Sementara itu di tempat lain, terlihat seorang gadis yang terbaring lemah. "Val, bangun makan dulu habis itu minum obat," ucap Rafael sambil membangunkan Valerie,
"nghh, ga nafsu makan gue" ucapnya. "Tetep aja lo harus makan, biar cepet sembuh. Lo mau apa dirawat terus?,"
"Aaaak, ayo buka mulutnya," ucap Rafael perhatian, akhirnya Valerie pun mau makan walaupun hanya sedikit. Tepat setelah Valerie selesai makan, William datang menjenguknya."Gimana keadaan kamu? Udah baikan?," tanya William dengan khawatir, "udah agak mendingan sih pak. Tadi baru aja minum obat, oh ya bapak ngapain kesini?," jawab Valerie,
"saya kesini mau.. mau jenguk kamu, saya merasa bersalah atas apa yang terjadi sama kamu. Saya minta maaf atas nama Clara," ucap William meminta maaf.
"Ehem!, bisa kita bicara sebentar? Valerie lo tidur aja, lo pasti ngantuk kan habis minum obat," ucap Rafael mengalihkan pembicaraan,
"lo mau ngapain? Jangan macem-macem lo! Awas kalau lo macem-macem, lo berurun sama gue," ucap Valerie kepada Rafael, sebelum meninggalkannya.
***'BUGH'
Satu hantaman keras tepat mengenai wajahnya, terlihat darah yang mengucur dari bibirnya.
"Lo apain dia hah?!," tanya Rafael to the point sambil menarik kerah bajunya, William pun hanya diam saja tak memberi perlawanan terhadap perlakuan Rafael.
Ia tau bahwa orang didepannya ini sungguh marah karena khawatir dengan Valerie, ia terima apa yang dilakukan oleh Rafael karena ini memang salahnya.
"Heh ngomong lo brengsek! Lo apain dia?!!," lanjut Rafael sambil memberikan satu pukulan lagi ke bagian perutnya, tepat mengenai ulu hatinya.
"Uhuk uhuk, gue gak apa-apain dia! Ini semua salah temen gue!," ucap William yang akhirnya angkat bicara.
"Bilangin ke temen lo, suruh dia berhadapan sama gue! Gue bakal bawa masalah ini ke pengadilan, inget itu!," ucap Rafael sambil melepaskan cengkramannya.
Kakinya yang tak kuat untuk menopang tubuhnya membuatnya terjatuh. Akhirnya, ia memutuskan untuk pulang dengan langkah yang tergopoh-gopoh dan wajah yang babak belur.
***"Loh, pak Will kemana?," tanya Valerie setelah Rafael datang sendiri tanpa William, "kok lo belum tidur? Ayok cepet tidur udah malem," jawabnya mengalihkan pembicaraan,
Valerie yang tahu bahwa Rafael sedang mengalihkan pembicaraan langsung menatapnya tajam.
"Hhh, dia udah pulang tadi ada urusan mendadak katanya," dusta Rafael. Valerie yang masih tidak percaya dengan perkataan Rafael hanya menyipitkan matanya, menelusuri kebohongan apa yang sedang Rafael perbuat.
"Udah lah, gak usah dipikirin lagian kepo amat sih lo tentang urusan orang," ucap Rafael sambil menutupi Valerie dengan selimut. Valerie yang tak menemui apa-apa dari manik mata Rafael, memutuskan untuk tidur.
William POV
Uhuk uhuk! Sial dia meninju tepat dibagian ulu hatiku. Kulihat ada mobil putih yang terparkir di halaman rumah, sudah ku pastikan bahwa Clara ada di dalam dan sedang mengadukan ku kepada Daddy. Persetan dengan semua ini aku tak peduli!
Ketika aku memasuki rumah, semua orang menatap ku heran. "Ya ampun! William! Kamu kenapa? Siapa yang lakuin ini sama kamu? Bilang sama aku biar aku tuntut dia," ucap Clara. Cih! Simpan saja rasa simpati mu aku tak butuh rasa simpati mu itu.
Aku pun langsung pergi menuju kamar meninggalkan mereka, tanpa bicara sepatah katapun. Tiba-tiba Daddy angkat bicara dan langsung membentakku "William!! Apa yang kau lakukan pada Clara?! Clara bilang kau meninggalkannya sendirian,". Cih! Sudah seberapa banyak yang ia katakan kepada daddy tentangku?,

KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO
Romance[DON'T COPY MY STORY] Bercerita tentang CEO dan Sekretarisnya :v intinya cerita ini mainstream, jadi buat kalian yang suka baca cerita mainstream, cerita ini recommended :v Vote and Comment jangan lupa! Enjoy this story 💕 Cover by @CruelScarlet ...