Harapan

2.7K 117 0
                                    

Hari ini adalah hari minggu dan untuk pertama kalinya hari minggu adalah hari yang membosankan untuk Kennaldy.

Kennaldy berdiri di balkon kamarnya. Menatap sedih kamar wanita yang ia sayangi.

Baru saja ia hendak memulai hari baru. Tapi, semua sirna begitu saja.

Kennaldy meninggalkan balkon dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mencari makanan yang bisa mengembalikan energinya.

"Karamel udah sehat, Ken?" tanya Jullia

"Udah, Bun."

"Kenapa lesu sih? Biasanya pagi - pagi kamu selalu semangat dan sudah rapi terus kamu buru - buru pergi siap jenguk Karamel dirumah sakit." tanya Ayah

"Ken Cuma lagi capek aja, Yah." Kennaldy tersenyum getir

"Ada masalah?" kini giliran Bunda yang bertanya

"Ngga, Bun."

Kennaldy hanya mengambil sepotong roti dan mengoleskan roti tersebut dengan selai favoritnya. Lalu, dengan langkah pasti kakinya kembali menuju ke kamar. Kedua orang tua Kennaldy hanya menggeleng kepala melihat sikap putranya itu.

***

Sekuat apa pun kamu berusaha lupa dan sekuat apa pun kamu menghindar. Percayalah,  Jika bumi menghendaki untuk bersatu maka hati yang akan merasakan ketulusan cinta.

Kennaldy mengambil benda pipih yang berwarna hitam diatas nakas, sudah lama ia tak memperhatikan benda itu karena ia terlalu sibuk memikirkan Karamel.

Seketika kedua matanya membulat ketika melihat pesan dari Anna, tante Karamel. Isi pesannya adalah memberi tau bahwa Karamel sudah pulih dan diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit.

Setelah menghabiskan sepotong roti yang tadi ia bawa, Kennaldy kembali melirik kamar Karamel yang masih tertutup rapat. Hatinya yakin bahwa gadis itu ada didalam kamar dan sedang beristirahat.

Kennaldy loncat dari balkon kamarnya menuju balkon Karamel yang kira - kira berjarak 3 meter. Bagi sebagian orang itu sangat berbahaya dan nyawa adalah taruhannya tapi berbeda dengan Kennaldy, ia rela melakukan apapun demi gadis itu.

Tok.. Tokk.. Tokkk

Kennaldy mengetuk pintu kaca kamar gadis itu. Perlahan pintu pun terbuka, menampilkan sosok gadis cantik dengan wajah pucat dan perban melingkar di kepala dan tangan gadis itu.

Keliatan pucet.. tapi tetap cantik - Batin Kennaldy

"Lo siapa? Lo mau maling ya? TOLONG ADA----" teriak Karamel yang terlihat kaget saat melihat laki - laki hendak masuk ke kamarnya.

Dengan spontan Kennaldy membekap mulut Karamel.

"Hustttt!! Ih lo apaan sih? Jangan teriak - teriak! Berisik tau."

"Lee..pas..in..gue!!!!!" Karamel terus meronta karena Kennaldy tak kunjung melepas tangannya dari mulut Karamel

"Mau gue lepasin? Tapi ada satu syarat." Bisik Kennaldy tepat ditelinga Karamel

"Aupppppaaa???!"

"Jangan berisik apalagi teriak! Ngerti?" Kennaldy menyipitkan matanya penuh selidik

Karamel pun menganguk paham. Perlahan Kennaldy mengendurkan bekapannya, takut jika gadis itu akan mengingkari janjinya. Namun, ternyata Karamel menepati janji untuk tidak berteriak lagi.

Masih sama kayak dulu! Pe.nu.rut. I like it. - Batin Kennaldy

Kennaldy menyilangkan tangannya di bawah dada, tanpa sadar kedua sudut bibir Kennaldy melengkung menyelipkan sebuah senyuman bahagia, bahagia karena gadis itu masih bisa menuruti permintaannya.

