[7] Distracted

3.9K 717 20
                                    

Azura memakaikan hoodienya sebelum turun dari taksi bersama Kalan yang terlihat begitu sumringah. Setelah memastikan tidak ada siapapun orang yang dikenalnya, Azura dan Kalan berlari memasuki gedung apartemen Langit.

Tak lama kemudian keduanya sudah sampai di lantai empat gedung itu. Tanpa ragu Azura langsung menekal bel apartemen yang diyakini Azura sebagai apartemen Langit.

Satu menit berlalu, tapi pintu apartemen itu masih tertutup rapat. Azura mendengus kesal dan kembali menekan belnya secara brutal.

Beberapa detik kemudian akhirnya pintu itu terbuka dan tanpa melihat dulu siapa si pembuka, Azura langsung menyemprotnya dengan segala makian yang sudah ingin dia keluarkan sejak tadi.

"Sialan ya lo Lang gue udah nungguin daritadi tapi lonya ...," begitu Azura menyadari kalau orang yang di depannya sekarang bukanlah Langit, dia segera menghentikan ucapannya dan refleks mengerjap bingung.

"Maaf Kak, ini bukan apartemennya Langit Saveri ya?" tanya Azura ragu-ragu, takutnya dia salah mengingat nomor apartemen cowok itu.

"Iya, gue kakaknya Langit dan lo?"

"Oh anu ... gue Azura," jawab Azura gugup. Dia langsung merutuk karena tadi telah mengomeli orang yang salah, "temennya Langit."

"Ah nyokapnya Alya," ujar Lintang membuat Azura terkesiap kaget. "Ini pasti Kalan kan?" Pandangan Lintang beralih kepada Kalan yang berdiri tepat di samping Azura.

"I-iya."

"Ayo masuk!" Lintang segera mempersilahkan Azura dan Kalan masuk, meski ragu tapi Azura tetap melangkah masuk.

Sampai di dalam Azura langsung celingukan mencari keberadaan Langit, namun nihil. Yang ada hanya Alya yang sedang menikmati alunan musik dari ponsel milik Lintang.

"Kak Alya!" teriak Kalan dan langsung berlari memeluk kakak ceweknya itu.

"Loh Kalan, kok kamu ada di sini?" Alya balas memeluk adiknya.

"Langit lagi keluar, katanya mau dinner bareng orang tua ceweknya." Lintang berujar seolah dia bisa mengetahui isi pikiran Azura sekarang.

"Iya Kak gue eh , aku udah tau kok." Lintang tertawa mendengar ucapan Azura yang terlihat segan saat bercakap-cakap dengannya. "Santai aja kali Ra, pake lo gue juga nggak apa-apa biar kaya seumuran."

Azura langsung menyunggingkan senyum canggung. "Iya itu maksudnya gue udah tau kok cuma tadi di sekolah Langit bilang dia mau nitipin Alya. Karena dia nggak datang-datang, jadi gue mutusin ke sini deh takutnya ada apa-apa sama dia, soalnya hapenya nggak bisa gue hubungi." Lintang mengangguk paham. Walau ini adalah kali pertamanya dia bertemu dengan Azura, Lintang sudah bisa menebak kalau Azura adalah cewek yang baik-baik.

"Lo duduk dulu aja kalau gitu, biar gue bikinin minum." Azura mengangguk dan segera beranjak menghampiri kedua bocah yang kini masih berpelukan melepas rindu.

"Mommy kenapa baru datang sekarang? Aku udah kangen banget sama mommy!" Alya beralih memeluk Azura yang hanya termenung sambil tersenyum canggung.

"Daddy mana Kak?" tanya Kalan dengan suara lucunya.

"Daddy lagi ketemuan sama tante Nafwa!" Raut wajah Alya berubah kesal. "Mommy kok ngebiarin Daddy ketemuan sama cewek lain sih?"

"Eh?" Azura tak tahu harus bereaksi seperti apa. Menurutnya Alya dan Kalan tidak akan mengerti sekalipun dia menjelaskan situasinya sekarang, bahwa Nafwa adalah pacar Langit dan hubungan mereka cukup serius sampai Nafwa mau mengenalkan Langit kepada orang tuanya.

"Tante Nafwa itu jahat Mom, jadi Mommy nggak boleh ngebiarin Daddy ketemuan lagi sama dia!"

"Nafwa orangnya baik kok, makanya Langit suka sama dia," kata Azura mencoba membela Nafwa karena bagaimanapun juga dia tetap sahabatnya.

Aozora [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang