45

10.1K 469 36
                                    

Enjoy this story 💕

Pagi ini aku bangun lebih awal, bukan karena kebiasaan ku yang aneh itu, melainkan aku sengaja bangun untuk membuat sarapan agar bisa ku bawa ke kantor.

6.15 AM

Lebih baik aku siap-siap untuk berangkat,

Ting!

Satu notifikasi masuk, membuat ku yang tengah bersiap-siap menjadi sedikit terganggu.

Ku ambil handphone ku yang sengaja ku letakkan di atas nakas dengan sedikit kesusahan, akibat aku yang sedang memoleskan bedak ke wajah ku.

From : CEO ku yang Terhormat
Selamat pagi. Pagi ini saya akan mengadakan meeting untuk membahas kerjasama dengan Hemmings Group. Semua karyawan harus sudah berkumpul di ruang meeting pukul 8 tepat. Akan ada sanksi jika terlambat. Terimakasih atas perhatiannya.

Mata ku membulat sempurna,

Wahh, yang benar saja?! Pagi-pagi udah main kasih informasi bakal ada meeting dadakan.

Emang dasar CEO kurangajar!

Dengan terburu-buru aku segera menyudahi acara make-up ku yang sepenuhnya belum sempurna.

Persetan dengan make-up! Meeting lebih penting sekarang!

Aku beranjak dari kursi rias dan segera berlari menuju lift untuk sampai lantai dasar.

Di luar sudah ada mobil BMW hitam yang terparkir di depan apartemen ku, sehingga menghalangi jalanku.

Aish, bedebah sialan! Nggak tau apa kalau lagi buru-buru.

"Valerie." panggil seseorang dari dalam mobil yang membuat ku menengok ke arahnya.

Orang itu menurunkan jendela mobilnya perlahan dan memperlihatkan si pemilik mobil.

"Pak Will?" ucap ku pelan

Pak Will ngapain di depan apartemen ku pagi-pagi gini?

"Cepat masuk." perintahnya dan membuat ku menuruti perintahnya

Aku segera masuk ke dalam mobilnya, aroma maskulin langsung masuk ke indra penciuman ku.

"Bapak ngapain disini?" tanya ku

"Jemput kamu. Cepat pakai seat belt nya, nanti kita telat." perintahnya lagi

Menyebalkan. Kerjaannya cuma perintah orang doang.

                            ***

"Cek semua berkas yang kamu bawa. Jangan sampai ada yang tertinggal." ucap nya sambil membenarkan dasinya

"Baik pak,"

Aku segera mengecek berkas yang ku bawa sambil berjalan menuju ruang meeting. Sungguh merepotkan!

Aku terus berjalan tanpa melihat sesuatu yang ada di depan ku, karena terlalu sibuk dengan tumpukan berkas ini.

Langkah ku terhenti akibat perlakuannya yang tiba-tiba, "Hati-hati." ucap nya lembut yang sedang memegang dahi ku dengan tangannya agar tidak terbentur pintu.

MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang