42

9.7K 487 18
                                    

Author's POV

William terus mengejar Valerie, hingga akhirnya mendapatkan nya.

"Valerie." ucap William sambil memegang lengan Valerie

Valerie hanya menundukkan kepalanya tanpa berniat menatap matanya.

"Sa-saya harus pergi sekarang pak, a-da urusan mendadak." ucap Valerie terbata-bata

"Urusan mu berarti urusan ku juga."

"Tap-"

Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Rafael datang dengan tiba-tiba sambil menarik Valerie untuk bersembunyi dibelakang tubuhnya.

BUGH!!

Satu pukulan keras tepat mengenai wajah tampannya, William langsung tersungkur akibat pukulan Rafael yang tiba-tiba.

"Pak Will!" teriak Valerie kaget

Valerie segera menghampiri William yang terduduk lemas di lantai. Rafael yang melihat itu, langsung menarik Valerie untuk pergi.

"Lepasin, sakit tau!" ucap Valerie menahan sakit

"Masuk." ucap Rafael dingin

Valerie segera masuk ke dalam mobil dengan terpaksa, percuma saja jika ia memberontak. Toh, ia akan tak akan bisa melawan.

Rafael hanya diam sibuk menyetir, sedangkan Valerie ia hanya menatap ke luar jendela. Sesekali ia membuang napasnya kasar,

Sesampainya di basement, ia segera turun dari mobil sambil membanting pintu mobil dengan cukup keras.

"Dasar sinting!" gerutu Valerie sambil melepas heels nya.

Rafael yang baru sampai, langsung merebahkan tubuhnya di sofa.

"Maksud lo apa sih, dateng-dateng langsung main pukul. Lo itu nggak tau apa-apa!" ucap Valerie sambil terengah-engah

"Maksud gue baik sama lo Val. Gue liat lo di pegang sama atasan lo, gue nggak terima. Apa pantes seorang atasan pegang-pegang karyawannya kayak tadi, huh?" balas Rafael tak kalah sengit

"Lo itu nggak tau apa-apa, jadi lo nggak usah ikut campur!" tutup Valerie yang mengakhiri percakapan

Ia segera masuk ke dalam kamar nya dengan perasaan marah. Menurutnya, Rafael tak berhak ikut campur dengan urusan pribadinya.

Rafael hanya mengusap mukanya kasar ketika melihat reaksi Valerie yang seperti itu.

                            ***

Pukul 20.00

Valerie masih pada posisi awalnya, mengurung diri di kamar tanpa berniat untuk keluar.

"Kira-kira orang gila itu udah pergi belum ya?" tanyanya pada diri sendiri.

"Aish, dasar bedebah!" ucapnya frustasi.

Valerie beranjak dari kasurnya, mencoba keluar dari tempat persembunyian itu.

Ia membuka pintu kamarnya sedikit, sambil melongok keluar untuk melihat kesekeliling apartemennya, memastikan bahwa Rafael sudah tak berada di apartemennya.

"Udah nggak ada ternyata." ucapnya lega

Valerie melangkah keluar dari kamar nya, ia langsung menuju dapur untuk memeriksa persediaan makanan yang bisa dimakannya.

Bau harum tercium dari sudut ruangan. Valerie yang baru datang, tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

"Hai, sudah bangun?" tanya pria itu yang tak lain adalah Rafael

MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang