48

11.1K 478 29
                                    

"Ayo Val." Rafael menuntun ku agar segera masuk ke dalam mobilnya

Aku menurutinya dan berjalan mengekor di belakang nya, sedangkan tangan Rafael masih setia menggandeng tangan ku. Aku tersenyum tipis saat berpapasan dengan nya,

Ia terlihat bahagia

                             ***

Pagi ini aku tak bersemangat untuk pergi ke kantor, entah kenapa rasa semangat ku hilang begitu saja setelah melihat nya kemarin malam bersama dengan perempuan itu.

Cemburu kah?

Ahh, yang benar saja. Ngapain juga cemburu, padahal William bukan siapa-siapa ku, jadi aku nggak berhak untuk cemburu kepadanya.

"Ayo Val berangkat." ucap Rafael saat memasuki apartemen ku

"Hey"

"Are you okay?" tanya Rafael saat aku tak membalas ucapan nya

Aku menghembuskan nafas ku, "I'm okay." balas ku sambil tersenyum kepada nya

"Muka lo pucet gitu, beneran nggapapa?" tanya nya memastikan

Aku mengangguk dan segera mengambil tas kerja ku yang ku letakkan di kamar.

"Ayo." ucap ku saat kembali

Rafael menatap ku tak yakin, "Lo beneran nggapapa?"

Aku berdecak sebal, "Iya gue nggapapa, udah ayo nanti kita telat." aku langsung menarik tangan Rafael keluar

Selama di perjalanan aku hanya diam, sibuk dengan pikiran ku sendiri. Sedangkan Rafael, ia terus berceloteh mengajak ku untuk berbicara.

"Udah sampai Val." ucap Rafael yang menyadarkan ku

"Ahh, iya. Makasih tumpangan nya," balas ku dan segera keluar dari mobil nya

Aku berjalan gontai menuju ruangan ku, rasa-rasa nya semangat ku sudah tidak tersisa sedikit pun.

Ting!

Pintu lift terbuka, aku memasuki nya dengan malas. Untung saja, kali ini lift nya sepi, sehingga tak ada yang melihat ku seperti ini. Aku segera memencet tombol untuk menutup lift,

"Tunggu!"

Aku segera menahan lift agar orang tersebut bisa masuk. "Ter-imakasih," ucapnya saat memasuki lift.

William..

Aku segera membungkukkan tubuh ku menjadi 90° saat mengetahui bahwa William lah yang masuk. Aku lebih memilih untuk mundur ke belakang, berdiri di pojokkan sambil terus melihat ke bawah.

Tak ada percakapan seperti biasanya, bahkan ia tak menanyakan jadwal nya hari ini. Aku hanya bisa menghembuskan nafas ku untuk kesekian kalinya,

Ting!

Lift pun terbuka, William segera keluar dan di ikuti aku di belakang nya. Ia segera memasuki ruangan nya tanpa sepatah katapun.

Kenapa jadi kayak gini sih? Ini terlihat seperti orang pacaran yang sedang bertengkar.

Aku menggelengkan kepala ku dengan cepat, berusaha untuk membuang pikiran negatif ku tentang nya dan segera bekerja.

Tak terasa sudah jam makan siang. Ahh, aku terlalu fokus dengan ini semua sampai tak ingat waktu. Ku ambil dompet ku yang ku letakkan di dalam tas untuk segera makan siang,

Lebih baik ku ajak William untuk makan siang bersama.

"Permisi," ucap seseorang yang mengagetkan ku yang tengah bersiap-siap untuk pergi makan siang.

MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang