"Mommy!" Kedatangan Azura langsung disambut sikecil Kalan yang merengek minta digendong Azura.
"Awas, berat nih!" Azura segera berlari ke arah sofa dan meletakkan semua barang belanjaannya. Kemudian direbahkannya juga tubuh lelahnya di sana.
"Ini apa Mom?" Tanpa meminta ijin dulu dari Azura, Kalan langsung mengeluarkan semua belanjaan Azura hingga berserakan di atas lantai.
"Yeu bocah malah diberantakin!" Azura menatap nanar belanjaannya sambil memasang wajah sedih yang dibuat-buat.
"Ini baju buat aku Mom?" Beda halnya dengan Kalan yang terlihat begitu antusias saat menemukan beberapa pasang baju yang seukuran dengannya.
"Iya buat lo. Uang bulanan gue jadi tekor gara-gara beli ini semua!"
"Yeeeee!" Kalan langsung bersorak gembira, mengacuhkan tatapan sebal Azura dan segera mencoba baju-baju baru itu.
Azura hanya memperhatikan Kalan sesaat kemudian dia tertawa ketika melihat bocah laki-laki itu yang tampak kesulitan mengancingkan kemeja yang dipakainya.
"Sini gue pakein!" Azura membuat gerakan tangan yang menyuruh Kalan agar mendekat kepadanya.
Bocah itu hanya menurut. Dia tampak fokus memperhatikan jari jemari Azura yang dengan lihai memasukan satu persatu kancing bajunya.
"Nah beres!" seru Azura bangga.
Kalan mundur beberapa langkah kemudian membuat pose bak model yang sedang menjalani pemotretan. "Keren gak Mom?" tanyanya polos.
"Gila ini anak banyak gaya," kata Azura diselingi tawa yang lumayan keras.
"Ra... Azura!" Tawa Azura langsung berhenti begitu mendengar seseorang memanggilnya dari luar disertai dengan ketukan yang lumayan keras pada pintu rumahnya.
"Iya bentar!" Azura berjalan ke arah pintu, membukakannya dan terkejut saat melihat Dion yang berdiri di depan rumahnya dengan raut wajah yang terlihat cemas.
"Dion?" Azura bisa melihat cowok itu mengembuskan napas lega. "Tumben kamu nggak ngasih tau aku dulu kalau mau ke sini."
"Aku udah neleponin kamu dari tadi Ra, cuma handphone kamu nggak bisa dihubungi. Aku takut kamu kenapa-napa, jadinya aku nyusul ke sini," jawab Dion.
"Yaampun aku lupa!" Azura langsung menepuk jidatnya sendiri. "Hape aku tadi lowbat. Maaf ya jadi bikin kamu khawatir kaya gitu." Azura tidak berbohong, Ponsel benar-benar lowbat saat tadi ia sedang googling untuk mencari tahu model pakaian apa yang paling disukai anak-anak.
"Iya nggak apa-apa Ra, akunya aja kali yang terlalu lebay." Dion langsung cengengesan. Semenjak Azura memutuskan tinggal sendiri, Dion memang jadi semakin overprotektif pada Azura.
"Ngomong-ngomong kamu baru pulang Ra?" tanya Dion sambil memperhatikan ceweknya yang masih memakai seragam lengkap.
"Hehe iya."
"Udah makan?"
"Belum, tadi keasikan belanja jadinya gak inget sama makan!"
"Belanja? Bukannya kamu ketemuan sama temen SD kamu ya?" Kening Dion berkerut samar.
"I-iya emang, tapi ... tadi pulangnya mampir dulu ke mall," jawab Azura terdengar tidak begitu meyakinkan. Cewek itu langsung meneguk salivanya karena gugup. "Biasalah cewek."
"Kamu tuh ya...," Dion mencubit pipi Azura gemas. "Lain kali jangan sampe lupa makan. Kamu mau masuk rumah sakit lagi gara-gara maag kamu kambuh?" omel Dion. Azura hanya melongo.
Dion marah padanya hanya karena dia telat makan?
"Sekarang kita delivery aja ya abis itu makan bareng!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aozora [END]
Teen FictionApa yang akan kau lakukan jika tiba-tiba ada dua anak kecil yang mengaku sebagai anakmu di masa depan? Terkejut? Tentu saja kau akan terkejut. Begitu pun dengan Azura yang tak pernah menyangka genre dalam hidupnya akan bertambah. Terlebih laki-laki...