Tiba

5K 269 4
                                    

Apapun pilihan orang tua adalah pilihan yang terbaik untuk anaknya dan seharusnya mereka berfikir apakah sang anak bahagia akan pilihan itu...

07.00 WIB. JAKARTA.

Seperti biasa, kondisi Ibu Kota Indonesia yang padat merayap.

Angkutan umum bertebaran disisi jalan. Mobil - mobil pribadi berserakan. Dan motor berbaris untuk menyalip. Ribuan pengguna jalan yang tidak sabaran menimbulkan kebisingan dimana  mana. 

Karamel.

Gadis berambut hitam sebahu sedang duduk di dalam mobil mewah milik Anna, Tantenya. Menuruti perintah papanya untuk tinggal dan memulai kehidupannya di Jakarta.

Pukul 07.00 pagi  ia sudah sampai di Bandara Soekarno - Hatta. Hanya seorang diri, tidak bersama Miko. Ia sendiri bahkan tak tau dimana keberadaan Sang Papa kini.

Karamel melihat sosok wanita yang sedikit tersenyum ketika kedua mata mereka bertemu. Karamel yakin bahwa wanita berambut pirang itu adalah Anna.

"Sudah lama kita tidak bertemu. Sekarang kamu kelas berapa?" Anna mengalihkan matanya dari Karamel

"Sebelas." jawab Karamel singkat, padat, jelas.

"Kelas sebelas? Berarti kelas dua SMA? Iya kan?"

"Hm."

"Tante sudah daftarkan kamu disekolah paling bagus di Jakarta. Mulai besok kamu sudah bisa bersekolah."

"Makasih."

Hanya keheningan yang terasa selama diperjalanan menuju ke rumah Anna.

Ketika di dalam mobil Anna sibuk dengan gadget yang ia genggam, sedangkan Karamel hanya menatap sisi jalanan Ibu Kota.

Mobil yang membawa Karamel dan Anna berhenti disebuah rumah mewah dan megah.  Rumah berdesain modern terpampang jelas di depan mata.

Mungkin aku sampai di neraka! - Batin Karamel saat menatap bangunan didepannya

"Kamu masuk duluan. Tante pergi dulu, ada urusan lagi." Ucap Anna yang masih sibuk dengan gadget

"Iya."

Karamel turun dari mobil. Mengambil koper yang tadi ia letakkan dibagasi lalu menyeretnya masuk ke dalam rumah yang tidak terkunci sama sekali.

"Apa dirumah sebesar ini tidak memiliki pembantu?" Karamel menatap sekeliling rumah itu yang sepi dan sunyi.

Karamel menghempaskan tubuhnya di soffa. Rasa lelah ditubuhnya tidak sebanding dengan beban fikiran yang ia alami.

Entah bagaimana kehidupan selanjutnya? Bahagia atau mati? Karamel sudah tak peduli akan hidup

Jangan lupa vomment ya❤❤

Karamel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang