Valerie's POV
Ahh, hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Aku harus cepat-cepat pergi ke acara akad nikah Lala dan Alvin, aku tak boleh terlambat di acara penting seperti ini.
Aku langsung memesan taxi untuk mengantar ku ke rumah Lala, dengan balutan kebaya bewarna pink yang menurut ku sangat pas di tubuh ku.
Setelah sampai di rumahnya, aku langsung menuju kamarnya. Aku tak sabar melihat sahabatku yang sudah terbalut gaun pengantin disertai riasannya, pasti ia terlihat sangat cantik.
"Tante, Lala ada di atas kan? Valerie ke atas ya?" tanya ku pada mama Lala dan dibalas anggukan olehnya.
Krekk
Aku membuka pintu kamarnya dengan perlahan dan mengintip dari luar, memastikan bahwa ia berada di dalam.
"Valerie!!" teriaknya saat mengetahui kedatangan ku
Aku langsung berjalan menghampirinya dengan sedikit berlari,
"Ehh, mbak jangan berdiri. Belum selesai ini, nanti riasannya rusak lagi." tegur sang perias karena Lala yang tak bisa diam karena kedatangan ku
"Cie.. cie.. yang udah mau jadi pengantin." goda ku
"Apaan sih." balasnya sambil malu-malu
"Jadi iri ngeliatnya." ucap ku sambil mengekspresikan muka ku menjadi memelas
"Makanya buruan cari pacar, pacar aja belum punya kapan mau nikah nya." balasnya dan dibalas dengan tatapan tajam oleh ku, sedangkan ia hanya tertawa ketika melihat respon ku.
"Nah sudah selesai, mbak nya jangan kebanyakan gerak takutnya riasannya rusak." ucap sang perias mengingatkan
Lala hanya mengangguk pelan, "Makasih ya bu."
Ia terlihat sangat cantik saat aku memandangnya, sampai tak terasa air mata ku jatuh mengenai pipiku. Dengan cepat aku langsung menghapusnya, takut ketahuan olehnya.
"Kok nangis?" tanya nya saat mengetahui bahwa aku menagis, aku hanya menggeleng menandakan bahwa aku tak kenapa-kenapa sambil terus menatapnya sambil tersenyum.
"Ih Valerie kenapa? Jangan buat takut deh." tanyanya yang mulai kepo,
"Lala ayo kita turun," ucap sang mama yang menghentikan aktivitas ku dengannya saat ini.
Ia segera turun dari kamarnya dan di ikuti ku dari belakang dengan membantu mengangkat gaunnya yang menyentuh tanah.
Kami sekeluarga langsung menuju masjid untuk melaksanakan akad nikah. Sesampainya disana, ku lihat sudah banyak orang yang berkumpul yang sedang menunggu kedatangan mempelai wanita.
Kami keluarga mempelai wanita langsung masuk ke dalam masjid untuk memulai acaranya.
Aku merasakan bahwa Lala mengeratkan pegangannya pada ku, tangannya berkeringat dingin. Pasti sekarang ia sangat gugup!
Aku mendudukkan Lala di sebelah Alvin, sedangkan Alvin hanya melirik sekilas ke arah Lala dan memulai acaranya.
"Bisa kita mulai?" tanya sang penghulu dan diikuti anggukkan kepala Alvin, papa Lala dan wali nikah yang lain.
Aish, Kenapa perasaan ku jadi was-was begini? Padahal mereka yang menikah, malah aku yang ketakutan sendiri. Semoga saja Alvin bisa mengucapkan ijab kabul dalam sekali tarikan nafas,
"Bagaimana saksi? Sah?" tanya sang penghulu
"Sah!" jawab orang-orang serempak
Fiuhh! Syukur deh, Alvin bisa mengucapkan ijab kabul dengan baik, sehingga bisa membuat ku bernafas lega.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO
عاطفية[DON'T COPY MY STORY] Bercerita tentang CEO dan Sekretarisnya :v intinya cerita ini mainstream, jadi buat kalian yang suka baca cerita mainstream, cerita ini recommended :v Vote and Comment jangan lupa! Enjoy this story 💕 Cover by @CruelScarlet ...