'Ahh, yang benar saja. Kenapa jantung ku jadi berdetak dua kali lebih kencang dari biasanya?' tanya ku pada diri sendiri sambil memegang dada.
***
Krekkk
Tubuh ku langsung terpelanting kebelakang akibat suara deritan itu. Untung saja William dengan sigap menahan tubuh ku, tapi sialnya mata kami bertemu membuat kami terdiam untuk beberapa detik.
Lagi-lagi jantung ku berdetak tak normal,
"Ahh, maaf." ucap ku menahan malu
"Sedang apa kau di depan pintu ruangan ku?" tanya nya yang membuatku terdiam,
Sial! Aku harus jawab apa?
"A-anu.." Aish, sekarang malah mulut ku yang tak bisa diajak kompromi.
Ia masih menunggu jawaban dari ku, sehingga membuat ku berkeringat dingin. Aku harus memutar otak ku dua kali agar bisa memberikan jawaban kepadanya,
Ayoo Valerie, pikirkan sesuatu
"Permisi pak, bapak sudah ditunggu di ruang meeting." interupsi seseorang.
"Saya segera kesana." ucap William sambil berlalu
Hufftt..
Tubuh ku langsung terjatuh setelah melihatnya pergi dari hadapan ku. Untung saja, Dewi Fortuna sedang berbaik hati kepada ku, membuat ku bisa kembali bernapas dengan normal.
Ini semua gara-gara jantung sialan ini! Kalau aja dia nggak bikin ulah, pasti aku nggak bakalan diam berdiri di depan pintu ruangannya kaya tadi.
Ahh, rasanya aku sudah tak mempunyai tenaga lagi untuk beraktivitas.
"Lagi ngapain lo? Duduk di lantai kaya orang susah." ucap Santi yang datang menghampiri ku
"Tolong bantuin gue berdiri." balas ku
"Aishh, ada-ada aja." ia langsung membantu ku berdiri dan memapahku menuju meja,
"Kenapa sih lo?" tanyanya setelah membantu ku duduk
Aku menyengir kepadanya, "Nggapapa."
"Terserah deh. Ini nih, gue mau minta tanda tangannya pak Will buat berkas ini."
"Pak Will lagi ada meeting, paling satu jam lagi baru keluar." jelas ku
Ia memutar bola matanya malas, "Iya gue tau, maksud gue itu lo yang mintain tanda tangannya. Gue nitip,"
"Enak aja lo nitip-nitip, minta sendiri." balas ku dengan emosi
"Yaelah, sama temen sendiri juga. Elo kan sekretarisnya, apa salahnya sih? Ayo lah bantu gue, kan tadi gue juga udah bantuin lo, ya?" rayu nya
Aku mendengus kesal akibat ucapannya itu, "Ya udah deh, taruh aja berkasnya di situ. Ntar gue kasihin ke pak Will."
"Nah, gitu dong. Makasih Valerie, gue balik dulu."
Untung temen, kalau bukan boro-boro mau nolongin, ketemu sama William lagi aja ogah. Bisa-bisa jantung ku kumat lagi, kalau ketemu dia.
Tapi, aku kan udah janji mau nolongin Santi. Artinya, aku harus ketemu sama William lagi? Ahh, sial! Aku mengacak-acak rambutku frustasi.
"Are you okay?"
Huh?
Aku langsung mengangkat kepala ku setelah mendengar suara itu. What the hell, itu William! Dia, dia berdiri di depan meja ku sekarang. Apa yang harus aku lakukan?

KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO
عاطفية[DON'T COPY MY STORY] Bercerita tentang CEO dan Sekretarisnya :v intinya cerita ini mainstream, jadi buat kalian yang suka baca cerita mainstream, cerita ini recommended :v Vote and Comment jangan lupa! Enjoy this story 💕 Cover by @CruelScarlet ...