"Fix! Lo orang gila yang nyasar ke kamar gue dan senyam senyum ga jelas." Kesal Karamel

"Mana ada orang gila seganteng gue."

"Dih! Percaya diri banget lo."

"Biarin." Kennaldy menatap dalam wajah Karamel

Hanya keheningan yang tersisa. Rasa bingung mulai hadir diantara keduanya, bingung  harus bicara apa lagi. Kennaldy sibuk dengan imajinasi dan harapan di otaknya, sedangkan Karamel masih pusing dengan hati dan jiwanya.

"Lo sahabat gue?" entah mengapa pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibir Karamel

"Menurut lo?"

"Ga tau. Gue bingung!"

"Lo ga inget gue sama sekali?" tatapan Kennaldy menyendu

"Inget." seketika wajah Kennaldy berbinar ketika mendengar satu kata yang keluar dari mulut Karamel

"Serius?"

"Dua rius malah. Gue inget lo, lo ga percaya sama gue?" ucap Karamel mendekatkan wajahnya dengan wajah Kennaldy, seketika bibirnya tersenyum menatap wajah bingung lelaki itu.

"Lo serius? Ga bohong kan? Yes, akhirnya lo inget gue, makasi ya."

Ada rasa bahagia sekaligus haru ketika Karamel berkata bahwa dirinya mengingat Kennaldy.

"Ga mungkin lah kalau gue bohong, lo itu Ken yang waktu itu dirumah sakit nemenin Tante Anna kan?"

Dan seketika itu juga ucapan Karamel membuat pertahanannya runtuh. Kennaldy berfikir bahwa Karamel sudah mengingat semua kenangan yang telah mereka lewati, namun ternyata Karamel hanya memberi harapan palsu untukknya.

"Gue cuma inget itu aja." Lanjutnya

CK!! Gue fikir dia inget semuanya. - Batin Kennaldy

"Oh gitu. Ya udah gue balik ya." Ucap Kennaldy cuek dan hendak pergi dari balkon Karamel, namun langkahnya terhenti ketika gadis itu menggenggam tangannya.

"Em. Tunggu."

"Apaan?"

"Temenin gue disini."

"Tante kemana?"  tanya Kennaldy menatap ke dalam kamar Karamel

"Tante pergi. Kalau Randy lagi nyari tempat tinggal di Jakarta."

Perasaan gue ga nanya Randy deh! - Batin Kennaldy

"Oh."

Karamel mengajak Kennaldy untuk mengobrol dengannya dan duduk di kursi yang terletak diujung balkon kamarnya.

"Em. Lo tau ga? Udah berapa lama gue tinggal di Jakarta?" tanya Karamel

"Gue lupa. Yang jelas belum lama."

"Apa gue sekolah di Jakarta?"

"Iya. Lo satu kelas sama gue. Lo itu murid yang paling resek dan nyebelin..dan satu lagi lo itu salah satu siswi yang suka memberikan harapan palsu ke cowok - cowok yang deket sama lo."

"Hah? Masa sih gue kayak gitu?" Karamel terkekeh ketika mendengar pernyataan itu

“Oiya, Apa selama gue dirawat Randy dateng jenguk gue?" lanjutnya

"Menurut lo?" Kennaldy memejamkan kedua matanya, mencoba menahan amarah yang siap keluar kapan pun. 

"Entahlah." jawab Karamel acuh

Kennaldy bangkit dari duduknya "Karamel.. Gue balik ya. Lo isrirahat biar besok bisa masuk sekolah lagi."

Kennaldy tersenyum getir menatap Karamel dan berjalan untuk melompati balkon Karamel menuju ke kamarnya.

Memang hanya kamu satu - satunya cinta yang membuatku buta. Seperti halnya senja yang akan menjadi sempurna bila jingga selalu mendampinginya. Begitu pun dengan ku, yang akan sempurna jika kamu selalu disamping ku.

Karamel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang