50

10.1K 337 14
                                    

Brakkk

Tubuh ku langsung merosot ketika sampai di apartemen, mengingat kejadian yang telah ku lakukan  barusan.

Mati aku!
Ahh, gimana ini? Aish, Valerie bisa nggak sih sehari aja nggak bikin ulah? Besok aku kerja gimana?!

Jangan sampai aku di pecat gara-gara ngatain-ngatain Pak Will tadi. Aish, dasar mulut sialan! Valerie, kenapa kau bodoh sekali sih?

Aku terus merutuki kebodohan ku sambil terus mengacak-acak rambut ku. 

                            ***
"Ya, Valerie!"

"Valerie!"

Aku terus terusan mendengar jika nama ku dipanggil dengan suara yang terdengar sangat familiar, selain itu aku merasakan ada tangan yang sedang menepuk-nepuk pipi ku.

Aku merejap-rejapkan mata ku, untuk menyesuaikan cahaya ruangan.

"Ya, Valerie!" suara itu terus berdengung ditelinga ku diikuti tangan yang terus menepuk pipi ku.

"Yaaakk!" teriak ku pada akhirnya, sehingga membuat sang pemilik suara tergelonjak kaget,

"Apa?!" teriak ku lagi dan menemukan Rafael yang tengah terduduk sambil memegang dadanya.

"Aish, dasar bocah sialan! Lo mau bikin gue jantungan?!" ucap nya kesal sambil menjitak kepala ku.

"Aww! Apaan sih lo, pagi-pagi udah main jitak anak orang aja." balas ku tak kalah kesal

"Lo yang apaan, ngapain juga tidur di depan pintu gitu? Nggak ganti baju dan make up lo yang nggak di bersihin,"

"Aish, dasar menjijikan." ucapnya lagi sebelum meninggal kan ku

Aku hanya merengut ketika mendengar ucapannya, bagaimana bisa dia mengatakan hal yang sungguh menyakitkan? Ahh, pantas saja jika sampai sekarang tak ada perempuan yang mau bersamanya, perkataannya sungguh menyakitkan.

Aku melihat tubuh ku dan benar, aku masih mengenakan gaun semalam. Aku langsung berdiri untuk segera membersihkan tubuh ku,

Ahh, sialan. Tubuh ku jadi sakit semua gara-gara aku tertidur di lantai sambil duduk.

"Aww, badan gue sakit semua." rengek ku

"Salah lo sendiri, ngapain juga tidur di lantai. Udah sanah cepetan mandi, telat nanti kita." ucap Rafael yang tengah sarapan

Aku hanya menatapnya dengan tatapan jengkel dan langsung menuju ke kamar mandi.

"Val, udah belum? Lama banget sih, telat nanti. Aku ada sidang hari ini," teriak Rafael dari luar

Aish, dasar Rafael!

Aku langsung mengambil tas ku dan segera keluar dari kamar, "Ayo." ucap ku.

"Lo semalem kemana?" tanya Rafael sambil menyetir

"Nemenin pak Will ke pesta pernikahan temennya."

"Harus banget ya, lo yang nemenin dia? Memangnya dia nggak punya orang yang bisa diajak bareng?" tanya Rafael lagi

"Nggak tau deh, tiba-tiba dia ngajak gue. Yaudah gue terima aja, lagian cuma sekedar nemenin. Kenapa emangnya?"

"Cih, nggapapa sih gue cuma nanya aja" balasnya.

"Thanks ya Raf." ucap ku sambil membuka pintu mobilnya dan dibalas senyuman oleh nya,

                            ***

Aku memasuki kantor yang sudah tampak ramai, ku lihat jam yang baru menujukkan pukul 07.30. Aku langsung berjalan menuju lift untuk ke ruangan ku,

MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang