[48] Angelic Heart

2.6K 362 94
                                    

"Kamu hati-hati ya Ra, jaga diri baik-baik di sana," pesan Dion ketika ia mengantar Azura ke stasiun malam itu. Azura mengangguk kemudian memeluk Dion erat. "Kamu juga semangat SBM-nya cepet nyusul!"

Dion hanya tersenyum sambil menepuk-nepuk punggung Azura.

"Jangen kangen sama aku loh ya," candanya yang hanya dibalas Azura oleh dengusan kecil.

"Oh iya temenmu katanya mau berangkat bareng?" tanya Azura begitu pelukannya terlepas. Ia ingat saat diperjalanan tadi Dion bilang kalau temannya juga sama-sama mau ke Yogyakarta dan ia sengaja memesan bangku kereta di sebelah Azura.

Kata Dion sih biar Azura ada temannya.

"Sebentar lagi juga paling nyampe. Awas ya kamu jangan menel, temenku ini cowok soalnya."

"Ya tergantung dia ganteng apa nggak." Dion melongo sementara Azura malah tertawa puas. "Bercanda Yon bercanda," katanya masih dengan tertawa geli.

"Mau temen kamu seganteng Brad pitt juga aku bakal tetep milih kamu kok." Kali ini Azura memandang Dion dengan mimik serius yang dibuat-buat.

"Kok kamu jadi pinter gombal gini sih? diajarin siapa?" Dion mencubit hidung Azura gemas.

"Kan diajarin kamu." Keduanya lantas tertawa.

"Dunia berasa milik berdua ya?" ujar seseorang membuat mereka menoleh.

Ada Andri dan Langit di sana. Azura kaget bukan main dan sepertinya Langit juga kaget melihatnya.

"Nah ini dia udah dateng," seru Dion menyambut kedatangan Langit.

"Jadi temen yang kamu maksud itu Langit?" tanya Azura dengan kedua alis yang bertautan.

"Iya. Kamu tahu gak kalau Langit juga keterima di kampus yang sama kaya kamu?"

"Hah?" Azura dan Langit memandang Dion meminta penjelasan, tapi cowok itu malah menarik Azura ke dalam pelukannya.

"Aku sayang sama kamu Ra, sayang banget ... tapi aku gak bisa terus-terusan sama kamu. Maaf selama ini aku udah egois, maaf aku udah misahin kamu sama Langit." Azura yang merasa bingung langsung melepas pelukan Dion dan bertanya ada apa sebenarnya.

"Ra, sebenernya aku udah keterima kuliah di Bandung."

"A-apa?" Azura semakin bingung.

"Dari awal aku emang gak pernah ada niat buat kuliah di Yogya. Aku udah mutusin buat nyatuin kalian berdua." Dion menunduk menahan tangis.

Hari yang paling ia hindari benar-benar datang.

Hari dimana ia harus berpisah dengan Azura.

"Dion sama gue yang ngerencanain ini semua," kata Andri yang hampir dilupakan keberadaannya.

"Lo tau alasan kenapa gue pindah ke sini? itu semua buat bantuin lo." Andri melirik Dion sekilas. Ia sebenarnya tidak tega melihat cowok itu. Dion lelaki yang sangat baik, tapi ini juga sudah keputusan final mereka berdua.

"Gue tahu semua tentang lo Ra termasuk tentang Alya sama Kalan." Ucapan Andri kali ini membuat Azura dan Langit melotot kaget.

"Awalnya gue cuma tau dari mimpi dan gue pikir itu cuma mimpi biasa, tapi anehnya mimpi itu terus terusan dan di mimpi gue katanya gue harus bantuin lo. Jadi dengan rasa penasaran gue pindah ke sini dan ternyata semua yang di mimpi gue itu bener. Tentang Langit, tentang Dion dan tentang dua anak kecil yang ngaku-ngaku jadi anak lo."

Azura diam. Sibuk mencerna semua perkataan Andri.

"Gue awalnya nyeledikin ini diam-diam sampe gue ketemu Dion dan gue ngeberaniin diri buat ngajak dia ngobrol. Singkatnya kita udah nemu kesepakatan walau awalnya Dion nolak. Ya gimana pun dia cowok lo dan dia sayang banget sama lo."

Aozora [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang