Mobilnya segera membawa ku pergi menjauh dari apartemen ku. Selama perjalanan, kami hanya di temani oleh suara radio.
William yang sibuk menyetir tanpa berniat mengajak ku untuk mengobrol, sekedar basa-basi pun tidak.
Wahh, sepertinya William yang dulu kembali lagi.
Ku lihat rahang nya yang mengeras, seperti tengah menahan amarah dan aura dingin dari wajah nya pun terpancar. Aku membuang muka ku dan memilih untuk melihat jalanan yang mulai padat.
15 menit akhirnya aku sampai di kantor, ku lihat William langsung membuka seat belt nya dan segera keluar meninggalkan ku sendirian di dalam mobil.
Dengan terburu-buru aku langsung membuka seat belt ku yang masih melilit tubuh ku. Aku berusaha mengikuti langkah nya yang lebar dengan sedikit kesusahan akibat heels yang ku kenakan.
Ia hanya diam sembari terus berjalan ke ruangannya, membuat ku bingung akibat sikapnya yang berubah.
"Hmm, pak ini, saya buatkan sarapan untuk bapak." ucap ku menyerahkan paper bag yang ku bawa
"Terimakasih." hanya kalimat itu yang keluar dari mulut nya, setelah mengucapkan nya ia segera masuk ke dalam ruangannya.
Aku melongo mendengar penuturan nya dan melihat sikapnya pagi ini. Padahal kemarin, ia telah berubah menjadi William yang menyenangkan sehingga membuat ku nyaman bila bersamanya.
Tapi, hari ini? William dengan aura dinginnya muncul kembali membuat ku merasa tak nyaman, membuat ku menjadi sedikit ketakutan akibat sikap nya yang selalu berubah-ubah.
Atau jangan-jangan, ia memiliki kepribadian ganda?
Ahh, nggak mungkin. Masa iya seorang pewaris Dalton group memiliki kepribadian ganda,
Tapi...
Ahh, sudah lah lebih baik aku segera bekerja daripada memikirkan sikapnya itu.
Sial! Aku tak bisa bekerja karena William yang memenuhi pikiran ku. Lebih baik aku memastikannya,
Tok Tok Tok
"Ya masuk." jawabnya dari dalam, aku segera memasuki ruangannya setelah diperbolehkan untuk masuk.
"Ada apa?" tanya nya tanpa melihat ku, pandangan nya masih terfokus pada laptop yang berada di depannya.
"Hmm, apakah hari ini saya membuat kesalahan kepada bapak?" tanya ku berhati-hati
"Tidak, kenapa?" jawab nya
"Ahh, tidak ya."
"Tapi kenapa bapak bersikap seperti ini kepada saya, seakan-akan saya telah melakukan kesalahan yang membuat bapak menjadi seperti ini." ucap ku yang terdengar seperti gumaman
Ia mendongakkan kepalanya menjadi melihat ke arah ku dan membenarkan kacamata bacanya, "Saya rasa memang sikap saya dari dulu seperti ini, tidak ada yang berubah."
Aku langsung menutup mulut ku, merasa tak bisa menjawab ucapannya.
"Kalau sudah tidak ada yang mau di bicarakan lagi, silahkan keluar. Pekerjaan saya masih banyak," usir nya
"Kalau begitu saya permisi pak, maaf sudah mengganggu." ucap ku sambil membungkukkan tubuhku menjadi sembilan puluh derajat.
Aku berjalan keluar dari ruangannya dengan lemas, karena sikapnya hari ini membuat ku tak fokus untuk bekerja.
***
Aku membereskan barang bawaan ku untuk segera pulang, karena jam kerja ku yang sudah habis. Ku lihat ruangan William masih tertutup rapat, tidak ada tanda-tanda jika ia akan segera pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO
Romance[DON'T COPY MY STORY] Bercerita tentang CEO dan Sekretarisnya :v intinya cerita ini mainstream, jadi buat kalian yang suka baca cerita mainstream, cerita ini recommended :v Vote and Comment jangan lupa! Enjoy this story 💕 Cover by @CruelScarlet ...