"Woy bangun, lo mau tidur sampai kapan hah? Udah jam 11 nih!" teriak Lintang sambil mengguncangkan tubuh Langit yang terbalut selimut.
"Mentang-mentang hari libur bukan berarti lo bisa tidur seharian."
Tak ada respon dari Langit. Kedua matanya masih tertutup rapat. Sepertinya ia masih asik dengan mimpinya.
"Lo masih idup kan?" Karena kesal akhirnya Lintang menarik tangan Langit kencang hingga adiknya itu terhempas dari tempat tidur dan mendarat mulus di atas lantai.
Langit seketika mengaduh kesakitan yang dilanjut dengan memaki-maki Lintang.
"Dasar gak berperikemanusiaan lo! Gak liat apa gue lagi tidur?" sembur Langit dengan mata merahnya.
"Justru karena lo masih tidur makanya gue bangunin." Lintang tak mau kalah.
"Dasar pengganggu. Hus sana minggat dari kamar gue!" Langit kembali merangkak ke tempat tidur, tapi Lintang langsung menarik selimutnya.
"Heh lo lupa hari ini nyokap sama bokap lo mau ke sini?" Langit yang tadinya sudah kembali rebahan mendadak bangun dan melotot kaget.
Lintang mencibir. "Udah gue duga lo pasti lupa."
"Sekarang jam berapa?!" tanyanya setengah panik.
Lintang memutar bola matanya malas. Tadi ia sudah memberitahu Langit sudah jam berapa sekarang.
"Kok lo gak bangunin gue dari tadi sih? Gue belum beres-beres woy!" Langit marah-marah sendiri.
"Gue tabok juga dah lo! Itu alarm segitu kencengnya gak kedengeran? Mana dari tadi gue bangunin gak bangun-bangun."
Langit mengerang frustasi. Ia bangkit lalu berlari menuju kamar mandi.
"Jam satuan mereka nyampe sini. Gue pergi dulu!"
"Heh mau kemana lo? Itu nyokap bokap lo juga bego!" Langit menyaut dari kamar mandi.
"Nanti malem gue balik. Gue mau ngasih waktu buat lo kangen-kangenan sama mami!" canda Lintang sambil tertawa geli.
"Sialan!" Langit mengumpat pelan. Ia juga mengutuk diri sendiri kenapa bisa sampai lupa soal kedatangan orang tuanya.
Ia belum menyiapkan apapun. Apartemennya pun masih berantakan.
Selesai cuci muka Langit langsung membereskan kamar tidurnya serapi mungkin. Percayalah kalau ibu Langit itu adalah pecinta kebersihan. Mati dia jika ibunya melihat kamarnya dalam kondisi yang berantakan.
Setelah itu Langit keluar dari kamarnya, berniat untuk membersihkan ruangan lain namun ternyata apartemennya sudah dalam kondisi yang sangat rapi dan bersih.
Sepertinya Lintang sudah membersihkannya lebih dulu.
Seketika Langit bernapas lega. Ternyata Lintang masih bisa bersikap baik.
"Thank you Abangku. Love you lah pokoknya!" teriak Langit meski Lintang sudah tidak ada di sana.
***
Azura menghela napas panjang seraya menata baju-bajunya ke dalam lemari.
Hari ini Azura sudah tidak tinggal lagi di apartemennya yang dulu, melainkan pindah ke kontrakan kecil yang berada tak jauh dari sekolah.
Alya dan Kalan ikut bersamanya. Sementara Langit tak lagi terlihat semenjak pertemuan mereka beberapa hari yang lalu.
Azura menepati janjinya begitupun dengan Langit. Selain tidak bertemu mereka juga tak lagi saling bertukar pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aozora [END]
Teen FictionApa yang akan kau lakukan jika tiba-tiba ada dua anak kecil yang mengaku sebagai anakmu di masa depan? Terkejut? Tentu saja kau akan terkejut. Begitu pun dengan Azura yang tak pernah menyangka genre dalam hidupnya akan bertambah. Terlebih laki-laki...