[36] Found Out

1.7K 362 52
                                    

"Dion kan?" seorang lelaki bermasker menghampiri Dion saat ia hendak mengunjungi apartemen Langit malam itu.

Dion mengerutkan dahinya merasa tak mengenali lelaki itu.

"Gue Andri, sodaranya Azura." Seolah membaca pikiran Dion, lelaki itu langsung memperkenalkan diri setelah sebelumnya melepas masker yang tadi dipakainya.

Dion masih diam mencoba mengingat-ingat dimana ia pernah mendengar nama itu.

Beberapa detik kemudian ia langsung berseru pelan. Ia ingat waktu itu Azura pernah ngomel-ngomel soal Andri ia juga memberitahu Dion kalau Andri itu saudaranya. Dan hari itu juga Azura mengaku kalau ia berbohong saat di kantin. Soal obrolan Nafwa dan Bunga tentang seseorang bernama Manda. Ternyata itu memang kakak tirinya.

"Lo tinggal di sini?" tanya Andri menyadarkan Dion yang sempat melamun.

"Eh nggak, cuma mau mampir ke tempat temen."

"Ohh." Andri ikutan diam. "Lo lagi buru-buru?"

Dion menggeleng. "Kenapa?"

"Ada yang mau gue omongin sama lo, bisa?"

Dion tampak menimbang-nimbang. "Ehm ... boleh."

"Kita ngobrol di atap aja gimana?" tanya Andri. Ia terlalu malas mencari tempat untuk ngobrol.

Dion hanya mengangguk saja. Keduanya kemudian berjalan menuju lift lalu berjalan menaiki tangga menuju atap. Dion jadi ingat pertemuannya dengan Azura dan Langit di atap waktu itu.

"Lo cowoknya Azura kan?" Lagi-lagi Dion mengangguk.

Angin malam langsung menerpa wajah mereka saat keduanya sudah sampai di atap. Tidak ada orang lain di sana selain mereka.

"Gue gak suka basa basi, jadi gue mau langsung aja." Andri diam sejenak. "Lo sayang sama Azura?"

Dion mengerjapkan matanya beberapa kali. Tak menyangka dengan pertanyaan yang diajukan Andri.

"Jawab aja, gue gak ada niat apa-apa. Cuma nanya doang."

"Iya, gue sayang sama dia." Dion akhirnya menjawab.

"Lo ngerasa ada yang aneh gak sama Azura? Atau ngerasa Azura akhir-akhir ini berubah?"

Dion menatap Andri ragu. Ia memang merasa ada beberapa hal yang janggal tentang Azura, tapi kalau berubah sepertinya tidak. "Aneh gimana maksudnya?" Dion memilih cari aman dulu.

"Ya apa aja yang menurut lo aneh."

Melihat Dion yang lagi-lagi diam. Andri kembali buka suara. "Sumpah gue gak ada niat jahat. Gue cuma mau nyampein sesuatu doang. Lo bisa percaya sama gue," kata Andri menjawab keraguan Dion.

"Ehm ... itu ... kalau ngerasa aneh sih ada, tapi gue gak bisa jelasin."

Andri tersenyum saat mendengar jawaban Dion. Walau baru pertama kali bertemu ia sudah bisa menyimpulkan kalau Dion memang laki-laki yang baik.

Sorot matanya membuat Andri semakin yakin.

"Boleh juga lo Ra nyari cowok." Batin Andri.

"Gue cuma minta satu hal sama lo. Tolong percaya sama Azura."

"Hah?"

"Mungkin sekarang banyak yang ingin lo tanyain soal keanehan yang lo bilang tadi. Bukannya gue gak mau ngasih tau, cuma itu bukan hak gue. Biar Azura yang nyelesainnya."

"Akan ada hari dimana lo bakal tau semuanya, dan kalau lo udah tau tolong percaya aja sama Azura dan kasih kesempatan buat dia ngejelasin semuanya. Tolong maafin dia juga kalau apa yang dia jelasin mungkin bakal nyakitin lo atau semacamnya."

Aozora [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang