30

18.4K 668 19
                                    

Author's POV

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, hari ini Valerie tak dapat pulang ke rumah dengan cepat karena pekerjaan yang dilimpahkan semua kepadanya

"Sial! Kenapa jadi gue yang kena? Di sini yang jadi bos itu siapa sih? Dia atau gue?"

"Mentang-mentang jadi bos, seenaknya nyuruh-nyuruh karyawan ngelakuin ini itu," gerutunya

Di lain ruangan, William yang tengah di sibukkan oleh berkas yang menumpuk di mejanya. Yang tak tau kapan selesainya. Pandangannya tak lepas dari laptopnya dengan kacamata yang menggantung di matanya, tangannya yang sibuk mengetik, serta kepalanya yang sibuk menengok ke samping untuk melihat berkas yang ada di mejanya.

'Tok Tok Tok'

"Ya masuk," ucapnya mempersilahkan masuk, ketika pintu ruangannya di ketok

"Permisi pak, ini berkas yang sudah saya revisi tadi." jawab Valerie

"Taruh di meja saja, nanti saya lihat." balasnya tanpa melihat muka orang yang berada di depannya

"Kalau begitu, saya permisi dulu pak." Valerie segera meninggalkan ruangan William setelah menaruh berkas di mejanya.

Karena suasana kantor yang sudah sepi, membuat Valerie menjadi bergidik ngeri sendiri. Walaupun lampu diruangannya masih tetap menyala, tetapi tetap membuatnya ketakutan

"Hoamm, bangun bangun jangan tidur! Gue bikin kopi aja kali ya, biar nggak ngantuk." ucap Valerie sambil menepuk-nepuk pipinya berharap rasa kantuknya hilang

"Ah nggak jadi deh, pasti dapur dah gelap. Udah gelap, sepi lagi, pasti ntar ada apa-apanya kalau gue kesana sendirian." pikirnya ulang

'Kring Kring Kring'

Telpon kantor yang tiba-tiba berbunyi membuat Valerie menjadi kaget,

"Malem-malem gini siapa yang telpon ya? Jangan-jangan... "

"Aish! Mikir apa sih, pasti ini William." gumamnya sambil mengangkat teleponnya

'Halo?'
'....'
'Ahh-tapi pak,'
'....'
'Baik pak,'

'Tut'

Sambungan terputus, Valerie yang habis mendapatkan telpon dari William langsung pergi ke dapur untuk membuatkannya kopi

"Aduh, gue ke dapur nggak ya? Gue takut nih, dasar William! Sukanya nyuruh-nyuruh seenaknya, padahal ya dia punya kaki sama tangan, apa nggak bisa buat sendiri?" gerutu Valerie

"Oke, pertama-tama harus positive thinking kalau nggak bakal ada apa-apa, kedua tarik napas, ketiga sekarang mulai jalan, pelan-pelan aja nggak usah cepet-cepet." Valerie kini mulai berjalan menyusuri kantornya yang sudah sangat sepi dengan sangat berhati-hati, setelah menyakinkan dirinya sendiri. 

Kini ia sudah berada di dapur dan tengah membuatkan kopi, ia selalu melihat-lihat ke sekitarnya untuk memastikan kalau tidak ada apa-apa. Setelah selesai, ia segera pergi menuju ruangan William.

Tetapi, ketika di perjalanan menuju ruangan William, ia mendengar suara benda yang berdecit. Seakan-akan ada orang yang sengaja menariknya

"Oh my god! Suara apa itu? Positive thinking Val." ucapnya pelan dan mulai melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda

'Kritt Kritt'

Suara decitan itu semakin keras menuju ke arahnya, sontak ia segera berlari dengan cepat.

'BRAKK'

Suara pintu ruangan William yang terbuka dengan kasar, sehingga membuatnya mengalihkan pandangannya. Ia melihat Valerie yang terengah-engah seperti habis dikejar setan

MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang