28

15.3K 639 16
                                    

Rafael's POV

'Ting!'

Aku segera keluar dari lift setelah sampai di kamar ku, sempat ku lihat mereka yang kesal dengan sikap ku ketika melewatinya begitu saja yang tengah bermesraan.

Aku tersenyum puas ketika melihatnya kesal, salah siapa mesra-mesraan di depan ku.

Aku membuka pintu apartemen ku dan langsung menuju kamar mandi, karena hari ini aku ada pertemuan dengan seseorang yang menurutku sangat penting.

Setelah rapih, aku segera pergi menuju basement tak lupa untuk memberi tahu Valerie kalau sekarang aku ada urusan penting.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya aku sampai di salah satu restaurant yang cukup mewah.

Kini aku sedang mencari-cari keberadaan orang itu, tak lama kemudian orang yang ku cari sudah melambaikan tangannya kepadaku. Aku segera menghampirinya tak lupa dengan senyuman ku,

"Selamat malam Ms.Sarah, maaf sudah membuat mu menunggu," ucap ku

"Ahh, tidak kok. Saya juga baru sampai, santai saja" balasnya sambil tersenyum

"Bisa kita mulai sekarang?"

"Jadi, apa permasalahannya?" tanya ku to the point, aku ini orangnya to the point banget nggak suka yang namanya bertele-tele

"Jadi gini, orang tua saya kan sudah meninggal dan mereka menitipkan surat wasiat yang isinya tentang warisan yang harus dibagikan secara merata kepada saya dan kakak saya, tetapi kakak saya meminta bagian yang lebih besar. Padahal kan seharusnya dibagikan secara merata, saya tidak terima dong jelas-jelas isi surat wasiat itu suruh dibagikan secara merata. Jadi saya minta tolong anda buat mendampingi saya dipengadilan nanti," jelasnya

"Hmm, begitu ya. Tapi apakah sudah dibicarakan terlebih dahulu?,"

"Su-sudah." Hmm, dari gaya bicaranya yang gugup sudah dapat kupastikan kalau dia sedang berbohong

"Hh, belum ya? Tidak usah takut untuk mengakuinya, saran saya lebih baik di bicarakan terlebih dahulu secara kekeluargaan. Kalau benar-benar tidak mau mengerti, nanti kita ambil jalur hukum,"

"Baiklah,"

"Ya sudah kalau begitu, saya permisi dulu. Nanti tinggal hubungi saya saja kalau ada apa-apa,"

"Gak mau makan dulu?" tawarnya

"Ahh, tadi saya barusan makan. Saya permisi dulu," ucap ku dan segera pergi dari hadapannya

Aku sedikit merenggangkan dasiku saat berjalan keluar. Bekerja sebagai pengacara memang susah-susah gampang, aku harus membantu klien ku yang bermasalah.

Belum tentu klien yang aku bantu itu benar-benar terbukti tidak bersalah, bisa saja dia menyembunyikannya dengan sangat rapih sehingga tidak ketahuan oleh ku

Aku harus bersikap tenang dan jeli dalam menghadapi suatu kasus, untuk memenangi suatu persidangan itu tidak lah mudah. Aku harus mencari informasi kesana-kemari agar bisa menang di persidangan

Ahh, aku jadi kangen sama pekerjaan ku yang dulu, sebagai pengusaha. Kerjanya cuma duduk, nyuruh orang, habis itu tanda tangan. Kalau usaha ku saat ini masih berjalan, pasti sudah sangat indah hidup ini.

Akan ku ceritakan tentang masa lalu ku,

Dulu aku seorang pengusaha yang sukses, aku sangat terkenal karena diriku yang bisa memimpin perusahaan besar di usia ku yang masih muda.

Sampai suatu saat, ketika keluargaku mendapatkan cobaan, Ayah ku yang tiba-tiba meninggal karena kecelakaan dan Ibu ku yang stress akibat ditinggal kematiannya.

MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang