31

14.5K 582 17
                                    

Valerie's POV

Yess! Hari ini libur, nggak kerja! Yuhuu! Rejeki anak soleh emang nggak kemana. Buat ngisi waktu luang mending aku manicure pedicure sama massage, lumayan kan bisa refleksi dikit.

"Pagi pak," sapa ku pada satpam apartemen saat melewatinya

"Eh eneng, pagi juga neng. Tumben nggak kerja?" tanyanya

"Saya lagi libur pak."

"Oh gitu toh," ucapnya yang ber-oh ria

"Ya udah pak, kalau gitu saya permisi dulu mau ke atas." pamit ku

"Oiya neng, liftnya rusak jadi naik tangga saja. Nanti siang baru mau dibenerin." ucapnya memberi tahu ku

"Ahh rusak ya? Ya udah kalau gitu, makasih ya pak atas informasi nya." balas ku menutup pembicaraan

Yahh, jadi harus naik tangga gini. Mana banyak lagi, bisa-bisa kaki ku jadi gempor kalau gini terus. Padahal tadi mau massage, malah harus capek dulu.

'Semangat Valerie! Semangat!' ucapku menyemangati diri sendiri, aku segera menaiki tangga dengan berlari agar bisa cepat sampai.

Hhh.. Hhh.. capek banget mana perut ku jadi sakit. Untung udah sampai, tapi..

Nanti aku harus turun lagi!! Ahh nggak mau! Masa aku harus turun lagi sih? Bikin tambah capek aja.

Aku segera berjalan memasuki kamar sambil memegang perut. Ketika sedang membuka pintu, ku lihat Rafael yang tengah mondar-mandir nggak jelas.

Sejak kapan dia disini?

Terus, ngapain dia mondar-mandir nggak jelas kayak setrikaan gitu?

Aku berjalan mendekatinya, tiba-tiba saja dia sudah memeluk ku dengan erat, sampai aku tak bisa bernapas

"Valerie!" ucapnya

"Yakk! Rafael lepas! Nggak bisa napas nih gue!" ucap ku sambil memukul badannya

"Uhuk uhuk, kampret lo! Mau bikin gue mati hah?" teriak ku setelah pelukannya dilepaskan

"Lo habis darimana? Semalaman nggak pulang, gue telpon nggak aktif, gue nungguin lo semalaman tapi lo nggak pulang-pulang, lo itu habis darimana?! Gue khawatir tau nggak!" teriaknya balik

Deg.

Aku tak bisa membalas perkataannya, entah kenapa bibirku menjadi kelu setelah mendengar ucapannya tadi,

Rafael.. Dia.. sebegitu khawatirnya dengan ku, sampai nungguin aku pulang

"Yakk! Valerie jawab!" bentaknya

"I-itu se-semalam gue lembur, jadi nggak bisa pulang. Te-terus gu-gue juga ketiduran di kantor." ucap ku terbata-bata tanpa menatapnya

"Hhh, ya ampun Valerie. Gue khawatir tau. Seenggaknya lo kabarin gue dulu kalau lo itu lembur." Rafael kembali memelukku, tapi kali ini pelukan yang diberikan tak seerat tadi sehingga memberi ku ruang untuk bernapas.

Setelah acara berpelukan itu selesai, aku memutuskan untuk segera membersihkan diri.

Rencana ku hari ini untuk manicure pedicure sama massage gagal gara-gara Rafael melarangku untuk pergi. Alasannya karena dia ingin bersama ku! Sungguh alasan yang tak masuk akal bukan?

Sebenarnya aku bisa saja memanggil orang dari salon untuk ke rumahku, tetapi karena hari ini banyak sekali pelanggan jadi mereka tak bisa mendatangi rumah ku. Jadi, mau nggak mau aku harus pergi kesana sendiri. Tapi gara-gara pin apartemen ku yang di ganti olehnya sehingga membuat ku tak bisa pergi.

MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang