kalan jelas kelihatan yang paling bersemangat beda halnya dengan kedua orang tua mereka yang sedang harap-harap cemas dan berdoa semoga tidak terjadi hal yang buruk.
"Kita mau main apa dulu Kak Dion?" tanya Alya setelah mereka memasuki taman hiburan tersebut.
"Alya maunya naik apa?" Dion malah balik bertanya.
Berpikir sejenak sambil melihat-lihat brosur yang berisi informasi permainan dan peta taman hiburan tersebut, Alya malah terlihat semakin kebingungan.
"Kalan mau naik yang ini!" celetuk Kalan tiba-tiba.
"Arung jeram?" tanya Langit yang berdiri di sebelah kiri bocah itu.
"Ah iya aku juga pengen naik itu," ujar Alya bersemangat.
"Nggak ah, gue males basah-basahan," tolak Azura dengan muka malasnya. Kedua tangannya ia lipat di depan dada.
"Yah mo-Kak Azura kok gitu sih," Alya belum terbiasa memanggil Azura dengan embel-embel kakak, itulah sebabnya ia masih sering keceplosan.
"Ayolah Ra, basah sedikit nggak apa-apa kali," bujuk Dion. Percaya atau tidak tapi Dion juga merasa sangat bersemangat seperti Alya dan Kalan, pasalnya sudah lama sekali dia tidak datang ke tempat seperti ini.
Azura mengembuskan napasnya pendek, jika Dion yang sudah memintanya begitu maka ia tidak akan bisa tega untuk menolak. "Iya deh aku ikut!" jawabnya kemudian.
Alya dan Kalan kompak langsung bersorak, dan Dion hanya mengulas senyum tipis.
"Yaudah yuk!" Dion menggiring kedua bocah itu sambil menggenggam sebelah tangan mereka di sebelah kiri dan kananya.
Azura terkekeh pelan melihat Dion dan kedua anaknya. Dia bisa merasakan kasih sayang Dion untuk mereka berdua. Pacarnya memang orang seperti itu, penyayang dan mudah bergaul dengan orang, sekalipun dengan bocah ingusan seperti Alya dan Kalan.
"Eh Lang, lo yakin nggak akan kenapa-napa kalau kita nggak ngajakin Nafwa?" tanya Azura. Dia berjalan bersisian dengan Langit, beberapa langkah di belakang Dion.
"Bawel banget sih lo Ra, kan tadi gue udah bilang kalau Nafwa lagi kedatengan orang tuanya, jadi mending nggak usah diganggu dulu."
"Iya gue ngerti, tapi kan seenggaknya lo ngabarin dia dulu kek, gue cuma takut dia salah paham." Azura berkata apa adanya, dia memang agak sedikit paranoid tiap kali dia pergi bersama Langit, walaupun kini Dion juga ikut bersama mereka.
"Nggak usah, kalau gue ngabarin entar takutnya dia malah pengen ikut. Terus nanti orang tuanya malah mikir gue nggak sopan karena udah nyuri waktu mereka sama Nafwa."
"Yaudah sih terserah lo." Azura menyebikkan bibirnya lalu mempercepat langkahnya hingga sejajar dengan Dion.
Tak lama kemudian mereka sudah berada di antrian wahana arung jeram. Untung saja antriannya tidak terlalu panjang.
"Lang lo duduk di sini!" kata Dion begitu giliran mereka sudah tiba.
Langit menurut dan duduk di tempat yang ditunjuk Dion. Di sisinya ada Alya lalu Kalan, Azura kemudian Dion yang tepat duduk di sebelahnya.
Benda berbentuk lingkaran yang mereka tumpangi pun mulai bergerak, Kalan berteriak ketakutan saat benda itu berputar dan menuruni sungai dengan cepat. Beda halnya dengan Alya yang terlihat menikmati wahana tersebut.
Sebenarnya wahana yang mereka tumpangi hanyalah arung jeram buatan, bukan arung jeram sesungguhnya yang pasti akan berlayar di sungai besar dengan arus yang kuat, namun tetap saja ada sensasi ngerinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aozora [END]
Teen FictionApa yang akan kau lakukan jika tiba-tiba ada dua anak kecil yang mengaku sebagai anakmu di masa depan? Terkejut? Tentu saja kau akan terkejut. Begitu pun dengan Azura yang tak pernah menyangka genre dalam hidupnya akan bertambah. Terlebih laki-laki...