Siang ini lonceng sudah berbunyi menandakan bahwa waktu istirahat sudah tiba. Anak - anak mulai berhamburan dari tempat duduk nya. Termasuk Andien yang mulai mengalihkan pandangannya menatap Karamel.
"Lo utang cerita sama gue!" ucap Andien menatap horror Karamel
"Utang cerita? Cerita apaan?" Karamel menatap lekat mata Andien
"Lo jadian sama Ken?"
"What? Lo dapet hoax dari mana?" ucap Karamel berusaha sesantai mungkin
"Ya buktinya lo lengket banget sama dia."
"Lo berdua ngomongin gue?"
Tiba - tiba Kennaldy ikut nimbrung dan duduk di meja Karamel tanpa sopan santun.
"Siapa juga yang ngomongin lo! Ge - er banget!"
"Lo fikir gue bolot kayak pacar lo si ANDRA!" Jawab Kennaldy yang menekankan kata Andra.
"APA? KENAPA? AYANG BEB ANDIEN KANGEN AMA ABANG ANDRA? ABANG JUGA KANGEN NENG!!!!" teriak Andra.
Seketika Andra langsung lari dari bangkunya dan menghampiri meja Andien."Apaan sih lo Ken?! Ga lucu tau ga!!!!!"
"Bodo amat! Salah sendiri kemaren lo ga mau ngasih kontak Karamel." bisik Kennaldy tepat di telinga Andien
"Lo bisikin apa ke cewek gue?" selidik Andra
"Iniii... Tadi tuh Andien cerita sama gue kalo Andra hari ini ganteng bangettttttttt."
"Ya ampun ayang beb. Aku udah ganteng dari orok kamu baru sadar sekarang?!"
"Aaaaaaaaaaaa.... JIJIK AMIT AMITTT NAJONG Abiss!!!!!"
Andien lari terbirit - birit keluar kelas. Begitu pun Andra yang juga lari mengejar Andien yang sudah lari duluan.
Kini hanya tersisa Kennaldy dan Karamel di kelas. Kennaldy menatap Karamel yang sangat fokus dengan benda pipih bewarna silver di genggamannya.
"Ga usah liatin gue! "
Kennaldy gelagapan ketika mendengar pernyataan tajam milik Karamel, ia berusaha mengatur nafas senormal mungkin dihadapan gadis yang mulai menyita setengah fikirannya saat ini.
"Ngapain juga gue liatin lo! PD banget."
"Ngapain juga lo masih disini? Kayak ga ada tempat lain aja!"Hati Kennaldy mencelos, bukan situasi seperti ini yang ia inginkan.
"Okey FINE! Gue PERGI SEKARANG juga."
Kennaldy melenggang pergi dari kelas meninggalkan Karamel yang sendiri di dalam kelas.
Sorry! - Batin Karamel
Bukan itu yang ingin Karamel katakan. Sebenarnya, kini hatinya mulai terbuka untuk menerima Kennaldy sebagai temannya, tapi bibirnya justru mengatakan hal yang menyakitkan.
Sebenarnya gue butuh lo!
Gue butuh seorang teman!
Gue butuh sahabat!
Tapi hati gue udah terlanjur sakit!
Hati gue mati!
Gue ga bisa percaya!
Gue takut jika gue mendekat tapi akhirnya lo pergi khianatin gue gitu aja!!!!
Sorry.***
Bel pulang akhirnya berbunyi.
"Baik.. Pelajaran kali ini cukup sampai disini. Silahkan pulang ke rumah masing - masing." ucap Bu Rika yang sedang merapikan buku di meja
"Siaapppp Bu.."
Dengan cekatan seluruh murid murid merapihkan buku diatas meja kemudian memasukkannya ke dalam tas masing masing lalu berhamburan keluar kelas.
Ketika kondisi kelas yang sudah lumayan sepi Karamel dan Andien baru bergerak untuk membereskan buku mereka dan memasukkannya ke dalam tas.
"Kara, lo balik sendirian? Atau dijemput?" tanya Andien
"Gue pulang sendiri." ucap Karamel berusaha ramah dan menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum
"Pulang bareng gue aja." ucap Kennaldy dan Jason serempak
Andien dan Karamel menatap kedua lelaki itu secara bergantian.
Karamel menatap Andien. Andien malah melotot dan memainkan kedua alisnya. Seperti mengisyaratkan ‘Ayo lo! Mau pilih yang mana?’"Em.. Gue balik sendiri aja. Makasih." ucap Karamel tersenyum menatap Kennaldy dan Jason
Senyuman yang jarang ia berikan kepada siapa pun, bahkan pada Miko papanya.
Senyuman termanis menurut Kennaldy, kedua laki - laki itu sampai tak berkedip menatap senyum indah milik Karamel."Kalau gitu gue duluan ya." Ucap Karamel
"Okeyy.. Hati - hati ya."
"Sippp."
Sekali lagi Karamel menatap mata Ken dan Jason secara bergantian. Dan kembali menampilkan senyuman indah itu.
Giliran ada Jason dia senyum terus! Giliran ke gue juteknya minta ampun. -Batin Kennaldy
Senyumnya! Melelehkanku. - Batin Jason
"Lo berdua ngapa masih disini? Bengong mulu lo! Ntar kesambet baru tau rasa." ucap Andra
"Ya udah ayo balik."
"Yukk.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Karamel [Completed]
Teen FictionKeluh kesah yang mungkin di alami Karamel juga mungkin di alami oleh remaja seusia kalian. Seorang anak yang hanya ingin memiliki bahagia. Tapi begitu sulit untuk diraih. Seorang anak yang hanya minta diperhatikan justru malah diacuhkan. Seorang ana...