53

8.7K 338 15
                                    

William POV

06.00 AM

Aku memarkirkan mobil ku di basement kantor, tak seperti biasanya aku datang ke kantor sepagi ini. Kejadian semalam terus berputar dipikiran ku, membuat ku tak bisa tidur karena dirinya.

Cih, aku terus terkekeh jika mengingat kejadian semalam.

Aku segera memasuki lift dari basement untuk sampai ke ruangan ku,

Ting!

Pintu lift terbuka, melihatkan seorang perempuan berpenampilan aneh masuk ke dalam lift bersama ku. Membuat ku penasaran akan dirinya, karena sedari tadi ia terus menunduk.

Ia melepas kacamata dan masker yang ia kenakan, membuat ku dapat melihat wajahnya dari pantulan lift. Valerie? Ngapain dia berpakaian seperti itu? Dasar perempuan aneh.

"Ahh, luka nya cukup parah ternyata sampai jidat ku membiru." ucap nya sendiri sambil bercermin

"Ini semua gara-gara William, kalau dia nggak nyium aku semalam, aku nggak bakal kaya gini."

Cih, sekarang ia malah menyalahkan ku?

"Aku nggak bawa salep lagi, pakai apa ya?"

"Ahh, aku pakein bedak aja biar nggak terlalu keliatan. Bisa-bisa diketawain sama anak kantor nih, kalau liat jidat ku bengkak plus biru gini."

"Nahh, gini kan jadi nggak terlalu keliatan."

Ting!

Ia segera keluar dari lift ketika pintu sudah terbuka, tak lupa memakai kacamata dan maskernya kembali. Ia berjalan dengan mengendap-endap menuju ruangannya, membuat ku tak habis pikir yang melihat tingkahnya.

Aku memutuskan untuk berjalan mendahuluinya, membuat dirinya kaget akan kehadiran ku yang tiba-tiba. Aku memasuki ruangan ku untuk mencari kotak P3K yang ku simpan di laci meja kerja ku.

"Valerie, ke ruangan saya sekarang." panggil ku yang kembali keluar

Krekk

"Permisi pak," ucap nya ketika memasuki ruangan ku

"Duduk," perintah ku

Aku meletakkan kotak P3K di depannya, "Oleskan salep itu ke kening mu." ucap ku sambil duduk

"Ahh, iya. Terimakasih pak," Ucapnya dan langsung mengoleskan salep ke keningnya

Ck, aku berdecak sebal karena melihatnya yang tak bisa mengoleskan dengan benar. Ku ambil salep yang ia pegang, untuk mengobatinya.

"Kalau kau kesulitan, kau bisa meminta ku untuk mengoleskan nya." ucap ku yang saat ini sudah berada di depannya

"Maaf atas kejadian semalam," ucap ku meminta maaf karena telah menciumnya.

"Sudah selesai." lanjut ku sambil menaruh salep kembali ke kotak

"Te- terimakasih pak." Ia segera meninggalkan ruangan ku setelah selesai ku obati tanpa berniat menjawab perminta maafan ku, dasar anak itu!

Aku segera menaruh kotak P3K ku kembali dan mulai bekerja. Sial! Aku tak bisa bekerja karena terbayang-bayang oleh bibirnya yang manis itu.

Sepertinya aku harus mencari angin sebentar agar pikiran ku kembali normal. "Valerie," panggil ku yang membuatnya terkejut

"Eh- iya pak. Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau keluar sebentar ada urusan, nanti kalau ada yang mencari saya suruh tunggu di ruangan saya." ucap ku

MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang