Rela

2.3K 107 0
                                    

Karamel melangkah keluar dari halaman itu. Mengambil tasnya kemudian pergi tanpa menatap Kennaldy, Karamel sangat butuh ketenangan kali ini.

Amarah masih terlihat jelas di wajah Karamel yang memerah dan datar.

"Kara, lo mau kemana?" tanya Kennaldy menggenggam tangan Karamel, namun Karamel menepis kasar tangan Kennaldy

"Kamu kenapa sih?" Kennaldy terus mengejar Karamel tapi gadis itu malah semakin berlari kencang

Hujan lebat mengguyur kota Jakarta malam ini. Gemuruh petir menggema seperti pertanda buruk bagi sebagian manusia.

"Karamel hujan! Kamu mau kemana sih?! Kamu kenapa?"

Tanpa di duga Karamel menembus hujan itu. Ia terus berjalan tanpa memperhatikan tatapan orang yang berlalu lalang di depan rumah Jessica.

"KARAMEL!!" teriak Kennaldy yang berhasil meraih tangan Karamel. Ia mendekap gadis itu erat. Ia tak akan membiarkan gadis itu pergi untuk kedua kalinya.

"LEPASIN GUE!! LEPASIN KEN!!"

"AKU NGGA AKAN LEPASIN KAMU. AKU NGGA AKAN BIARIN KAMU PERGI!"

Karamel terus meronta dalam dekapan Kennaldy, amarahnya luluh akibat hujan yang mengguyur. Hanya tangis yang tersisa, tapi Kennaldy tidak melihatnya karena hujan menutupinya.

"Mending sekarang lo pergi! Biarin gue sendiri."

"Ngga akan! Sampai kapan pun gue ngga akan pergi dari lo."

"Pergi Ken! Pergi." gumam Karamel pelan namun masih terdengar

Kennaldy melepas dekapannya. Ia melepas pelukan yang mulai membuat Karamel nyaman. Hal itu sedikit membuat Karamel kecewa.

Apa dia mau ninggalin gue? - batin Karamel

Karamel menunduk. Ia tak bisa melihat wajah Kennaldy saat ini, ia tau bahwa saat ini Kennaldy sedang menatapnya dalam diam.

"Aku anter kamu pulang sekarang ya." ucap Kennaldy lembut, memegang pipi Karamel

Karamel menggigit bibirnya ketika mendengar ucapan lembut dari Kennaldy

KENAPA LO MASIH PEDULI?! - batin Karamel

Hatinya benar - benar kacau. Disatu sisi ia senang jika Ken masih peduli. Tapi disisi lain Karamel benci jika harus menerima uluran hanya karna rasa ka.si.han.

"Gue bisa sendiri." ucap Karamel dingin

"Aku anter kamu! Aku ga terima penolakan.” Ucap Kennaldy melembut

Karamel hanya diam seperti patung dan enggan memberi respon pada Kennaldy, karena geram akhirnya  Kennaldy menggendong Karamel ala bridal style. Hal itu sontak membuat kaget semua orang yang berada di lokasi.

"Ken turunin gue! Malu tau ga?! Ngapain sih." ronta Karamel

Kennaldy tidak menanggapi ocehan gadis itu. Ia terus berjalan membawanya masuk ke dalam mobil mengabaikan seluruh pasang mata yang sedang menatapnya heran.

Karamel terus saja meronta. Beberapa kali ia mencoba kabur namun dengan sigap Kennaldy mencegah.

"Diem! Kalo kabur gue cium!" ancam Kennaldy lalu menutup pintu mobil untuk Karamel

Kennaldy masuk ke mobil dan duduk di kursi pengemudi, di samping gadis itu.
Hening. Karamel berhenti meronta, bibirnya pun tak lagi berteriak. Kennaldy menyalakan mobil hendak menancap gas. Ia melirik Karamel dari sudut matanya.

Ternyata dia mau kabur. - Batin Kennaldy

Karamel berhasil membuka pintu mobil. Sebelah kakinya hendak turun menyentuh aspal. Namun niatnya gagal.

Karamel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang