Nafwa sibuk mengumpat sambil memarkirkan mobilnya dengan kesal. Ia bahkan hampir menabrak seseorang yang baru turun dari mobil yang terparkir di samping mobilnya.
Saat menyadari kebodohannya itu, Nafwa segera keluar dari mobil dan langsung meminta maaf pada orang tersebut. Alangkah beruntungnya Nafwa karena orang itu tidak mempermasalahkan tindakan cerobohnya barusan.
Sekali lagi Nafwa menundukan sedikit tubuhnya sambil meminta maaf.
"Gue nggak apa-apa kok, santai aja." Orang yang hampir ditabrak Nafwa tadi berseru sambil menahan tawa karena melihat wajah panik Nafwa.
Gadis itu dibuat salah tingkah olehnya.
"Ehm ... biar gue tebak, lo pasti salah satu tamu undangan di sini juga kan?" Orang itu mengamati Nafwa dari ujung kepala sampai ujung kaki. Nafwa jadi makin salah tingkah.
"Eh? Ah itu ... iya, gue temennya Sonia." Nafwa tersenyum kikuk. "Lo sendiri?"
"Ah bukan, gue temen pacarnya Sonia yang kebetulan pengen dia kenalin ke Sonia. Biasalah mau pamer." Nafwa terdiam saat melihat senyuman manis yang diberikan lawan bicaranya tersebut.
Ganteng banget gila. Nafwa membatin.
Sedetik kemudian ia tersadar dan segera merutuk dalam hati.
Sadar Naf sadar lo udah punya Langit!
"Yaudah yuk masuk barengan aja." Cowok yang baru saja dipuji Nafwa tersebut berujar.
Keduanya pun berjalan beriringan menuju pintu masuk sebuah restaurant mewah yang memang sudah dipesan khusus untuk merayakan ulang tahun Sonia.
Sesampainya di dalam. Bintang utama dalam acara tersebut segera menyambut kedatangan Nafwa begitu melihat sosok sahabat lamanya itu muncul dari balik pintu.
Sonia dengan gaun indahnya berjalan anggun menghampiri Nafwa dan langsung memberikan pelukan rindu padanya.
"Kangen banget gue sama lo Naf!" Sonia memekik senang. Meski tinggal di kota yang sama dengan Nafwa, mereka jarang sekali bertemu.
"Gue juga kangen banget sama lo. Btw happy birthday ya!" Nafwa melepaskan pelukan mereka dan menyodorkan sebuah kado berukuran kecil kepada Sonia. "Jangan dilihat dari harganya, yang penting niatnya," ujarnya kemudian.
Meskipun begitu isi dari kado yang dibawa Nafwa adalah sebuah gelang dengan harga yang cukup mahal untuk ukuran anak SMA.
"Iya iya, lo dateng kesini aja gue udah seneng kok. Lagian lo mau ngasih gue bangke cicak juga pasti gue terima, paling entar gue bales pas ulang tahun lo." Keduanya kemudian terkikik geli membayangkan kalau apa yang dikatakan Sonia benar-benar terjadi.
"Btw cowok lo mana Naf?" Sonia seperti tersadar akan sesuatu. Selama ini ia amat penasaran dengan sosok laki-laki yang selalu dibicarakan Nafwa saat mereka chating. Dan dari foto yang dilihatnya di postingan instagram Nafwa, cowok bernama Langit itu memiliki paras yang sangat tampan.
"Cowok gue lagi sakit, jadi dia nggak bisa datang." Nafwa mendadak kesal saat teringat pertengkarannya dengan Langit tadi siang, walau demikian ia tetap berusaha tersenyum agar Sonia tidak curiga.
"Yah sayang banget. Padahal gue penasaran sama cowok lo. Kali aja kan bisa gue pepet terus gue jadiin pacar kedua," gurau Sonia yang langsung disambut tawa oleh Nafwa.
"Iya kalau dia mau sama lo!" Nafwa menjawab santai. Dia dan Sonia sudah lama saling mengenal. Mereka jarang bertengkar, bahkan hampir tidak pernah. Karena itulah Nafwa yakin kalau kasus rebutan cowok atau tikung menikung tidak akan pernah terjadi diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aozora [END]
Teen FictionApa yang akan kau lakukan jika tiba-tiba ada dua anak kecil yang mengaku sebagai anakmu di masa depan? Terkejut? Tentu saja kau akan terkejut. Begitu pun dengan Azura yang tak pernah menyangka genre dalam hidupnya akan bertambah. Terlebih laki-laki...