Hari ini dan hari-hari berikutnya hubungan Azura dan Dion tak kunjung membaik. Mereka tidak lagi mengobrol berdua seperti dulu. Saat bertemu di kelas pun keduanya hanya tersenyum sambil menyapa singkat.
Lebih tepatnya Azura menyesuaikan diri dengan perubahan Dion. Setelah beberapa hari yang lalu Dion mengirim pesan padanya. Menyuruh Azura untuk melupakan masalahnya sejenak dan fokus pada UAS.
Dion juga meminta Azura untuk bersikap biasa saja saat di sekolah. Ia tidak mau teman-temannya tahu kalau mereka sedang ada masalah.
Dion tak pernah lagi mengirim pesan pada Azura hingga UAS berakhir.
Kemudian malam itu lewat pesannya Dion mengatakan kalau ia ia ingin bertemu Azura dan membicarakan lagi msalah mereka tempo hari.
Azura tentu saja langsung setuju. Ternyata bermusuhan dengan Dion seperti ini membuatnya tidak nyaman. Walau kenyataannya mereka berdua sama sekali tidak bermusuhan. Dion hanya sedikit menjaga jarak dengannya.
Pada awalnya Azura pikir Dion hanya ingin berbicara berdua dengannya saja, tapi cowok itu malah mengajak Langit juga Kalan dan Alya lalu membawa mereka semua menggunakan mobilnya.
Azura duduk di samping Dion, sementara Langit dan kedua anaknya duduk di kursi belakang.
"Kita mau kemana?" tanya Azura hati-hati. Sekarang ia tidak bisa berbicara seenaknya lagi pada Dion.
Jarak itu masih ada.
"Nanti juga kamu tau," jawab Dion. Nadanya biasa saja, tidak terdengar marah sama sekali. Azura agak lega mendengarnya.
Setelah hampir satu jam akhirnya Dion menghentikan mobilnya. Azura mengerutkan dahinya keheranan.
Untuk apa Dion membawa mereka ke pantai?
"Ayo turun," ujar Dion. Alya dan Kalan langsung berteriak heboh saat melihat hamparan laut di depan sana.
Meski bingung, Azura dan Langit tetap ikut turun.
"Kalian jangan nakal ya, jangan main jauh-jauh, bahaya." Dion memperingati Alya dan Kalan yang meloncat-loncat kegirangan.
"Siap paman, eh Kak Dion." Alya segera meralat ucapannya sambil nyengir lebar.
"Kak Dion baik banget suka ngajak kita main," kata Kalan. Dion hanya tersenyum saja mendengarnya.
"Dion, kita mau ngapain ke sini?" Azura memberanikan diri untuk bertanya.
"Refreshing dong Ra sekalian ngerayain UAS yang udah selesai." Dion tersenyum lebar padanya.
"Hah?" Azura melongo. Ini dia tidak salah dengar kan?
"Muka kalian kenapa sih? Kaku amat. Ayo ke sana!" Dion melengos menyusul Kalan dan Alya yang sudah lebih dulu berlari ke arah laut dan bermain-main dengan ombak.
Azura masih diam di tempatnya. Terlalu kaget dengan perubahan Dion yang seolah sudah kembali menjadi Dion yang biasanya.
"Ra, lo sama Dion udah baikan?" tanya Langit yang masih sama kagetnya.
"Eh, itu ... nggak tau. Dion bilang dia mau ngomong sama gue, dia gak bilang mau ke pantai."
"Ra, Lang cepet sini!" Dion berteriak dari bibir pantai membuat kedua orang itu segera menyusulnya meski tanda tanya besar masih memenuhi kepala mereka.
"Jangan ke sana, nanti Kalan dimakan ombak." Dion menahan bocah laki-laki itu agar tidak berlari terlalu jauh.
"Kak Dion punya permainan nih, siapa yang mau ikut?" Alya dan Kalan kompak menjawab sambil mengacung sebelah tengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aozora [END]
Teen FictionApa yang akan kau lakukan jika tiba-tiba ada dua anak kecil yang mengaku sebagai anakmu di masa depan? Terkejut? Tentu saja kau akan terkejut. Begitu pun dengan Azura yang tak pernah menyangka genre dalam hidupnya akan bertambah. Terlebih laki-laki...