Perjuangan

2.4K 93 0
                                        

Sudah satu bulan sejak kejadian dimana Kennaldy dan Karamel bertengkar. Kini, keduanya tidak lagi bertegur sapa.

Bahkan Kennaldy bersikap dingin seperti tidak mengenal Karamel sebelumnya, begitupun Karamel yang hanya acuh dan menganggap bahwa Kennaldy sudah tidak ada dihidupnya.

Selama satu bulan juga Kennaldy terlihat lebih dekat dengan Agatha. Kennaldy rela mengantar jemput Agatha saat di sekolah. Tak jarang mereka sering menampilkan sikap romantis pada Karamel dan teman - teman lainnya. Juga terdengar kabar bahwa kini Kennaldy dan Agatha sering menghabiskan waktu bersama seperti dinner, shopping, dan hangout.

Kini Karamel, Jessica, Andien, Shyasha, dan kedua sahabat Ken sedang berkumpul di sebuah caffe. Makan malam ini direncanakan Jessica agar bisa dinner bersama dan mencari suasana baru dengan mengobrol santai.

"Ken ga ke sini?" tanya Jason pada Andra

Andra mendengus pelan "Ngga tau. Dia berubah, Bro. Sekarang dia susah buat dihubungin."

Karamel merasa jika dirinya hanya menjadi nyamuk disini. Fikir saja,  Andra duduk dengan Andien. Sedangkan Jason dengan Jessica. Walaupun Shyasha seorang diri disini tapi setidaknya ia masih memiliki seorang pacar. Sedangkan Karamel? Ia hanya seorang diri, benar - benar sendiri.

"Woy.. Bengong mulu. Ntar kesambet loh!" celoteh Andien, menyenggol pelan pundak Karamel

"Gue ngga bengong.” Sahut Karamel gelagapan

"Ngga bengong? Tapi mikirin Ken kan?" goda Jessica, mencubit gemas pipi Karamel

"Ken? Siapa tuh? Gue ngga kenal sama yang namanya Ken!!" sewot Karamel, menyilangkan kedua tangannya dibawah dada

"Nih, gue ingetin ya. Benci sama cinta beda tipis loh? Ati - ati." tambah Shyasha, menaik turunkan kedua alisnya menatap Karamel

"Tenang!! Kalo jodoh ngga kemana kok." ucap Andra berusaha menenangkan Karamel

"Betul banget tuh" sambung Jason

"Ck! Buruan pesen makan. Laper nihhh.." rengek Karamel yang membuat sahabat – sahabatnya tertawa kecil

Mungkin udah saatnya gue Move on dari Ken. - batin Karamel

Mereka memesan makanan sesuai porsi masing - masing. Canda tawa bahkan lawakan garing pun membuat mereka tertawa. Suasana nyaman tercipta dalam diri Karamel ketika bersama dengan mereka.

Mereka adalah sahabat yang selalu ada untuk Karamel. Terbukti ketika Karamel sakit mereka bergantian menjenguk Karamel secara teratur bahkan mereka rela menemani Karamel sepanjang hari dan tidur di ranjang rumah sakit bersama.

"Permisi. Maaf mengganggu waktunya sebentar. Saya ingin menyanyikan sebuah lagu untuk orang yang pernah saya sakiti, tapi sungguh—sampai saat ini saya masih sangat sangat mencintainya.”

Seketika Andien dkk berhenti memakan makanannya. Kecuali Karamel, gadis itu masih asik makan dengan dunianya sendiri.

Seorang laki – laki menggunakan jaket kulit berwarna coklat, celana jins berwarna hitam serta kaos hitam polos tak lupa lelaki itu juga menggunakan topi dan kaca mata sehingga menutupi wajahnya. Ia duduk di kursi yang disediakan diatas panggung dan menyanyikan sebuah lagu.

Lampu di caffe mulai padam. Hal itu membuat kaget semua pengunjung caffe.

"Kenapa mati lampu sih?!" sungut Karamel yang kesal karena suasana ruangan menjadi gelap gulita

"Mungkin supaya menikmati lagunya." bisik Andien

"Tapi kan gue laper mau makan." gumam Karamel

Terdengar tarikan nafas yang sangat dalam dari pria itu sebelum berucap sebuah lagu. Alunan piano mengiringi dengan merdu.

Karamel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang