Mencari

2.7K 136 0
                                    

Sore ini Andien, Jessica, Shyasha, Andra, dan Jason sudah berkumpul di rumah Kennaldy.

"Gimana kalau pencariannya kita mulai?" tanya Kennaldy

"Kuyy.."

"Ayoo!"

"Lebih cepat lebih baik."

"Okeyy.. Yuk"

Baru saja mereka akan melangkah pergi meninggalkan rumah Kennaldy, namun langkahnya terhenti ketika suara wanita terdengar.

"KEN!" teriak Jullia, Bunda Kennaldy

"Kenapa Bun?"

"Temenin Bunda ke rumah sakit sebentar ya." ucapnya memohon

"Yah.. Bunda kan tau kalo sore ini Ken mau cari Karamel." tolak Kennaldy

"Cuma sebentar aja, lagian rumah sakitnya deket dari sini. Sehabis anter Bunda, kamu pergi aja nanti pulangnya Bunda bisa sendiri kok."

Kennaldy menggaruk tengkuknya yang tak gatal mencoba berfikir untuk menerima permohonan Jullia.

"Kasihan kalo nyokap lo sendirian. Mending lo temenin dulu, baru cari Karamel." saran Andra

Ternyata dia bisa bijak juga ya? - Batin Andien menatap Andra kagum

"Kalau gitu gue anter Bunda dulu baru nyari Karamel."

"Cakep tuh. Kalo gitu gue sama Andien nyari Karamel duluan ya?" ucap Andra tersenyum dan merangkul Andien

"Ck! Modus bae kerjaan lu, bos." protes Jason

"Em, gue sama Andra duluan ya."

"Gue, Jason, sama Jessica pake mobil nyari Karamel juga deh."

"Makasi ya kalian semua sahabat gue paling baik... Thanks."

Mereka semua memeluk hangat tubuh Kennaldy. Mengalirkan rasa kehangatan dan kekuatan satu sama lain.

Sahabat adalah orang yang hadir disaat susah, menerima segala kelemahan dan menghargai kelebihan yang dimiliki.

"Itukan gunanya sahabat."

"Saat susah seneng duka bahagia kita selalu sama - sama."

"Iyaa.."

"Yap, bener banget."

Mereka melanjutkan perjalanan mencari Karamel. Sedangkan Kennaldy mengantar Jullia ke rumah sakit.

Kennaldy dan Jullia berhenti di depan rumah sakit yang berada tidak jauh dari komplek perumahannya.

"Aku temenin Bunda masuk ke dalem ya."

"Kamu yakin? Mama cuma mau ambil pesanan obat dari Dokter Leo."

"Ken ga mungkin ninggalin Bunda sendirian."

"Iya terserah kamu aja deh. Makasi ya."

"Sama - sama Bunda."

Kennaldy menunggu di ruang tunggu sedangkan Jullia masuk ke ruang dokter.

Pandangan Kennaldy berkeliling memperhatikan rumah sakit itu. Lalu fokus pada ponsel yang berada di genggamannya.

"Kennaldy?" ucap Anna heran

"Loh? Tante Anna? Tante kenapa bisa ada disini?"

Kennaldy membulatkan kedua matanya, disatu sisi ia merasa ada sedikit celah untuk bisa bertemu kembali dengan gadis yang ia cari selama ini. Namun, disisi lain entah mengapa terbesit rasa khawatir dihatinya.

"Ini tante dari kantin  habis cari makan. Hm, Tante duluan ya."

Anna berjalan melewati Kennaldy dengan wajah gugup seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

Kennaldy pun tidak tinggal diam. Ia memutuskan untuk berlari kecil mengejar Anna dan mencoba bertanya sesuatu yang selama ini terpendam dihatinya.

"Em. Tante tunggu." panggil Kennaldy

Anna sempat menoleh namun tidak lama dan dengan sengaja ia mempercapat langkah kakinya.

"Tan, tante tunggu."

Kennaldy berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Anna, laki - laki itu berhasil meraih tangan Anna lalu menggenggamnya erat agar Anna tidak lagi menghindar darinya.

"Tante tunggu, Ken mau tanya sesuatu sama tante." ucapnya memohon

"Kenapa Ken? Maaf, tante tidak punya banyak waktu."

"Tante pindah rumah? Beberapa kali Ken berkunjung ke rumah tante tapi sepi terus."

"Sudah satu minggu tante tidak pulang makanya rumahnya sepi."

"Tante, Ken boleh nanya lagi?"

"Apa?"

"Kalau boleh tau Karamel kemana? Dia ga masuk sekolah selama satu minggu. Apa dia balik ke London?"

Ini yang Anna takutkan, ia tidak bisa menceritakan semuanya. Anna merasa terpukul bila seseorang bertanya tentang keadaan gadis itu.

Anna kembali menangis ia mengingat kembali kejadian malam itu, kejadian dimana ia menemukan Karamel yang sudah berlumuran darah dan sekarang ia mengalami koma.

"Tante, kenapa nangis?" tanya Kennaldy ragu, kedua tangannya meraih pundak Anna memberi kekuatan karena Anna mulai terisak. "Apa---ini ada hubungannya sama Karamel?"

"Koma. Karamel koma, Ken" ucap Anna lesu

Tangisnya semakin pecah, nafasnya tercekat ketika mengingat malaikat manisnya itu.

"Ko--Koma?"

"Sudah satu minggu dia ga sadar."

"Ja.di.selama.ini.karamel.sa.kit.?"

"Iya."

Seperti ada ribuan pisau yang tertancap dihati Kennaldy, pertahanannya runtuh ketika mendengar pernyataan dari Anna.

Kennaldy menyesal karena ia tidak tau apa pun tentang ini.

"Loh? Ken? Ada Anna juga?" ucap Jullia tersenyum kaget

"Kalian kenapa? Ada apa?" pandangan Jullia berubah menjadi khawatir

"Ternyata Karamel koma, Bun. KARAMEL KOMA!"

Wajah Kennaldy memerah. Ia tak menyangka bila Karamel sakit.

Kenapa bisa gue ga tau?!

Kenapa gue ga berusaha untuk nyari Karamel?

Kenapa gue baru ketemu sekarang?

Kenapa Karamel Koma?

Apa yang dilakukan gadis itu?

Kennaldy mencoba menenangkan dirinya. Ia harus bisa menahan rasa kecewa itu.

Ia hanya berharap bahwa Tuhan akan memberikan kesempatan agar ia bisa membahagiakan Karamel.

Karamel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang